part 3

7.1K 322 5
                                    

Nisa merasakan aneh pada tubuhnya, tubuhnya Seperti ditindih sesuatu dan benda lembab jatuh di sekitar lehernya.
Nisa melenguh, dia berusaha membuka matanya yang begitu berat.

Saat matanya terbuka dia baru sadar jika tadi malam seseorang telah menyentuhnya hingga pagi hari. Air matanya meleleh, dia mendorong seseorang yang menindih tubuhnya.

Laki-laki itu menggeram, dia menatap gadis yang sudah dia renggut kesuciannya tersebut.

"A--ap yang ka--mu la--ku--kan.... Hiks.... Hiks."

Nisa mendudukkan tubuhnya yang lemas dengan susah payah, setelah terduduk dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos.

Laki-laki yang sudah mengenakan pakaian kantor tersebut menatap Nisa dengan dingin. Dia mendekatkan diri dan merangkum Wajah cantik Nisa kemudian tanpa ragu dia mencium dalam Nisa.

Nisa menangis tersedu-sedu, dia memukul dada Laki-laki itu agar melepaskan ciumannya, tetapi usahanya sia-sia, Laki-laki itu tetap mencium Nisa dengan nafsu yang menggebu.

"Tubuhmu sangat nikmat," ujarnya Dingin setelah melepas ciumannya.

Nisa menatap murka Laki-laki yang ada di depannya. Dia menampar wajah Laki-laki itu, mengapa Laki-laki itu tidak merasa bersalah sedikitpun, setelah kemarin merenggut sesuatu yang sangat dia Jaga.

"Bajingan! Brengsek! Kau sudah memperkosaku! Kau brengsek!" Teriak Nisa kalut. Dia menenggelamkan wajahnya dia Antara kedua lututnya, tidak peduli pusatnya Sangat sakit saat di gerakkan.

Laki-laki tampan itu Memegang pipinya yang terasa panas.

Dia tersenyum sinis, "gadis murahan!" Entah apa yang merasuki pikiran, sehingga kata-kata itu meluncur halus dari bibirnya, padahal dia sendiri tahu, siapa yang pertama kali menyentuh gadis itu.

Nisa Mendongak, matanya sudah Bengkak Karena menangis.

"Saya kira anda tahu, siapa yang pertama kali menyentuh Saya!"

Hati serta fisiknya Sangat Sakit, Mengapa Laki-laki itu tega berkata seperti itu padahal Laki-laki itu tahu, siapa yang mengoyak dirinya.

Laki-laki itu diam, dia menatap Nisa yang menyembunyikan wajah di antara lutut, dia menghela nafas, entah apa yang dia pikirkan. Pikirannya kacau, dia memilih mengambil ponselnya dan segera pergi ke kantor.

Laki-laki itu diam di ambang pintu, dia menatap dingin perempuan yang sudah dia koyak tersebut. Dia menghela nafas, niat hati ingin pergi ke kantor secepatnya, dia berbelok ke kanan menuju dapur.

Dia mencari bubur instan yang sering dia makan, dia memasak bubur tersebut untuk perempuan yang ada di kamarnya, mengingat kejadian semalam, sungguh Birahinya tersulut Hanya dengan membayangkan tubuh gadis itu, tubuhnya sangat indah membuat dia kemarin Serasa tidak pernah puas menggagahi gadis tersebut sehingga dia berhenti saat pagi hari, pukul delapan tadi. Dia Menggeleng, membayangkan kejadian kemarin dia takut tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuh gadis itu.

Setelah Lima belas menit dia segera beranjak menuju ke kamar. Posisi gadis itu masih sama, terduduk dengan lutut tertekuk Serta wajah yang dia tenggelamkan di lutut.

"Makanlah, aku akan pergi!" Ucapnya Dingin. Tidak ada jawaban, hanya Isak tangis yang terdengar di kamar yang menjadi saksi bisa dimana sang gadis telah kehilangan kehormatannya.

Dia menatap jam yang ada didinding, Sudah pukul sebelas siang, dia harus segera Pergi, ada urusan kantor yang harus dia selesaikan Sekarang.

"Setelah makan segeralah mandi, agar tubuhmu kembali segar."

Menjadi Ratu KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang