Langit dan Bumi

22.8K 1.9K 128
                                    

HAPPY READING NOMIN FANS!!!



*****
Lee Jeno

"Anda akan menyetir sendiri tuan?" tanya seorang dengan seragam rapi dan berbadan tegap pada Jeno.

Tanpa mau repot-repot menjawab Jeno hanya mengangguk. Lelaki didepannya itu sedikit membungkuk dan meninggalkan Jeno sendirian.

Jeno memasuki mobil keluaran terbaru itu dengan tenang, menarik napas, mencium aroma kerja kerasnya. Lalu melaju dengan kecepatan sedang ke sebuah club mewah yang telah lama menjadi langganannya.

Mata lelahnya nampak mengerikan, ia minum sendirian di ruang VIP yang tembus pandang hingga lantai dansa di bawahnya, ia tidak pernah punya minat untuk menginjakkan kaki disana, yang ia lakukan setiap kali berkunjung hanya minum hingga ia muak.

Jeno menuangkan minuman yang terasa panas di kerongkongan itu lebih banyak lagi hingga suara heels mendekat, Jeno hapal ketukan langkah yang tidak begitu panjang itu.

"Kau selalu minum sendirian tuan, mau ku minta seseorang menemani mu?" Seorang wanita yang tampak sekitar 30 tahun'an duduk di sofa depan Jeno. Bibir ranumnya terangkat melihat ekspresi Jeno.

"Kau selalu baik, tapi maaf aku bosan" Jeno menolak halus.

"Masalah apa lagi sekarang? Apa kau diminta untuk segera menikah lagi? Atau perusahaan mu dalam masalah besar?"

Senyum miring tersungging dari bibir Jeno.

"Aku terlalu pintar untuk membuat perusahaan ku dalam masalah nyonya" Jeno menuangkan minuman keras itu pada sebuah gelas yang masih kosong. "Lebih baik kau yang menemani ku dari pada jalang-jalang itu"

Wanita itu meraih gelas di depannya dan meneguknya tanpa ragu.

"Maaf sebelumnya tuan, tapi saya juga sibuk. Ada banyak tamu VIP yang ingin saya temui"

"Kau hanya menghindari ku Laura, atau kau sudah kehabisan yang profesional untuk melayani ku" Jeno melepas paksa dasinya, lalu membuka jasnya, melepas dua kancing teratas kemeja putihnya.

"Aku tidak kehabisan, hanya saja standar mu itu terlalu tinggi tuan" Laura tertawa melihat raut dongkol Jeno saat dia disinggung.

"Aku hanya mencari yang masih bersih dan tidak pernah di sentuh, apa itu sulit?" Jeno bersender dengan tenang di sofanya.

Laura berdiri dan mendekati Jeno, menundukkan tubuhnya agar sejajar dengan Jeno membuat Jeno dengan mudah melihat belahan dadanya, ia terus mendekat hingga jarak wajah mereka hanya 5 centi. Tersenyum manis lalu berbisik.

"Sulit tuan, pesanan mu itu tak mudah untuk di cari. Jadi sebagai gantinya kau boleh minum apapun yang kamu mau malam ini" Laura mengecup pipi kiri Jeno lalu berlalu.

"Antarkan yang paling mahal" lirih Jeno sebelum Laura menghilang dibalik pintu.

Laura hanya mengangguk dan meninggalkan Jeno kembali dengan dunianya. Dunianya yang penuh hingar bingar namun terasa hampa.



*****
Jeno sibuk dengan ponselnya saat seseorang masuk mengantarkan minumannya. Lelaki itu seperti bersimpuh didepan Jeno untuk meletakannya cemilan kecil dan sebuah wine mahal. Ia membuka penutupnya lalu menuangkannya ke dalam gelas, gelagatnya tidak terlalu pro, mungkin baru batin Jeno.

Awalnya Jeno cuek namun beberapa saat kemudian ia memperhatikan arah pandang lelaki itu. Lantai dansa!! Sendari tadi pandangannya sambil bekerja tak lepas dari lantai dansa.

"Apa kau bisa bekerja dengan becus??" Bukan hardikan tapi cukup membuat orang didepannya itu terkejut.

"Oh shit" cicitan kecil itu terdengar di telinga Jeno. "Maaf tuan akan ku bersihkan" pelayan itu meraih dompet Jeno yang basah karena wine yang ia tuang melebihi isi gelasnya.

Skip and KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang