MFAL 01

4.3K 274 3
                                    

Tungkai kaki mungil itu tak hentinya berjalan dengan penuh kecepatan, di tangannya menangkup setelan jas almamater kampusnya. Rambutnya yang bermodel mullet dengan warna hitam itu tertiup angin yang menyiur lambai.

Digenggamannya ada sebuah handphone yang bercorak moomin, ia terus berjalan cepat di sepanjang koridor departemen kesenian, tak banyak yang kenal dirinya, dia hanya mahluk tak terlalu kentara yang mana dia hanya ansos tanpa minat menerubung sebuah keramaian.

Didalam tas hitamnya tersembunyi alat lukis yang merupakan mata pelajarannya hari ini, rambut mullet yang berbalut topi hitam itu sesekali bergoyang seiring ia berjalan, hingga saat terakhir rambut itu tak tertiup angin dan topinya terjatuh.

Dia meringis kala siku dan bokongnya mencium dengan tidak elit lantai koridor fakultas kesenian yang ia pijaki. Di hadapannya ada si penabrak bahunya,

"Aish!" desisnya kesal. Namun, sebelum ia benar-benar meledakkan amarah, sebuah tangan terulur di depan wajahnya.

"Lo tidak apa-apa?"

Suara itu, yang Langsung membuat darahnya berdesir cepat seiring jantungnya memompa dengan anomali. Ada apa ini, mereka baru bertemu, tapi apa dirinya merasakan jatuh cinta pandangan pertama, aneh huh!

Saat kedua kulit berbeda warna itu saling menyentuh, jantung keduanya bekerja dua kali lebih cepat dari normalnya detak jantung. Seperti familiar namun berbeda tempat.

"Duh, maafin gue ya? Ceroboh banget gue." ucap si penabrak dengan nada menyesal. Di saat ia mendengar pemuda berambut mullet meringis saat berdiri.

"Aku nggak apa kok. A-aku permisi." si rambut mullet melepas tautan tangan mereka dan pergi dengan tergesa melewati pemuda penabrak.

Ada perasaan tidak rela ketika tautan itu terlepas, perasaan nyaman yang muncul memberi afeksi tersendiri bagi mereka berdua dengan agak ikhlas harus melepas satu sama lain karena mereka sama-sama orang asing yang kebetulan bertemu.

MFAL

Fireflies. Lagu itu terus mengalun dengan merdu menemani malam sunyi pemuda berkulit tan yang tengah tidur telentang di atas king sizenya, kejadian tadi siang terus menerus muncul dibenaknya, ada perasaan aneh yang terus mendera di hatinya kala wajah pemuda berparas manis berambut mullet itu melintas.

Bibirnya terkembang senyum tipis sarat akan kesenangan pada relung hatinya, ada yang familiar pada pemuda itu, iya parasnya begitu familiar di matanya, ia ingin sekali merengkuh awak mungil pemuda itu, namun ia dan dia hanya orang asing yang terjebak dalam garis serendipity.

"Donghyuck! Turun, Nak!"

Seruan keras dari bawah membuat Donghyuck mendecak kesal. Pasti mamanya akan pergi lagi, tanpa ada rasa niat untuk menyampaikan kasih sayang lagi untuknya. Meskipun berkecukupan, ia merasa haus lebih. Dengan berat hati ia turun dari kamarnya menuju lantai bawah.

"Papamu pulang besok. Jadi mama mau menginap di rumah bibimu. Kamu jaga rumah!"

"Ya."

Mamanya pergi begitu saja tanpa meninggalkan kecupan kasih sayang ataupun pelukan seorang ibu. Donghyuck hanya diam dengan wajah datarnya, setelahnya ia menutup pintu utama yang besarnya tiga kali lipat dari ukuran pintu normal. Setelahnya ia naik ke lantai atas.

"Aku rindu kalian."

Semerbak harapan menguar lewat bibir berbentuk love milik Donghyuck, ia menangis dalam diam. Sampai akhirnya dia benar-benar tertidur pulas. Wajahnya tenang tanpa beban sedikitpun. Parasnya yang tampan membuatnya semakin dewasa tatkala menampilkan ekspresi tanpa beban.

"Imposebile?"







Tbc!

500 words per part mulai sekarang^°^

Kcuali memng gk bsa kpotong ya..

Gue and kdywifeu back to squel of Fireflies story!

Ingat, cerita ini versi baru dri Fireflies yg sblumnya, maka ini berisi tentang reinkarnasi semua tokoh yg ada di crita sblumnya, ttg prolog itu msih jd kta knci dan misteri d dlm crita ini^°^

See you the next part.

-kdywifeu
-yuliana270596

Vote and komen juseyoo~
^°^
©kdywifeu

MFAL || HyuckRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang