Khusna Azzila

0 0 0
                                    

“Tersenyum adalah caraku meringankan beban dalam dadaku”
Khusna Azzila –
Langit yang biru di hiasi dengan serabut awan yang berserakan rapi nan indah serta sinar sang surya yang menyilau terang membuat mataku tak bias luput menatap langit dari jendela, berangan-angan akan sebuah mimpi yang belum tercapai, memberikan kedamaian dalam hati dan pikiran.
“ Khus, apa kamu sudah menentukan ingin ikut UKM apa?”
Suara itu seketika membuyarkan lamunku dan memaksaku menoleh kearahnya, itu ketua kelas, Rian.
“ Emm, belum nih, aku masih bingung mau ngambil UKM apa. Temen-temen udah pada nyetorin UKM yang dimasukin ya?”
“ Iya, belum sih, ada yang belum dating soalnya. Kalo boleh ngasih saran ya, mending kamu ambil karya tulis aja, kamukan suka nulis-nulis sesuatu gitu.”
“ Boleh juga sih, yaudah deh aku ambil karya tulis aja.”
“ Ok. Fix ya ini, aku tulis lo.”
“ Iya. “
DRRRRTTT!! DRRRRRTTTT!
Ponselku berbunyi, ada pesan masuk dari mama.
BRUKKK!!
“Huh capek juga, akhirnya bisa ketemu kelasnya”
Keluh Afshin sambil merebahkan tubuhnya ke kursi
“ Hai, kamu baru datang? Namaku Khusna, kamu?” Tanya Khusna sambil mengulurkan tangan.
Mataku melihat uluran tangan gadis ini, ada luka lebam ditanganya, “ Afshin” jawabku singkat sambil tersenyum tipis dan membalas uluran tangannya.
“ Hari pertama kok terlambat sih?”
“ Haha, iya. Tadi bangun agak kesiangan” ( gak mungkin juga kan bilang kalau tadi salah masuk kelas. Malu-maluin tau)
“ Oh, lain kali bangun lebih pagi ya.”
Sarannya untukku yang hanya aku balas dengan senyuman dan anggukan kecil.
Gadis ini, maksudku Khusna, dia memiliki wajah yang kalem, tutur katanyapun halus, tapi matanya, ada sesuatu yang tak bisa aku baca dalam tatapanya. Ada apa dengan gadis ini??

Dua RupaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang