Kirani Dewi

51 3 1
                                    

Alarm sudah berdering. Mentari sudah terbit sedari tadi. Aku yang masih tertidur pulas tak menghiraukan itu semua. Hari ini aku akan jadi pemalas karena hari ini adalah hari libur. Mungkin esokpun begitu karena aku Kirani Dewi sudah kehilangan pekerjaannya.

"Dasar lintah.. " kutuk diriku pada seseorang yang ku pikirkan.

Seseorang telah menghianatiku. Bukan masalah pekerjaan yang membuatku begitu mengutuknya. Akan tetapi, ketidak percayaanku karena yang melakukan ini semua adalah sahabatku sendiri. Sahabat kecil yang tak pernah ku pikirkan akan sejahat itu.

Hari itu kami baru selesai cuti kantor.  Entah mengapa rasanya hari itu sungguh berbeda. Semua orang menatapku sinis dan jijik. Aku yang tak tau apapun hanya bisa memasang wajah datar tanpa dosa.

"Gadis murahan..! " teriak seorang wanita kepadaku sambil menjambak rambutku.

"Awww...!!" teriakku kesakitan.

"Berani-beraninya ya kamu gangguin suami saya. Dasar pelakor..!!! " ucapnya padaku.

"Ibu sudah gila ya?  Kapan saya begitu?! " tanyaku melepaskan jambakannya membalas meneriaki dia.

"Mulai hari ini kamu saya pecat..! " ucapnya.

Teringat kejadian itu membuatku semakin berpikir dimana letak kesalahanku. Aku tidak pernah menggoda suami orang terlebih suami atasanku sendiri.

Awalnya aku tidak memusingkannya. Aku memilih pergi. Namun ada yang berbeda. Hari itu sahabatku menghindariku. Dia tidak pernah bisa berbohong jadi sudah sangat jelas aku mengetahui alasannya.

Lagi-lagi jika saja bukan dia, jika saja bukan sahabatku.

***

Duri Terlindung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang