Hidup memang penuh dengan rahasia. Itu lah yang di rasakan Jeslyn saat ini.
Ia berada diantara pilihan yang rumit.
Cinta atau harga diri?
Ia sendiri tidak tahu sejak kapan rasa itu mulai tumbuh dengan seseorang yang bahkan takkan mungkin di milikinya.
Ia sadar, sangat sadar bahwa ia hanyalah sebutir air di samudera luas.
Sedangkan pria itu? Pria yang menjadi sahabat nya dan orang yang telah singgah di hatinya, dia jauh berbeda dengan Jeslyn.
Bryan! Pria yang telah mengisi hari nya sebagai seorang sahabat. Siapa sangka bila ternyata sahabat nya itu adalah anak dari seseorang yang berpengaruh besar terhadap kehidupan keluarga Jeslyn."Kalau gue boleh memilih,maka akan lebih baik gue gak pernah mengenal lo dan gak ngebiarin perasaan ini tumbuh seenaknya"
~Jeslyn Destyane
"Kalau boleh milih,gue bakal tetep milih lo dan ngelupain derajat gue yang katanya gak pantes buat lo!"
~Bryantara Zactron
****
Author POV
flashback on
Gadis berparas cantik dengan rambut panjang berwarna cokelat sebahu itu tampak masih bergelung di bawah alam sadar nya.
Suasana pagi ini cukup dingin sehingga gadis itu merasa enggan untuk membuka matanya yang tampak sayu. Tidak menghiraukan panggilan Mamanya yang sedari tadi berusaha untuk membangunkan gadis berpipi tirus itu.
"Sayang, Jeslyn! Bangun dong, ga mau berangkat sekolah ya kamu?!"
"Hmm-"
Jeslyn tampak bergumam tak jelas manakala ia masih merasa sangat mengantuk tapi mamanya malah mengganggu waktu tidur paginya.
Apa? Pagi? Memangnya ada jadwal untuk tidur pagi di hari biasa seperti ini? Yang ada remaja sepertinya akan bangun cepat dan bersiap siap untuk berangkat ke sekolah. Tapi tidak dengan Jeslyn. Ia malah terhanyut kedalam dunia nya sendiri tanpa memikirkan hukuman apa yang akan ia terima nanti oleh pak Jenggot si guru Killer berjenggot yang tampak aneh di mata Jeslyn dan sering memarahinya itu.
Hukuman! Di hukum! Terlambat!
Tidak! Tidak! Tidak!
No!
"OMEGOT! MAMA AKU TERLAMBAT!! HUAAA.."
Lina hanya bisa menggelengkan kepala nya melihat tingkah anak semata wayangnya itu.
"Oh Jeslyn sayang, kok udah bangun sih? kan masih pagi banget. Ayo tidur lagi." Sindir Lina kepada Jeslyn.
"Ishh mama ih! Bukannya dibangunin dari tadi juga..Huaa kan ntar kalo guru piket nya si pak Jenggot gimana dong? Jeslyn mana mau bersihin toilet atau di suruh bersihin gudang belakang sekolah. Mending juga berdiri di lapangan lebih enak. Ahh-- gak gak ntar di liatin kan malu maluin." Jeslyn berbicara sendiri.
Sendiri? Kemana mamanya?
" Lah si mama malah ninggalin gue."
Tanpa ba bi bu lagi Jeslyn bersiap memakai seragam nya. Biasanya dalam kondisi genting seperti ini ia tidak memikirkan untuk mandi.
Yang penting tidak terlambat."Bodo amat gue kagak mandi..yang penting masih wangi! Hehe meski wanginya asem hehe..La la la la ..
Jeslyn malah bersenandung ria dan yaps!
KAMU SEDANG MEMBACA
J and B
Teen Fiction" Ja..jadi elo itu sebenarnya.." Jeslyn tidak sanggup menyelesaikan kata katanya " Maaf.." Satu kata! Hanya itu yang bisa Bryan katakan untuk saat ini. Ia menyesal telah menyembunyikan semua ini dari Jeslyn. " Gak..gak..ini gak bener! hiks..dunia ga...