Radina rindu ini. Setelah sekian lama yang ia lakukan hanya nongkrong bersama teman-temannya di sekolah atau paling telat pulang jam 12 malam di rumah dengan keadaan sober meski pusing-pusing dikit kadang, ia bisa melepaskan hasratnya lagi malam ini. Sudah cukup ia dibuat penasaran hanya dengan melihat tubuh Nalani, ia butuh pelampiasan.
Entah berapa gelas bir yang Radina minum dan berapa puntung rokok yang ia hisap, ia sudah merasa sangat melayang saat ini apalagi dengan kehadiran Melly di sampingnya. Mereka berdua sudah sama mabuknya dan mencuri ciuman di tengah hingar bingar pesta. Selagi mereka asyik dengan kegiatan itu, ponsel Radina terus bergemetar di sakunya.
“Wait a sec, Mel,” kata Radina sambil merogoh sakunya.
Madina calling, begitu tulisan yang muncul di layar ponselnya. Bukannya mengangkat telepon, Radina justru mematikan ponselnya dan menarik wajah Melly lagi untuk meneruskan kegiatan yang tertunda.
“Rad, kayaknya lo lupa bakal ada acara di Float juga. Ayo cepet,” panggil suara yang Radina tidak kenal.
Radina mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Ia terkejut melihat sosok Agung di hadapannya. Wajah Radina seketika memucat.
“Sorry, Sweetie, gue sama Radina harus pindah tempat,” kata Agung.
“Jam satu gini?” tanya Melly.
“Well, yeah, sialnya kita gak bisa kabur malem ini untuk stay di sini,” jawab Agung.
Radina sendiri sudah tidak bisa berkata apa-apa.
“Yuk,” kata Agung sambil menepuk bahu Radina.
“Gue cabut, Mel,” kata Radina.
“Okay, then,” kata Melly.
Radina mengikuti Agung ke exit gate dan ternyata Agung tidak menggamparnya atau minimal mengomelinya.
“Gue anterin lo balik,” kata Agung.
Radina yang mulai pusing akibat pengaruh alkohol kini semakin pusing karena bertemu dengan Agung. Dengan sempoyongan Radina masuk ke mobil Agung dan duduk di samping Agung yang menyetir.
“Gue tau lo butuh, tapi lo gak bisa ngelupain orang yang ada di rumah lo. Lo tau dia siapa? Dia istri lo,” kata Agung.
“Persetan sama kata istri,” kata Radina.
“Why don’t you ask her to do something with you?!”
“Hell! Lo lupa apa dia siapa? Dia gimana?”
“Lo laki kali, bukan banci, nekat lah.”
“Udah lah. Ke CK dong beli lagi.”
“Lo masih mau ngebir?”
“Iya lah, lo muncul aja gitu tiba-tiba dan bawa gue cabut dari kesenangan gue.”
“Masih untung gue yang liat, kalo bokap lo sih lo bisa digantung detik itu juga.”
Agung membelikan Radina bir lagi dan ia langsung meminumnya. Radina bahkan minum yang milik Agung. Hasilnya Radina benar-benar hangover dan tidak sadarkan diri. Agung yang membawanya pulang dan memasukkan Radina ke kamarnya.
Radina langsung tergeletak di kasurnya sementara Agung malah mendengar suara tangisan bayi dari connecting door. Ia mengetuk pintu itu.
“Masuk,” kata Nalani.
Agung membuka connecting door dan menemukan Nalani sedang menggendong Adnan.
“Loh, Agung?!” Nalani terkejut karena melihat Agung di kamarnya dan dini hari pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
faster than a wedding
RomansaNalani Lituhayu, gadis yang baru saja memasuki masa SMA-nya harus kehilangan mimpinya karena hamil di luar nikah. Radina, ayah dari kandungannya, meminta Nalani menggugurkan kandungannya namun ayah Radina menolak tindakan itu mentah-mentah dan mengi...