2.1

39 9 31
                                    

️for best reading views, use dark background‼️













Setelah kelas, Hanbin menepati janjinya dengan Kakaknya-dia pulang tepat waktu. Baru saja memasuki ruang tengah rumahnya, Hanbin melihat sosok Namjoon yang tengah terduduk di atas sofa sambil memijat keningnya.

Hanbin berjalan mendekat ke arah Namjoon.

"Duduk." suruh Namjoon saat menyadari kedatangan mereka.

"Ada apa?" tanya Hanbin.

Namjoon ngehela napasnya sejenak sebelum benar-benar menceritakan semuanya kepada Hanbin.

"Pembunuhan berantai. Lagi." saat itu pula tatapan Namjoon sangat serius.

Hawa di ruang tengah mendadak dingin dan, hampa.

"Terus? Apa yang harus gue lakuin? Nemuin biang keroknya lagi?"

"Ini agak susah. Tim gue udah ngelacak marksman itu tapi selalu kebobolan. Oiya, pembunuh berantai ini punya satu dalang, dia bayaran. Gue udah nangkap beberapa penyewa si marksman ini. Kejadian ini udah 2 minggu lamanya, dan gue baru cerita sama lo. Dan kayaknya gue beneran butuh bantuan lo sama temen-temen lo."

"Bentar bang..." potong Donghyuk. "Marksman? Masih satu jenis sama snipper kan? Dan, ada orang yang nyewa marksman ini buat ngebunuh orang lain. Gitu maksudlo bang?"

Namjoon ngangguk sebagai jawaban. "Si Marksman ini pinter sembunyi dan kayaknya dia bukan orang dalam negeri."

"Terus kalo kita mau nyari, kita harus dari mana buat nyelidikin si marksman ini?" tanya Hanbin.

"Tim gue udah nemuin 3 penyewa dalam 2 minggu ini. Mereka udah di tahan. Susahnya lagi, mereka tetep bungkam dan susah buat di interogasi. Udah banyak cara yang tim gue lakuin tapi tetep aja mereka tutup mulut. Gue baru mikir cara agar mereka bisa ngeluarin bukti."

"Ancam keluarga mereka, atau orang terdekat nya mungkin bakal ngaruh bang?" saran June.

Namjon ngegelenging kepalanya. "Gue udah nyoba saran lo barusan Jun. Tapi tau ga? Kalau tiba-tiba keluarga mereka hilang. Gue udah lacak lewat data diri mereka, tapi sanak saudara mereka entah hilang kemana. Gue bahkan tanya ke penyewa itu, tapi malah mereka yang kaget nerima fakta kalau keluarga mereka hilang."

"Hilang? Maksud lo udah ga bisa di lacak gitu bang? Apa mungkin keluarga mereka sengaja di sembunyiin si marksman itu biar si penyewa itu ga beberin soal dia?"

"Bisa jadi. Tanpa ancaman yang berat, kayaknya mereka ga bakal buka mulut."

"Bin... Yakin lo mau ambil tawaran abang lo ini?" tanya Donghyuk memastikan.

Hanbin menghela napas. "Lakukan sebisa kita. Bisa kan? Toh walau abang gue ga ngasih hadiah pun gue kayaknya pengen turun tangan. Gue penasaran." kata Hanbin se-mantab itu.

"Kenapa? Lo takut?" tamya Hanbin ke temen-temennya.

"Bukan itu, masalahnya kita ga punya kekuatan apa-apa gitu loh bin buat nanganin masalah se-gede ini. Untuk masalah yang kemarin it's okay iya kita bisa selesain. Tapi buat ini, kita ga bisa ngelawan dengan tangan se-kosong ini." jelas Bobby.

"Tangan kosong? Lo ga lihat diri lo? Lo pinter bob, lo pinter ngelacak. Lo pinter nge hack. June? Dia pinter bela diri. Donghyuk? Nalurinya kuat. Gue? Gua adalah pelengkap kalian."

"Kita lakuin bersama-sama sebisa kita. Toh, siapa sih yang ga penasaran sama si bajingan ini?"

Bobby, june, donghyuk saling melontarkan tatapan mata.

FairplayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang