7. Izin

942 86 25
                                    

"Pilihan bagus Nona Park. Aku tahu pasti, Kau tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang aku tawarkan ini."

Pulang sekolah ini Sena tak langsung pulang. Abaikan Chanyeol yang akan memarahinya nanti karena pulang terlambat, Sena sudah membulatkan tekadnya. Mana bisa dia melewatkan golden ticket hangus begitu saja.

Meski Sena agak ragu dengan apa yang akan dia lalui setelah ini. "Aku harap Kau tidak menyesal karena sudah merekrutku Direktur Kim. Aku ingatkan sekali lagi, aku nol besar soal menari dan menyanyi."

Mata bulat Sena beradu dengan mata direktur muda itu. Ada seulas senyum yang lagi-lagi pria itu tampilkan.

"Tidak akan ada yang menyesal. Jika tidak bisa menjadi idol, kau masih bisa menjadi aktris ataupun model. Kau datang ke tempat yang tepat, Nak."

Sena diam saja.

Suho lalu beranjak bangun. Dia berjalan terlebih dulu sambil berujar ke Sena.

"Ayo, aku ajak kau room tour!"

-
-
-
-
-
-
-

"Tidak mau! Aku tidak mau!"

Sena terhenyak sesaat. Beberapa meter darinya sekarang itu pintu unit apartement miliknya. Ada yang tak biasa yang membuatnya segera berlari dengan cepat.

Sena merangsek maju, memutus begitu saja tarikan ibunya kepada Sehun.

"Eomma tidak bisa membawa Oppa!"

Sehun buru-buru menggenggam tangan Sena yang baru saja membawanya mundur ke belakang. Menjadi tameng.

Tadi Sehun membukakan pintu karena senang begitu tahu itu ibunya yang membunyikan bel pintu. Sehun rindu ibunya.

Tapi tak lama malah Sehun dibuat ketakutan saat sang ibu memaksa agar Sehun mengikutinya.

Sehun tidak mau pergi. Dia tak bodoh mengartikan ajakan ibunya itu.

"Sena, kau juga harus ikut Eomma."

Sena menepis tangan itu. Keduanya saling berpandangan sengit.

"Sena!"

"Eomma!"

"...."

Sena memandang seorang pria yang sejak tadi bersandar di dinding di belakang ibunya.

Itu pasti pacar baru ibunya.

"Aku dan Sehun Oppa tidak akan ikut dengan Eomma."

"Anak bodoh! Kau mau hidup sengsara terus?! Eomma datang ke sini untuk mengambil kalian. Eomma tidak ingin kalian terlantar."

"Kalau begitu kenapa bukan Eomma saja yang tinggal di sini?!" jawab Sena setengah memohon.

"Chanyeol Oppa sudah bekerja. Dia memberikan tempat tinggal yang layak untuk kita. Tidak bisakah Eomma saja yang tinggal?"

Air mata Sena menetes ketika melihat sang ibu menggeleng. Lalu memilih untuk pergi begitu saja bersama pacarnya.

Sehun meraba pundak untuk membalikkan Sena.

Mata tidak fokusnya mengerjap saat indera pendengarnya mendengar isakan kecil.

Sehun yang tadinya ketakutan, kini ikut menjadi sendu.

"Jangan menangis! Oppa tidak akan pergi. Kau juga tidak boleh pergi."
Sehun meraba perlahan pipi Sena lalu mengusap air mata yang membasahi pipi adiknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FlippedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang