**
"Eh, gua ada gosip terbaru nih," teriak Zara dengan semangat. Zara si ratu gosip yang namanya dikenal se-antero sekolah karena kepintarannya menguak rahasia yang belum terungkap.
"Apaan apaan?" tanya Dina yang keponya sudah akut.
"Pasti masalah Kak Arya tuh," celetuk Shenna sambil membaca novel, merasa tak tertarik dengan topik itu.
"Bukan-bukan. Lo harus tahu, ini gosip yang cetar membahana bagai badai di segitiga Bermuda yang gak pernah ditemukan kehadirannya," cerocos Zara tanpa koma dan titik.
"Ih, buruan kasih tahu Ra." Dina menggoyang-goyangkan tangan Zara yang berada di depannya.
"Oke sebentar." Zara melirik ke arah Shenna sekejab. "Lo nggak tertarik, Shen?"
"Nggak," jawab Shenna datar, masih setia menatap novel yang ada di bangkunya.
"Ada anak baru di sekolah ini."
"Masa sih? Cowok ya? Apa mungkin cewek?" tanya Dina dengan sebelah tangan yang menopang dagu.
"Hm, coba tebak." Zara tersenyum miring pada Shenna dan Dina.
"Cowok lah pasti," celetuk Shenna yang sebenarnya mulai tadi juga menyimak pembicaraan mereka.
"Salah besar. Dia adalah seorang cewek. Dan lo tahu, dia bakalan pindah di kelas XII MIPA 2."
"Cantik emang?" tanya Dina, seperti meragukan.
Zara menggeleng-gelengkan kepalanya. "Cantik banget, Din."
"Masa sih? Palingan juga cantikan gua." Shenna yang mempunyai sifat pede tingkat dewa mulai beraksi.
"Ih, jangan salah. Lo mah gaada apa-apanya dibanding dia, bambang!!" decak Zara, lalu menonyor kepala Shenna pelan.
"Sakit bego!!" ringis Shenna, lalu menatap tajam ke arah Zara.
Dia menautkan kedua alisnya. "Secantik apa sih dia? Coba gambarin."
"Intinya nih ya, dia cantik banget. Gabisa digambarin lah pokoknya. Kalo gua jadi cowok nih ya, gua pasti bakal klepek-klepek sama dia," celoteh Zara dengan semangatnya.
"Coba tunjukin aja ke kita, siapa tahu mata lo blur," kata Dina lalu tertawa.
Sontak, Shenna pun ikut tertawa seiring dengan tawa yang diucapkan Dina. Sedangkan Zara, nampak memajang wajah kesal pada kedua sahabatnya itu.
**
Jam kosong atau biasa disingkat jamkos kini tengah singgah di kelas XII MIPA 2. Guru mapel yang seharusnya mengajar pada jam itu, mendadak sakit dan harus pulang ke rumah.
Hal ini tentu jarang sekali bagi kelas Mipa. Namun, hal ini justru dianggap sebagai kebahagiaan, tak terkecuali bagi Dirly Cs.
"Gabut nih, ke lapangan basket kuy!!" ajak Dirly pada ketiga cs nya.
"Kuy," jawab mereka bertiga.
Mereka berempat pun pergi ke lapangan belakang. Entah ini kebetulan atau tidak, mereka mempunyai hobi yang sama yaitu basket.
Dirly mempunyai lapangan basket pribadi di rumahnya. Jadi, tak heran jika ia lah yang paling jago diantara teman-temannya. Hal itu juga yang menjadi minus dalam perilaku Dirly.
"Battle two and two, gimana?" tanya Leo yang kebetulan sedang membawa bola basket.
"Ah, nggak seru. Gua sendiri aja," ucap Dirly dengan nada meremehkan. Inilah nilai minus dari Dirly, dia orang yang sombong.
Aldo, Leo, dan Syahfi memasang wajah kesal, namun mereka tidak bisa apa-apa karena memang Dirly lah ketua dari geng ini.
"Oke, go!!" seru Aldo, lalu mengambil bola basket itu dan mendrible-nya.
Dirly pun segera menyusul. Dengan tenaga yang masih utuh, ia berlari untuk merebut bola itu. Cukup mudah untuk melakukannya, karena memang Dirly sudah sering mengikuti turnamen basket untuk mewakili sekolahnya.
Cowok ini bermain dengan sangat apik. Bahkan, ia berhasil merebut dan memasukkan bola dalam ring meski dihambat oleh tiga orang.
Ketiga sahabatnya sendiri kadang tak percaya dengan kemampuan Dirly yang satu ini. Sangat mustahil dia bisa bermain basket semahir ini karena Dirly adalah seorang yang pemalas.
"Oke-oke. Gua ngaku kalah," ucap Aldo dengan nafas ngos-ngosan.
"Gua juga. Ya Allah, capek banget," celetuk Leo sambil memegangi lututnya.
"Gua beli minum dulu ya?" Syahfi segera pergi meninggalkan ketiganya menuju ke kantin.
"Eh, ikut bambang!!" Leo berteriak, lalu berlari menyusul Syahfi.
"Gua Syahfi, bukan bambang!!"
"Alah sama aja. Beda huruf dikit doang."
"Dikit pala lu kotak? Itu banyak bego!!"
"Au ah, gelap."
Dirly masih memainkan bola itu. Dengan gerakan yang lincah, ia menggiring bola dengan teknik yang apik. Tak heran juga, jika ia menjadi salah satu primadona di SMA ini.
"Dir, gua ke toilet bentar," pamit Aldo, lalu pergi menjauh dari hadapan Dirly.
Cowok itu hanya merespon dengan anggukan, karena memang posisinya yang sedang dalam kendali bola.
Berkali-kali Dirly mendrible bola lalu melemparnya ke ring, dan bola itu selalu masuk tepat sasaran.
Kini, ia mulai sedikit mengutak-atik dengan gaya yang berbeda. Sedikit sentuhan gaya berbeda yang membuat Dirly terlihat semakin keren. Lagi-lagi, bola itu masuk tepat sasaran.
Detik berikutnya, terdengar suara tepuk tangan. Dirly segera menoleh ke belakang. Ternyata, ada seseorang yang tengah memperhatikannya sedari tadi.
"Keren!!" kata cewek itu.
"Thanks," ujar Dirly, lalu menghampiri Alyssa.
"Permainan kamu keren banget, aku suka." Alyssa tersenyum pada Dirly, senyumnya manis hingga membuat siapapun pasti terpaku melihatnya.
"Makasih." Dirly membalas senyuman itu. "By the way, lo dari mana?" tanya Dirly.
"Dari perpustakaan."
"Oh."
"Yaudah, aku pergi dulu ya!!" Alyssa melangkah pergi meninggalkan Dirly sendirian di tempat itu.
"Iya, Hati-hati!!"
Namun, baru dua hentakan kakinya melangkah, gadis ini malah terpeleset. Entah sepatunya yang licin atau memang lantainya yang tidak bersahabat, yang jelas dia sedang meringis kesakitan di lantai.
"Kamu gapapa?" tanya Dirly, ia menoleh sekilas pada wajahnya, lalu beralih menuju lututnya yang terlihat sedikit lebam.
"Kita bawa ke UKS ya?" tanya Dirly sekali lagi, karena ia tak tega melihat wajah Alyssa yang meringis kesakitan.
"Nggak usah, cuma luka gini aja kok, paling bentar lagi juga sembuh," jawab Alyssa, lalu tersenyum.
Kemudian, Dirly dengan isengnya memencet keras luka di lutut gadis itu.
"Aw... Sakit!!"
"Tuh kan, sakit. Yaudah ke UKS aja yuk!!"
Alyssa menatap Dirly dengan khawatir. "Tapi–"
"Udah ayo!!"
Cowok ini mulai membantu Alyssa untuk berdiri. Lalu, memapahnya menuju ke ruang UKS.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Wound
Teen FictionShenna Renatasya Queenira telah menumpahkan seluruh cintanya pada cowok tampan bernama Dyrli Revaldino Apriansnyah. Ia mencintai Dyrli dengan sepenuh hati. Namun, hal itu justru membuatnya lupa pada kebahagiaan. Shenna sering membuat hubungannya te...