"aku tak sepertimu jungkook"
kalimat itu terus terngiang-ngiang di kepala jungkook. apanya yang beda? apa dia tak mampu?. itu pertanyaan yang langsung melintas di kepala jungkook saat mendengar hal itu karena awalnya mereka hanya membicarakan masalah kamar dan lantai. ruang rawat inapnya memang cukup mahal. ia yang memintanya karena karena ia tak mau diganggu oleh orang lain. tapi dia?
dan satu lagi. gadis itu selalu terlihat ceria tanpa ada beban sama sekali. ia sendiri sempat curiga. apa gadis itu hanya berpura-pura untuk menarik perhatiannya? atau dia memang menyembunyikan sesuatu? hayoung benar-benar tak terlihat seperti orang sakit. dia tak memiliki beban apapun sepertinya.
bagaimana cara membuka mulutnya yah? dia pasti menutup rapat-rapat segala hal yang dimilikinya. benar-benar gadis yang misterius!. batin jungkook bingung. apa ia harus jujur dulu agar gadis itu mau buka mulut? dia benar benar terlihat penuh rahasia dan pasti memiliki sesuatu dibalik perangainya yang riang. dia tak mungkin menemui jungkook secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas, benar bukan? apa jangan jangan sebenarnya dia yang ingin bunuh diri?
aku harus menemuinya sekarang!. pikirnya cepat. namun sesuatu menghalanginya. perawat datang mengantarkan sarapan dan obat untuknya. tak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, ia langsung menanyakan dimana kamar hayoung.
"oh hayoung? dia ada di kamar 220. memang ada apa?"
"ani, hanya ingin tahu saja"
"oh ya, dokter mengatakan kalau ada jadwal kemoterapi untukmu besok. bersiaplah"
"ah, ne ,kamsahamnida"
perawat itu keluar,sementara kepalanya dipenuhi oleh bayang-bayang akan sesuatu yang mengerikan. ia harus buru-buru menemui hayoung!
tapi dimana ia berada sekarang? dia tak mungkin pergi ke rooftop lagi mengingat gadis itu tak menyukai angin yang terlalu kencang. lalu bagaimana aku bisa menemukannya mengingat rumah sakit ini sangat luas. batinnya bingung. hanya kemungkinan kecil ia bisa menemukannya.
setelah melahap sarapannya dengan buru-buru, ia langsung beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan keluar pintu. kanan atau kiri ya?. batinnya bingung. namun ia memilih untuk berjalan kearah kiri dan turun menuju bangsal anak-anak. sebenarnya ia juga tak tahu kenapa berjalan kesini. ia hanya mengingat kata-kata hoseok kalau perempuan pasti menyukai anak-anak.
jungkook menemukan bangsal itu tepat di sudut ruangan. tapi kenapa sepi sekali ya? apa disana tidak ada orang?. pikirnya bingung. namun ia tetap berjalan kesana untuk memastikannya dan membuka pintunya dengan perlahan. dan benar saja, nampaknya ia akan mempercayai kuda itu besok-besok.
gadis berambut hitam itu sedang duduk diatas kursi sementara salah satu tangannya memegang buku cerita yang lumayan tipis sementara tangan yang satunya bergerak aneh. banyak gerombolan anak anak yang duduk dibawahnya. hati jungkook mendadak hangat menatap wajah cantik-teduh yang sedang memeragakan cerita itu. tanpa ia sadari kedua sudut bibirnya melengkung keatas, membentuk seulas senyum manis di wajah tampannya.
"lalu, sang putri mengangkat kodok itu dengan kedua tangannya, dan –"
kalimatnya terputus saat manik gelapnya menemukan manik coklat jungkook yang sedang tersenyum menatapnya dari arah pintu.anak-anak yang sedang menunggu kelanjutannya pun bingung kenapa sang narator mendadak berhenti. akhirnya salah satu dari gadis kecil itu menoleh dan mendapati jungkook disana.
"ah! ini pangeran kodoknya!!"
hayoung segera tersadar dan menggeleng kecil tanpa bisa menyembunyikan senyum manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let go
Teen Fiction"Aku hayoung" . . . . Berawal dari sebuah pertemuan yang mengejutkan, bahkan hampir membawa kesialan bagi salah satu pihak. Namun takdir menyelamatkannya. Tidakkah hidup ini cukup adil? Bagiku, tak ada hal baik yang kurasakan setelah hari itu...