4. Aku Suka Dia

995 130 56
                                    

"Susu."

"Sebentar Sehun."

Chanyeol dan Sehun sedang ada di dapur. Chanyeol bangun kesiangan dan dia sedang memasak dengan terburu. Sehun sendiri baru bangun juga dan hanya berdiri di samping kulkas sambil menagih jatah segelas susu untuknya.

"Hyungiiii~~~ Susu!"

Lagi-lagi merengek dan Chanyeol memilih untuk tetap melanjutkan menggoreng omeletnya.

"Iya, tunggu setelah ini Sehun." Chanyeol berusaha bersabar.

Sena yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya mendekat. Dan tanpa banyak kata mengambil sepiring omelet yang Chanyeol simpan di piring.

"Hei!" tegur Chanyeol.

Sena menoleh sekilas tapi lanjut berjalan menuju penanak nasi.

"Aku sarapan dulu ya. Aku sudah telat Oppa." Sena sibuk mengambil nasi. Dan Sehun di ujung sana masih merengek dan kini sambil menghentakkan kakinya kesal.

Dan Sena malah memperburuknya dengan mencubit gemas pipi Sehun membuat Sehun berteriak kesal.

"Tuhan, beri aku kekuatan mengurusi mereka..." doa Chanyeol pagi ini.

-
-
-
-
-
-
-

"Aku berangkat!!"

Chanyeol menarik tas ransel Sena membuat anak itu tertahan dan berbalik dengan cepat dan kesal kepada Chanyeol.

"Apa lagi?" ketusnya.

"Uang sakumu, Sayang!" Chanyeol memberikan beberapa lembar uang kepada Sena. Ini uang jajannya selama seminggu.

Sena berbinar tak jadi marah kepada Chanyeol.

"Dan kartu bus mu. Sudah diisi untuk sebulan ke depan." kali ini Chanyeol memberikan kartu yang terdapat dalam pocket kecil berwarna pink kepada Sena.

"Dan..!"

Sena bingung.

"Nih." Kali ini satu buah paper bag Chanyeol sodorkan.

"LIPTINT?!" pekiknya Senang.

"Pakailah, supaya kau semakin cantik dan tak pucat lagi."

Sena mengangguk antusias. Lalu berjinjit untuk berbisik pada Chanyeol. "Jika begini kau semakin tampan, Oppa."

"Dasar!" Chanyeol terkekeh.

"Terimakasih. Aku akan memakainya nanti di sekolah. Aku berangkat sekarang." Dan Sena kembali dengan kepanikannya.

Dia bergegas ke sekolah.

Chanyeol akan menyusul nanti.

-
-
-
-
-
-
-

"Park Chanyeol."

"Kim Jaejong."

Keduanya saling berjabat tangan. Sedikit ada aura mengintimidasi dari keduanya.

FlippedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang