polar bear and cherry ;gyulhoon

931 146 23
                                    

Asrama terasa sepi, sebagian besar trainee menghabiskan waktu 'terakhir' mereka dengan berkumpul diaula atau ruang latihan, tak sedikit juga yang memilih memisahkan diri seperti Seungwoo yang berada ditaman tengah menghubungi Byungchan dan tentu saja Sihoon itu sendiri.

Sihoon tersenyum tipis memandang keseluruhan kamar yang belakangan ia tinggali selama hampir lima bulan. Mulai esok ia tak akan menghabiskan seperempat malamnya lagi disini.

Suasana ricuh kamarnya kini tak lagi sama. Sepi tanpa penghuni, hanya Sihoon disana seorang diri tengah merapikan baju yang harus ia bawa pulang. Ya, malam ini ia tersingkir. Sihoon tak berhak marah pada siapapun, ia hanya merasa kecewa dengan dirinya sebab belum berusaha lebih keras lagi. Namun biarlah, setidaknya adiknya-- Lee Eunsang dapat bertahan dan masuk dalam jajaran kursi nyaman. Omong-omong, apa Eunsang akan baik-baik saja tanpanya? Ah- benar.. ada banyak teman sebayanya juga para hyung yang pasti menjaga adiknya itu.


Tag nama bertuliskan dirinya ia lipat rapi kemudian disimpan dalam kopor. Untuk kenangan katakanlah begitu. Sebagian besar timnya harus pulang malam ini, seperti Suhwan yang sudah dijemput oleh orang tuanya. Atau seperti Hyeonsu dan Sunho yang tak kembali ke kamar memilih bersenang-senang dengan trainee lain. Sementara yang tetap bertahan, Yuvin dan Donghyun, Sihoon berharap mereka termasuk orang-orang yang akan berhasil debut sebab Sihoon tahu jika keduanya pantas.

"Cherry."

Sihoon menoleh sejurus kemudian tersenyum lembut mendapati prianya yang memandangnya sendu. Ini rahasia, ia dan Hangyul sebenarnya telah berkencan! Kapan tepatnya ia tak bisa memberitahu itu rahasianya dengan Hangyul.

"Ada apa dengan wajahmu tuan tampan? Ya Tuhan-- mengapa hari ini banyak sekali yang menangis padaku? Kemarilah, sepertinya kekasihku yang tampan butuh pelukan." Goda yang lebih pendek.


Tanpa melewatkan banyak waktu, Hangyul langsung saja merengkuh tubuh kekasihnya dengan erat. Menangis dalam diam dalam dekap hangat Kim Sihoon. Hangyul bersumpah akan merindukan kekasihnya.


"Kau pantas maju cherry.. kau bahkan lebih baik dalam segala hal dibandikan aku. Mengapa mereka justru bersikap seperti ini?" Gerutu Hangyul. Sihoon tersenyum sembari membelai rambut tebal prianya.


"Kau juga pantas mendapatkannya polar bear! Kau bahkan cidera saat itu. Yakinkan dirimu jika kau juga pantas menanjak, Hangyul-ie." Dikecupnya belah bibir ramping Hangyul dengan gemas. Sihoon terkadang bingung, kelasihnya itu mungkin memiliki tubuh besar dan kekar tetapi sikapnya benar-benar seperti bocah.


"Aku akan sangat merindukan momen ini kelak Sihoon. Karena demi Tuhan, berada dalam tim yang sama di mana ada Jinhyuk hyung dan Seungyoun hyung hanya membuatku sakit kepala dengan tawa mereka! Oh jangan lupakan Byungchan hyung dan Kookheon hyung juga Hyunbin! Ck kamar benar-benar seperti neraka--"



"Ya, dan kau penghuni nerakanya Lee." Sambar Sihoon cepat.



Hangyul terbahak. Mengusak surai blonde kekasih manisnya dengan gemas. "Mulutmu itu semakin hari semakin pintar berbicara huh Lee Sihoon?"

Yang lebih kecil terkikik geli. "Terimakasih pujiannya. Omong-omong Lee Sihoon tak buruk."

"Benarkah? Baiklah jika begitu mari menikah, dan aku dengan senang hati memberikan margaku untukmu cherry."

Sihoon menjawil hidung bangir si tampan. "Sekalipun begitu, margaku akan tetap Kim dasar polar bear bodoh!" Kemudian keduanya tertawa bersama.

Hingga dimenit selanjutnya keduanya kembali membisu tertelan waktu. Entah sejak kapan Sihoon mengubur diri dalam dekapan Hangyul sementara pria besar itu tak banyak berbicara.

"Hangyul-ah.."


Hangyul mendengung sekenanya tak lupa membelai surai lembut kekasihnya.


"Tunggu aku ya?"



Hangyul tersenyum tipis. Ah-- si pendek itu pasti sedang menangis diam-diam di sana Hangyul tahu betul jika selama syuting eliminasi tadi Sihoon selalu berpura-pura kuat dan menahan tangisnya. Bodoh sekali kesayangannya itu.


"Bukankah seharusnya aku yang berkata begitu? Tunggu aku, dan teruslah genggam hatiku kemanapun kakimu melangkah cherry. Kau mau kan?"


Sihoon menengadah, mengangguk lucu dengan hidung mancungnya yang memerah akibat menangis. Astaga lucu sekali.


"Cium aku."


Senyuman lembut diwajah tegas prianya muncuk sebagai jawaban. Ditangkupnya pipi gembil yang perlahan menirus. "Dengan senang hati Sihoon-ku."




"Aku mencintaimu polar bear." Lirih Sihoon di tengah ciuman mereka. Sementara Hangyul hanya dapat membalasnya dalam diam.







"Aku pun mencintaimu Kim Sihoon."




























gatau nulis apa :> tapi semoga bisa menghibur para hati yg patah
sihoon stan semangat!

open up ;producex 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang