HAPPY READING NOMIN FANS!!!
*****
Jaemin memijat pelipisnya, pusing kembali menyergap, ia akhir-akhir ini selalu lembur. Belum lagi banyaknya tahanan yang harus ia periksa."Jaem balik yuk?" Renjun menghampiri Jaemin yang masih berkutat dengan komputernya.
"Duluan aja bang, gue dikit lagi nih"
Renjun ingin protes tapi malas, ingat bertapa keras kepalanya seorang Jaemin.
"Ya udah, jangan malem-malem banget, simpan tenaga buat besok" Renjun menepuk bahu Jaemin kemudian meninggalkan lelaki itu seorang diri.
30 menit kemudian Jaemin pamit pada bagian penjagaan menuju mobilnya di parkiran. Setengah 1 malam, ia berkendara pelan menuju apartemennya.
Jaemin membuka kulkas, mencari sesuatu yang dapat ia makan dengan cepat, dan ramen adalah jawabannya.
Baru saja Jaemin menyuap, bel alarm pintu apartemennya berbunyi. Bunyi khas password yang ditekan membuat Jaemin mengerutkan dahi. Ia pikir mungkin tetangganya yang sering mabuk-mabukan salah kamar sehingga berusaha membobol kamarnya.
"Ishh manusia itu memang harusnya dimasukan sel saja" omel Jaemin.
Dengan langkah besar Jaemin menghampiri pintunya.
Mulutnya terbuka lebar saat seseorang roboh dalam pelukannya.
Jaemin hampir terjatuh menopang tubuh yang lebih besar darinya itu.
"Hoiii" Jaemin berusaha menyadarkan Jeno, namun ia tidak mungkin membuat kegaduhan untuk menyadarkan manusia itu.
"Tuhan ini lebih buruk dari yang gue pikir" Jaemin pasrah dan memapah Jeno masuk. Membaringkan lelaki itu di sofanya.
"Harus di apakan manusia mabuk ini?" Pikir Jaemin, ia memang sudah sering mengurus Haechan yang mabuk tapi tidak sampai separah ini.
"Woii bangunn" Jaemin mengguncang-guncang tubuh itu tapi percuma.
"Kok bisa nyasar sampe sini sih ni manusia" Jaemin kelimpungan sendiri dan berakhir dengan pasrah, mungkin memang nasib buruk masih berpihak padanya.
*****
Jeno hampir tidak mampu membuka matanya, kepalanya terasa dihimpit benda berat, pusing. Ia mengerang pelan sembari berusaha duduk.Selimut menutupi badannya, sepatunya sudah tergeletak di bawah, jas mahalnya sudah bertengger di senderan sofa, Jeno tidak lupa ia mabuk berat semalam yang ia lupa adalah bagaimana bisa ia berada disini.
"Lo harus pergi sebelum gue balik"
Senyum kecil tampak diwajah Jeno saat membaca pesan itu. Jaemin memang menggemaskan. Pesan itu diletakkan diatas sebuah wadah nasi.
Selesai dengan sarapannya Jeno tidak langsung pergi, ia melihat-lihat isi ruangan itu.
Berantakan adalah kesan pertama Jeno, beberapa foto dengan pigura hitam polos tertata di atas sebuah meja. Foto Jaemin yang tengah tersenyum lebar memeluk seorang wanita yang terlihat mirip dengannya.
Lalu ada foto keduanya dengan gaya resmi dan Jaemin yang tengah menunjukan ijazah kelulusannya. Ia lulusan akademi kepolisian, selain itu lelaki itu tidak punya foto lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Skip and Kiss
Short StoryLee Jeno, pengusaha kaya yang kesepian. Na Jaemin, polisi tangguh yang butuh belaian. Baca dulu lah, jangan liat depannya doang. Kalo nggk suka tinggalkan, kalo suka monggo klik bintang dan kasih komentar, simple right? BOY×BOY NOMIN