Setetes air dari langit jatuh kemudian disusul tetesan air selanjutnya berlomba-lomba untuk mendarat ke muka bumi dan mengalir tanpa batas hingga kesuatu muara terbentang luas.
Angin dingin berhembus luas dibulan Oktober menandakan musim hujan telah dimulai, tangan terbalut kain tebal terjulur keluar menangkup butir-butiran air yang menggerojok kebawah melalui atap rumah, sementara tubuh terbungkus jaket tebal tengah berdiri disudut balkon, syal yang dibiarkan mengantung dilelernya terjatuh kelantai.
Matanya terlihat membekak dengan garis hitam disana tidak menutup kemungkinan jika pemuda itu dalam keadaan baik.
Kejadiaan 7 hari kemaren dimana Yifan memperkosa bibirnya secara paksa masih terngiang dikepala, bayangan itu masih berada di memori otak yang setiap saat menghantui dengan perasaan aneh juga jantung memompa begitu cepat hingga sampai hari ini.
Dan dari kejadian itu Yifan menghilang begitu saja, bagaikan ditelan bumi. Seharusnya Chanyeol merasa senang dan lega, tapi entah mengapa didasar hatinya merasa ada kekosongan. hampir satu bulan hidup dengan Yifan cukup membuat dirinya terbiasa.
Dan ciuman itu adalah hal pertama dalam dihidupnya selama kurang 19 tahun dan Yifan mengambilnya begitu saja.
Chanyeol menghirup nafas dalam-dalam sebelum merebahkan tubuhnya. sementara saat itu hari mulai tertutup oleh awan hitam yang mengumpul menjadi satu menelan matahari dalam waktu bersamaan.
"Aku merindukan mu."
.
.
.Warna putih.
Adalah warna yang dianggap suci dalam simbol religius, namun apa kalian tau jika warna itu memberikan kesan menyeramkan kala sekujur tempat dipenjuru ruang yang ia lalui terlihat hampa.
Yifan berteriak frustasi kala setiap langkah ia ambil sama sekali tidak merubah keberadaanya ditempat ini.
Tidak ada suasana yang menyenangkan, langkah kaki dan derup nafas seakan nada pengiring.
"Apa ada yang salah dengan muka ku, berhenti menatap ku seperti itu!." Nostalgia Yifan kala itu membuatnya semakin linglung.
Yifan yang tengah duduk menarik seringainya dan bergerak mendekat. "Memang nya aku salah? atau...
"Fuck! Ngomong lagi aku tabok." Erang Chanyeol memberi ancang2 memukul sebelum menutup wajahnya dengan buku yang ia baca kala itu.
Yifan terkekeh. "Mau dong ditabok pakek..." Ucapnya memberi jeda. "Bibirmu lalu ditambah lumatan, Akhaaaa!." Teriaknya karna terjungkal saat Chanyeol bangkit dari kursi panjang yang mereka tempati di ruang perpustakaan kampus.
"Rasakan!." Pekik Chanyeol melenggar pergi ketika tangannya dicekal Yifan.
Mata Chanyeol memicing memandang tautan tangan mereka dengan alis terangkat."Apa?." Serunya ketus.
" Apa kau akan selalu membenciku? Chanyeol aku tau itu, meskipun kau tidak mengatakan tapi aku bisa membaca tatapanmu." Yifan bercerita dengan suara serius dan wajah yang tergambar datar.
"Ck! siapa yang membencimu jangan menuduh ku terus, mataku memang begini." Ucap Chanyeol tak kalah seriusanya. "Jangan mengambil kesimpulan yang tidak2." Sambungnya.
Sudut bibir Yifan seketika melengkung keatas. "Maafkan aku, kalau begitu bagaimana kalau kita berteman lebih dekat."
"Berteman dengan makhluk tidak jelas seperti mu?, Ck!." Chanyeol terseyum miring. " Adalah kesalahan besar."
Yifan mengerang merasakan bayangan2 yang ia lalui bersama Chanyeol waktu dulu terputar membuat kepalanya pusing. sinar putih dan kabut putih seketika memudar tanpa Yifan sadari.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM / KrisYeol/Yaoi!
FanfictionYifan benar apa yang Chanyeol alami dan lewati bersama Yifan adalah mimpi indahnya. jika bisa Chanyeol ingin mengulanginya lagi karna bersama Yifan ia merasa nyaman entah dari mana Chanyeol tidak tau. Pairing: Chanyeol x Yifan Warning: Yaoi. boys l...