1

15.6K 1.8K 189
                                    

HAPPY READING NOMIN FANS!!!

*****
Jaemin bangun dengan perasaan tidak enak, kepalanya terasa pusing. Ia berniat minum obat, tapi sebelumnya ia harus sarapan dulu. Ia berjalan menuju kamar mandi lalu memasak sesuatu untuk di makan.

Keadaan apartemennya yang seperti kapal pecah tidak ia pedulikan, kertas berhamburan sana-sini, beberapa lembar bajunya juga berserakan, piring kotor pun belum di cuci.

Ponselnya berbunyi, menampilkan nama yang paling malas untuk dia angkat.

"Siap ndan"

"Kamu Jaemin bikin masalah ya kemaren? Kalo kamu nggk bisa becus mengumpulkan info setidaknya jangan bikin masalah. Kamu tau kan berapa bulan sudah kita memburu mereka. SAYA TIDAK MAU TAU, KALIAN HARUS TUNTASKAN KASUS INI"

Telpon di tutup bahkan sebelum Jaemin sempat menjawab.

"Sialan!!" Maki Jaemin. Ia meraih dompetnya lalu berjalan keluar, meninggalkan apartemennya.

Seorang tersenyum dari balik kaca mobilnya.

"Ikuti dia" perintah mutlak membuat mobil mewah itu membuntuti Jaemin hingga ia tiba di sebuah cafe.

"Ahh sialan, apa yang harus gue lakuin sama berandalan-berandalan ini" Jaemin membuka buku hitamnya, isinya penuh wajah-wajah kriminal buruannya serta info yang menurutnya belum cukup untuk meringkus para berandalan itu.

Saat Jaemin sibuk dengan ponselnya. Seseorang terus memperhatikannya diseberang sana.

Jaemin meneguk kopinya dengan santai, berusaha rileks walau kepalanya terasa berat. Kasus yang sudah gantung selama berbulan-bulan itu harus di pecahkan, sedangkan ia dan tim menghadapi kebuntuan dalam melancarkan penyusupan. Karena target mereka bukan main, bukan orang amatiran.

Setelah segelas kopi itu habis, Jaemin bukannya merasa lebih fresh, ia malah terus mengucek matanya.

"Terima kasih" Jaemin tersenyum pada pelayan manis yang memberinya kembalian. Entah perasaannya saja atau bagaimana ia merasa jalannya mulai sempoyongan seperti orang mabuk.

"Kau butuh kasur untuk istirahat baby" bisik seseorang saat melihat mangsanya melemah.

*****
Jaemin terbangun dengan kepala berat, matanya hampir tidak bisa dibuka. Indranya merasakan ia berada di tempat yang asing. Dengan erangan kecil Jaemin berusaha mengumpulkan kesadarannya.

"Kau sudah bangun manis?" Suara itu mengagetkan Jaemin.

Jaemin memincingkan matanya, ia menggelengkan kepalanya kekiri dan kekanan beberapa kali. Ia terdampar, dengan seseorang yang mungkin saja ingin mencelakakannya atau hanya sekedar ingin bermain dengannya, Jaemin sudah biasa.

"Sepertinya kau belum cukup sadar untuk mengenali ku" Senyum licik tergambar jelas. Gestur tegap itu duduk tenang di sofa depan kasur tempat Jaemin terdampar.

"Apa gue pernah mukul lo? Atau gue pernah masukin lo dalam penjara?" Tanya Jaemin dengan kesadaran yang masih minim.

Jeno tertawa, orang ini lucu dan menggemaskan.

"Kau bahkan melalukan hal yang lebih buruk. Kau memaki ku hanya karena sebuah dompet"

Jaemin beringsut dan berusaha berdiri, ia perlahan ingat kejadian beberapa hari lalu. Lelaki itu adalah orang yang membuatnya di pecat dan membuat Haechan harus melakukan pengintaian sendirian di dalam club mewah itu.

"Ah si orang kaya sialan" Tunjuk Jaemin dengan berusaha berdiri tegak. Sesuatu dalam badannya terus berusaha membuatnya berbaring di atas kasur mahal itu.

Skip and KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang