1. What A Life

2.9K 198 61
                                    

Jam sudah menunjukkan lima lebih sore ini. Beberapa menit lagi dia bisa pulang. Tentunya setelah menyelesaikan pekerjaannya, menyelesaikan berkas laporan untuk sajangnimnya.

Telepon berdering, dan tangan panjangnya segera meraih gagang telepon untuk mengangkatnya.

"Halo"

"Ye, Sajangnim. Akan saya siapkan."

Chanyeol mengambil tumpukan berkas lainnya. Dia mengeceknya sekali lagi dan menatanya dengan rapi.

Berdiri dan berjalan dengan cepat menuju ruangan presdirnya.

"Permisi sajangnim. Ini laporan keuangan yang sudah di audit kemarin." Chanyeol mengulurkan map hitam tebal tersebut dengan sikap penuh sopan santunnya.

Dan Wu Yifan, pria yang berstatus sebagai CEO di perusahaan itu pun mengambilnya. Langsung membukanya dan membacanya.

"Aku akan memeriksa ini terlebih dulu. Dan sekretaris Park.."

"Ye?"

"Persiapkan materi presentasi untukku besok, aku sudah mengirim materinya padamu. Tolong kirimkan padaku sebelum jam 8 nanti! Aku harus mempelajarinya terlebih dulu."

Chanyeol menguasai rasa terkejutnya dengan cepat. Sudah biasa dia menerima tugas dadakan seperti ini.

"Baik Sajangnim " Chanyeol menundukkan kepalanya tanda pamit undur diri dan kembali bertempur di meja kerjanya.

"Aishhhh.. Lembur lagi!" gerutunya setelah ada di luar ruangan.

Chanyeol berjalan dan merogoh sakunya mengambil ponselnya. Dia harus mengabari orang rumah jika dia telat pulang.

"Halo" suara lembut di seberang sana menyapa indra pendengaran Chanyeol.

"Eoh, Sehun-ah. Hari ini aku akan terlambat pulang. Kalian makan malamlah terlebih dulu!"

Chanyeol telah sampai di ruangan kerjanya yang memang tidak terlalu jauh dari ruangan sang presdir.

"Hyung, aku akan menunggumu pulang saja."

"Kau ini kenapa jadi ngeyel? Kau ingin kelaparan jika menungguku pulang?"

Chanyeol melepaskan jasnya. Dan menyampirkannya di kursi.

"Bukan begitu! Tidak ada yang menyiapkan makanan untukku."

Ucapan Sehun berhasil menghentikan gerakan Chanyeol menggulung lengan kemejanya.

"Sena belum pulang, Hyung."

Dan itu sukses membuat Chanyeol berdecak sebal.

Baiklah adik bungsunya itu memang suka keluyuran. Dan itu terjadi lagi hari ini.

"Baiklah, tunggu aku di rumah! Aku akan usahakan pulang cepat."

Sehun bergumam dan memutuskan sambungan telepon.

Chanyeol beralih mendial nomor Sena. Tapi sampai panggilan ketiga, pun dia tidak mengangkatnya.

"Aku akan benar-benar menjewernya saat pulang nanti."

Tolong ingatkan Chanyeol nanti.

-
-
-
-
-
-
-

Chanyeol turun dari bus. Halte ini ada di persimpangan blok menuju apartemen mereka.

Berjalan dengan cepat, Chanyeol ingin segera sampai rumah. Ada Sehun yang menunggunya makan malam.

Dia tak lupa mampir ke mini market untuk membeli beberapa kebutuhan dapur dan kamar mandi yang sekalian saja dia beli mumpung ingat.

FlippedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang