3_

17 4 0
                                        

Jam menunjukkan pukul 22.30 KST. Sunhee masih sibuk dengan laptopnya. Ia sedang melanjutkan naskah buku selanjutnya. Tapi sepertinya dia mulai frustasi karena ide apapun tidak ada di pikiran ya setelah kata "melukai".

Bahkan ia sudah mencari ide melalui beberapa cerita cerita tentang reinkarnasi. Tapi sama saja, otaknya tidak ingin berfikir lagi malam ini. 

Tak lama kemudian ponsel Sunhee berbunyi. Seorang tak dikenal menelfonnya. Ia ragu untuk mengangkatnya atau tidak. Tapi akhirnya dia memutuskan untuk mengangkatnya.

"H-halo? Ini siapa?" Tanya Sunhee

"Aku, Yoon Junghwan" Sunhee langsung melempar ponselnya ke atas kasur. Itu membuatnya terkejut sekaligus membuat jantungnya berdetak dengan sangat kencang

Ia sedikit memukul pipinya serta menyubit tangannya, agar ia bisa tau apa.ini sebuah mimpi atau bukan.

Suara Junghwan yang terus memanggil Sunhee lewat telfon itu, membuat Sunhee kembali memgambil ponselnya

"Ma-maaf ka, tadi anu..mm Kyung shim manggil hehe" Ujar Sunhee

Junghwan ikut tertawa kecil lewat telfon. Membuat Sunhee makin merasakan jantungnya terus berdetak kencang.

"Eumm sebenarnya ada apa ya ka? Malam malam telfon?" Sunhee bertanya antusias

"Besok, apa kita bisa makan bersama di kantin? Atau membaca buku di perpustakaan? Ah mungkin hal lain yang bisa kita lakukan. Apa bisa?" Junghwan tersenyum licik di balik suara yang terdengar manis itu.

Pertanyaan itu langsung membuat Sunhee merasa di perutnya terdapat banyak kupu kupu yang berterbangan. Jantungnya sama sekali tidak bisa di kontrol saat ini. Pipinya memerah, benar benar seperti kepiting rebus atau sebuah tomat yang baru matang dan segar.

Sunhee terdiam membeku di tempatnya. Ia sama sekali tidak bisa berkata apa apa. Ia terus mencerna semua perkataan Junghwan, bahkan ia masih mengira bahwa ini hanya mimpi indah semata.

"Sunhee?" Junghwan memecah lamunannya.

"I-iya ka" Dalam hitungan detik Sunhee menjadi seseorang yang kebingungan. Entah harus berbuat apa, yang sedari tadi dia pikirkan hanyalah "apa ini hanya mimpi?" itu saja.

"Apa kita bisa melakukan yang tadi aku sebutkan?" Junghwan kembali beryanya.

"Eumm.. I-iya ka bisa" Dari balik telfon sana Junghwan tersenyum miring, setelah mendengar persetujuan dari Sunhee.

Tapi, Junghwan tidak pernah tau jika akan ada seorang anak yang di lahirkan dengan darah seorang mafia, yang akan mengincarnya seperti seekor serigala kelaparan yang akan memangsanya.

             ********

Jam menunjukkan pukul 06.00 KST. Diluar rumah besar bercat putih itu terparkir mobil hitam.

Eunsang terlihat sedang melahap sarapannya. Dia sama sekali tidak menggubris perkataan neneknya. Dia hanya mengangguk dan mengangguk.

Namun, yang neneknya tau, Eunsang hanya pindah sekolah itu saja. Neneknya tidak tau kalau Eunsang akan melaksanakan tugas yang mungkin itu tidak jauh dari seorang mafia. Bedanya ini menjaga anak sekolah bukan presiden atau artis artis ternama seperti BTS dan EXO

"Aku harus berangkat nek, jaga dirimu baik baik. Aku akan telfon bibi Hwang untuk segera kembali dari Jeju" Eunsang berpamitan dengan neneknya.

"Baiklah, hati hati.. Belajarlah dengan benar. Agar kau bisa tunjukkan pada ayahmu. Kalau kau bukanlah orang lemah. Buat ia menyesal telah meninggalkan kita Bertiga" Kata kata neneknya sukses membuat Eunsang ingin sekali menangis.

Jingga Dan Senja ; LEE EUNSANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang