Keadaannya berubah terlalu cepat dalam perkiraan waktu.Dengan serius ia menikmatinya secara harfiah, sangat. Yang menjadi pemandangan belakangan ini sebuah hiburan nyata tanpa menonton televisi ataupun pergi ke bioskop. Apakah sekarang hatinya berubah beku? sepertinya tidak. Dengan pemikiran pendek ia hanya menganggap itu adalah sebuah pilihan yang belum pernah dicoba. Ketika seseorang berkata hidup memiliki pilihan disetiap opsi, inilah yang Alexander Park pilih, menjadi seseorang yang belum pernah ia coba dan jadikan.
Ia melihat pemandangan dramatis yang membutuhkan segunung popcorn di kedua tangannya, sayangnya ia hanya memiliki permen gagang di dalam saku kemeja flanel lalu membuka bungkusan kemudian mengemutnya sambil memata-matai.
Menakjubkan melihat kehancuran seseorang yang mencoba berkali-kali meminta untuk mendapatkan maaf, yang pasti tidak ada secercah tulus dari dalam hatinya.
Dunia bekerja menjadi jahat untuk seseorang namun berkerja baik untuknya, atau belum? atau karma akan datang setelah ini? tidak tahu. Namun pria blonde itu berharap karma bisa di undur hingga acaranya selesai.
Min Yoongi, seseorang yang baru ia kenal sejak pertama kali datang ke kampus ini ― walaupun hanya tahu nama― ia mempercayai lelaki yang sedang berselisih dengannya cukup casanova, tipe pria brengsek yang diam-diam suka menaklukan hati seorang perempuan lain termaksud Jane atau Jennie Kim wanita yang sedang menjadi bahan taruhan mereka ―tapi sepertinya gadis itu yang paling dia prioritasi?
Mau tahu apa yang Jungkook pikirkan saat ini mengenai taruhan itu? candaan, Jungkook menjawabnya sebagai candaan.
Ia tidak masalah untuk pergi dari kehidupan Jennie, memang siapa ia bagi gadis itu? atau lebih tepatnya siapa Jennie baginya? Ia tidak pernah berharap dari apa yang gadis itu lakukan untuknya. Pada akhirnya semua akan berpisah seiring berjalannya waktu entah dalam cara baik ataupun buruk. Walapun Jungkook bukanlah seorang peramal, ia bisa memprediksikan masa depannya bersama gadis itu tidaklah lebih dari sekedar teman atau sudah saling melupakan.
Sudut bibirnya tertarik bersama rambut blond-nya yang sedikit simpang siur terkena angin alami. Menatap seorang yang bertekuk lutut di hadapan gadis Kim tersebut membuat siapa saja mampu berhenti untuk menyaksikan, orang-orang di lantai ataspu serupa. Termaksud Jungkook dari lantai 3 gedung fakultasnya usai menyelesaikan mata kuliah terakhir. Oh, apakah itu menjadi hal yang romantis? bisa saja sih kalau penonton tidak merubah raut mereka menjadi berubah menjadi bisik-bisik bersama gestur yang gadis itu gerakan.
Kasihan, pria itu ditolak ternyata.
Alexander begitu menikmati ketika Jennie menghadang pergi tak perduli Yoongi yang tengah mempermalukan diri sendiri akibat ulahnya
Namun tak lama ia bergegas, menjadikan dirinya dalam mode akting kemudian pergi kemana tempat mereka biasa bernafas dalam satu ruangan.
"Oh, kau disini lagi rupanya- " Jennie memiliki raut lelah setelah melewati pintu dan mendapati alex duduk dengan santai di kursi rapat dengan laptop menyala dan tumpukan buku agar terlihat pintar walaupun sebenarnya memang iya. Apakah akting lelaki itu buruk?