"Ma Pa. Akila berangkat dulu ya." Akila berteriak sambil menuruni tangga. Dia memakai sepatu buts putih rok lipit-lipit putih dan baju pink muda longgar setengah lengan. Rambut panjangnya bergelombang di bagian bawahnya.
"Dek kalau jalan lihat-lihat dong Jangan nunduk di ponsel mulu. Nanti kalau jatuh gimana?" Akila berhenti dan mendogak. Dia mengangkat sebelah alisnya merasa ada yang aneh tapi segera menuruti apa yang Papanya katakan. Menyimpan ponselnya di tas lalu berjalan menuruni tangga.
"Kalo gitu Akila langsung pergi ya."
"Kemana? Nggak bareng Papa aja? Dikit lagi Papa berangkat."
"Ehh.." Akila menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan menggigit bibir bawahnya. "Em... nggak Pa Akila.. Akila bareng teman aja. Kinan sama Indah rumahnya dekatan sini jadi bisa barengan."
"Oh gitu? Yaudah nggak papa." Setelah mengangguk Akila berbalik lalu menghembuskan napas legah yang sedaritadi ditahan.
Astaga situasi macam apa tadi itu? Akila membatin.
Setelah Akila beranjak pergi Adit _Papa Akila_ berdehem dan memperbaiki dasinya sedangkan Shila tersenyum canggung. Mereka melanjutkan aktifitas mereka yang sempat tertunda.
Dari kejauhan Anggara menonton adegan yang canggung itu kemudian tersenyum.
Lumayan meningkat. Batin Anggara
Sedari tadi dia terus menyaksikan adegan singkat yang canggung itu dari kejauhan. Dia hanya bisa tersenyum setidaknya ada peningkatan diantara mereka walau hanya sedikit. Dia menegakkan tubuhnya yang sebelumnya bersandar di pilar rumah kemudian berjalan mendekati orang tuanya.
***
"Umm udah pesan semuanya?" Akila bertanya pada tiga temannya yang dibalas dengan gelengan dan cengiran mereka. Sekarang mereka berada di cafe yang mereka rencanakan sebelumnya.
"Belum La, kita semua nunggu lo nyampe." Ucap Idah.
"Ho'oh biar seru gitu dan kelihatan setia kawan. " Sahut Safyra
"Elah, modus lo bedua. Bilang aja kalau nunggu Akila minta di traktir." Kinan menyahut lalu melemparkan tisu bekas kewajah Safyra dan Indah Merka berdua hanya menyengir lebar. Melihat tingkah mereka Akila terhehek kecil lalu menyudahi perdebatan mereka.
"Udah udah, mending pesan deh. Aku yang bayar."
"Bedehh.. Enak nih." Ucap Indah
"Ihh, Akila tambah cantik deh." sambung Safyra.
"Digitu'in, baru muji. Dasar manusia."
"Ih.. kenapa sih Nan sewot mulu dari tadi."
"Ho'oh, kan kita tuh, menghargai Akila sebagai bandar hari ini."
Safyra dan Indah cemberut sambil merengek Kinan dan Akila hanya bisa menggelengkan kepala. Bedanya Akila menggeleng sambil terkehek, sedangkan Kinan sambil mendengkus malas.
"Terserah. Percuma ngomong dengan spesies seperti kalian. Sana pesan."
"SIAP." Inda dan Safyra berteriak bersamaan lalu memesan makanan mereka.
Tidak tunggu waktu lama makanan sudah datang serta minumannya. Pelayan itu mengucapkan 'selamat menikmati' setelah meletakkan makan diatas meja. Karena sudah lapar mereka langsung menyantap makanan mereka yang kebetulan belum sarapan pagi tadi.
"La."
Ucapan Kinan memanggil Akila, membuat mereka bertiga yang sedang menyantap makan serentak mendogak melihat Kinan dan menunggi apa yang akan dia katakan selanjutnya.
"Lo udah siap buat sekolah?" Tanya Kinan.
Kali ini semua tatapan mengarah ke Akila menunggu jawabanya. Akila yang di tatap berdehem, ada sedikit keraguan untuk mengatakan sesuatu.
"Kenapa nggak? ini yang gue tunggu kan?." Setelah mengatakan hal itu dia kembali acuh tak acuh menyantap makanannya.
Mereka bertiga menatap ragu pada Akila, mereka bisa tau ada keraguan di mata Akila walau hanya sekilas. Dan itu yang membuat mereka bertiga ragu juga. Safyra memegang pundak Akila.
"Tenang aja, kita bertiga bakalan selalu ada buat lo." Akila mendogak menatap teman-temannya dengan seksama yang juga menatapnya serupa. Ingin rasanya dia menagis tapi air matanya tidak bisa keluar.
"Udah nggak usah cengeng. Senin besok lo udah boleh sekolah kan? kebetulan kita bertiga sekelas, jadi lo bisa bilangin sama bonyok lo buat atur semuanya biar sekelas sama kita."
Dasar Kinan perusak suasana!!!.
Mereka bertiga membatin bersamaan, mengumpat Kinan yang merusak suasana yang lagi sedih-sedihnya. Tapi mereka hanya menganggukkan kepala setuju dengan pendapat Kinan.
"Eh, eh, Anyway kebetulan didepan kelas kita ada cogan loh." Safyra mengucapkannya dengan antusias. Indah menanggapinya dengan anggukan membenarkan karena dia sedang mengunyah makan.
"Kenapa emang?"
Pertanyaan Akila sukses membuat Indah batuk dengan makanannya dan Safyra menatap tak percaya dengan rahang terbuka. Sedangkan Kinan langsung mengalihkan tatapannya pada Akila.
Bukan kah itu pertanyaan yang teramat santai? Astagah Akila Keysila terlalu polos.
Safyra berdehem setelah sadar dari keterkejutan nya. "Lo tau nggak La, pertanyaan lo tadi itu terlalu santai?"
Hah? maksudnya apa sih Akila tidak tau ada apa dengan mereka ini. Santai gimana? iya oke Akila memang santai mengucapkan itu, tapi apa salahnya dengan itu coba?
"Ya terus?" Tanya Akila lagi.
Oke, sekarang mereka berusaha untuk tidak terkejut. Akila benar-benar terlalu santai karena dia memang tidak tau.
"Gini, gue kasih tau biar lo tau. Kalo cowok-cowok yang gue ceritain merupakan pangeran tampan seantero sekolah Galaksi. Kelas kita termasuk beruntung karena berhadapan dengan kelas mereka. Kinan aja yang juteknya bukan main bisa nyantol juga sama mereka. ya, nggak Na." Kinan yang mendengar itu langsung menendang kaki Safyra dibawah meja membuat dia meringis kesakitan.
"Aduh. Nan, sakit tau." Safyra mengaduh sambil mengoceh pada Kinan. Bukannya kenapa, tapi ini itu tulang kering loh. Ingat digaris bawahi ini tulang kering. Cederanya bisa parah apalagi si Kinan nendangnya kekencangan. Ah.. bisa rusak gaconya Mama.
Tapi emang dasar Kinan. Dia tidak peduli sama sekali siapa suruh dia mengumbar hal seperti itu. Anggap aja itu adalah konsekuensinya.
Akila diam sebentar untuk berpikir lalu menganggukan kepala sekali. "Um, Mingkin Aku bakan kenalan sama mereka nanti."
Mereka diam lagi. Kali ini Indah yang selesai dari kejutan-kejutan dari Akila langsung membuka suaranya. Bebicara sambil menunjuk Akila dengan sendoknya.
"Mereka nggak semudah itu." Setelah mengucapkan itu dia kembali makan karena hitung-hitung dia sangat lapar dan lapar.
_______
Happy your day💐
KAMU SEDANG MEMBACA
Akila
Teen FictionSetiap orang memiliki masalalu yang kelam dan semua tergantung pada diri kita sendiri bagaimana cara kita untuk menanganinya. Sama seperti Akila Keysila termasuk didalamnya. Akila Keysila yang biasa di sapa Akila ini memilih untuk melepaskan segala...