Liburan kenaikan kelas telah usai, tentunya membuat beberapa siswa harus datang lebih awal ke sekolah untuk mendapatkan bangku yang mereka sukai, begitu juga bagi dua gadis kembar Arthila dan Agatha.
"Ting..." Suara notif handphone dengan warna biru langit itu. Arthi yang tengah sibuk menyiapkan peralatan sekolah nya pun membuka layar hp nya, terlihat sebuah pesan masuk di sana.
Setelah itu Arthi memasukan ponsel nya ke dalam saku almameter glorius nya.
"Arthila..." Teriak seseorang dari bawah. Arthi tau siapa pemilik suara cempreng itu."Berisik lo!" Arthi duduk di salah satu kursi di meja makan, lalu melahap sandwich yang ada di depan nya.
"Habis nya lo lama banget sih ar, hehehe"
Hanka yang melihat tingkah dua putri nya itu hanya menggeleng sembari tersenyum. Kemudian ia menatap Arthi.
"Arthi, gimana tawaran beasiswa untuk mu?" Arthi menatap Hanya dengan mengangkat sebelah alis nya.
"Jerman? atau Korea?"
"Belum di pikir"
"Pah, bulan depan Aga ikut lomba balet di bandung. Papah bisa nonton?"
"Pasti dong, apa sih yang engga buat Agatha"
"Yay..." Agatha bersorak lalu mencium pipi ayah nya.
Sedangkan Arthi ia beranjak dari meja makan setelah menyelesaikan sarapan nya pagi itu. Hanya menatap punggung putri pertamanya itu dengan sendu, Agatha menyadari hal itu memegang lengan papah nya, membuat Hanya menatap Agatha.
"Sudah tujuh tahun lebih, tapi gak ada perubahan"
"Papah harus lebih sabar, biar Ka Arthi buka hati buat maafin papa"
Agatha mencium punggung tangan papah nya dan berpamitan, ia menyusul Arthi yang sudah dahulu keluar.
"Ar, lo naik apa? Di anter supir yuk bareng gue"
"Motor aja. Duluan" Arthi berlalur dengan motor scopy biru langit milik nya, motor yang sudah lebih dari dua tahun ini menemani Arthi pergi sekolah motor itu di beli nya saat memenangkan olimpiade. Sedangkan sebelum nya Arthi hanya menggunakan sepeda, padahal Hanya ayah nya sudah membelikan mobil namun Arthi tak pernah mau memakai nya.
🍀🍀🍀
Agatha baru saja turun dari mobil nya, ia memasuki gerbang glorius dengan menebarkan senyum andalan nya membuat beberapa siswa baru di sana menatap nya.
"Woy. Jangan kebanyakan senyum lo" teriak Selin di telinga Agatha membuat gadis itu terlonjak kaget.
"Issh, lo. Ngagetin aja, untung gue gam punya riwayat penyakit jantung"
"Habis nya lo senyum-senyum sendiri kaya orang gilak!"
"Jahat ya lo. Gue tuh lagi happy tau gak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arthila dan Agatha
Teen Fiction"Hanya untuk almarhumah bunda..." -Arthila "Kenapa aku tak bisa seperti dia ayah..." -Agatha