2.2

42 8 2
                                    

"Anak muda, sebenarnya dia ada di sekitarmu dan hampir mendekatimu sedikit lagi. Semua ini tergantung kau. Kau harus jeli dalam membedakan. Ada buah pinang yang terbelah menjadi dua."

"Hanya itu yang dapat aku katakan. Setelah ini, ku harap kau benar-benar membantuku dan melindungiku."

Meski Hanbin agak nggak ngerti maksud dari yang di bicarakan oleh tahanan kemarin, tapi Hanbin dan yang lainnya menangkap satu makna.

'orang itu sedang mendekat'

Dan itu yang membuat mereka waspada.

Di hari biasa, mereka melakukan aktivitas seperti biasa di tambah latihan menembak. Perlahan tapi pasti, mereka sudah mulai bisa membidik sasaran dengan tepat sekarang. Mereka juga tidak tanggung-tanggung untuk membawa pistol kecil di dalam tas saat mereka pergi kemanapun untuk berjaga-jaga.

Hanbin, Bobby, Donghyuk, serta June berdiri dalam baris yang sejajar dengan kedua tangan yang mengangkat tinggi tinggi svd dragunov mereka.

Dalam hitungan mundur, mereka harus siap meluncurkan peluru mereka satu persatu pada kambing yang sengaja di lepaskan di jarak 500 meter jauhnya.

Dalam hitungan mundur, mereka harus siap meluncurkan peluru mereka satu persatu pada kambing yang sengaja di lepaskan di jarak 500 meter jauhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(foto adalah pemanis)


"ANGKAT SENJATA KAMU!" teriak Shooter Coach pada Hanbin.

"LIMA..."

"EMPAT..."

"TIGA..."

"DUA..."

"SATUUUUUU!!!! LEPAS!!!!!"

Suara tembakan melesat keluar. Asap yang keluar dari pistol nya seakan menambah nilai estetika. Dan saat itu pula Coach itu menggunakan motornya untuk melihat kambing hasil bidikan mereka.

"BAGUS! OBJEK MATI!" kata coach itu melalui HT.

"Wih keren!" puji ketiga temannya pada Hanbin.

Hanbin menarik menarik sudut bibirnya hingga membuat sebuah senyuman misterius. "Belum apa-apa, ini masih kambing. Gue pastiin marksman itu mati karena peluru gue nembus kerangka otaknya. Liat aja nanti."

————

"Sejak kapan lo tattoo an? Perasaan kemaren belum." tanya Hanbin pada Jena yang sekarang tempat duduknya berada di samping Hanbin, di belakang sendiri.

"Iya belum. Baru kemaren." jawabnya seraya tersenyum bangga.

" jawabnya seraya tersenyum bangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FairplayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang