Chapter 26; INSTINCT ㅡ2020

249 69 9
                                    


December, 2020.


"J-Jadi, selama ini kau ... kau berkencan dengan arwah –akh! Dear, ini benar-benar menyakitkan."

Lucas mengusap puncak kepalanya setelah mendapatkan depakan kuat dari Diany. Setelah diabaikan pula oleh Diany dengan decakan sebalnya. Sebab, Diany lebih serius memerhatikan cerita Mark yang baru saja sadar.

"Jadi kalung ini masih melekat bersamamu sejak satu tahun silam?" tanya Diany.

Mark mengangguk. "Tapi anehnya, warna zamrudnya memudar setelah hari itu. Tak seterang saat pertama kali ia memperlihatkannya padaku."

Setelahnya, Diany dan Mark sama-sama terdiam. Usai cerita panjang yang Mark dongengkan tadi, Diany mulai menerka-nerka.

"Bisa saja dia terlahir kembali," celetuk Lucas. Membuat dua orang di hadapannya langsung menolehkan pandangan. Lucas berdecak sebal. "Aku serius," katanya sembari mendudukkan diri di tepi ranjang. "Dalam buku dongeng Naomi, ada kisah tentang dewi yang terlahir kembali usai janjinya ditepati. Meskipun itu dongen zaman−"

"Purba? Iya? Memangnya janji Flamina itu tertuju pada Ledger? Lucas, berhentilah membaca buku-buku sejarah milik adikmu sedangkan kepalamu tak sanggup menampungnya." Diany mulai mengoceh. Terus merecoki Lucas dengan kalimat-kalimat cerewetnya tanpa tahu kalau Mark tengah diliputi pemikiran baru akan hal yang baru saja Lucas katakan.

Perlahan lengannya mengusap permukaan permata hijau itu sembari menerawang.

Flamina .... terlahir kembali....





Chapter 26

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 26.
INSTINCT.





"Diany akan menjemputmu sebentar lagi. Aku harus mengurus beberapa hal di kantor. Kau bisa mengurus administrasimu sendiri, bukan?"

"Kau pikir aku masih kecil? Bahkan remaja zaman sekarang mungkin sudah bisa menjadi pewaris tunggal rumah sakit ini."

Lucas tertawa di seberang panggilan. "Well, terbukti kalau kau sudah membaik dari perkataanmu barusan. Aku tutup kalau begitu."

Mark berdecih sebelum memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana. Menapak ringan menyusuri lorong ruang rawat inap yang tiga hari sudah mengurungnya.

EVERGLOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang