Kawan Baru

0 0 0
                                    

Udara dingin pagi hari begitu menusuk sampai ketulang yang membuatku enggan beranjak dari tempat tidur ini. Kumandang azan yang bersaut-sautanpun tak lagi ku hiraukan, hingga beberapa menit kemudian…
KREEKKK!!1
Suara pintu terbuka, tak lama kemudian disusul suara seorang wanita yang tidak asing lagi bagiku,
“ Aduh, arek wedok kok molor ae yok opo se iki…., mengko jodohne adoh lo ndukk!!”
Itu suara ibu, suara ibu yang khas dengan logat surabayanya.
Eits, jangan salah sangka ya, meskipun ibuku pakai logat Surabaya, kami tidak tinggal di Surabaya loh, hehehe
Kami tinggal di salah satu kota kecil menengah yang ada di jawatimur, kota ini terkenal dengan sebutan kota marmer loh, coba tebak kota apa hayoo. Kalu enggak tahu cari aja di google, pasti langsung ketemu, hehehe.
Meski begitu, ibuku sangat fasih memakai logat Surabaya, karna dulu beliau dibesarkan disurabaya, beda lo ya, besar sama lahir di sana. ;D
Ok, balik ke alurnya lagi…
Hari ini adalah hari pertama aku masuk universitas, yah berhubung tadi bangunya udah agak telat, solat subuhnya telat, mandinya telat, dandanya telat, masuk kampusnya juga telat deh, hehe dasar.
Ocehan para panitia yang tajampun terasa menyayat di telinga, tapi apalah dayaku yang kalau ada suara masuk lewat telinga kiri langsung keluar lewat telinga kanan, begitu pula sebaliknya. Berbeda dengan gadis disebelahku ini, ssatu kata yang keluar dari mulut senior langsung membuatnya terharu yang membuat air matanya keluar entah sudah berapa liter. Sedangkan yang lainya hanya menundukan kepala. Disini yang telat gak Cuma aku loh ya, ada sekitar 20 maba yang telat.
Berhubung jumlah maba yang telat cukup banyak, kami dibuatkan barisan sendiri yang langsung menghadap kea rah matahari terbit. Perlahan tapi pasti, sang surya mulai menerpa kami mulai dari ujung kepala hingga kaki, upacara pembukaan belum selesai padahal jam sudah menunjukan pukul 09.00 WIB. Tubuhku terasa basah dan lengket akibat hujan keringan yang terus mengalir. Huh, beginikah nasib maba??

Dua RupaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang