Part 2

9 5 0
                                    

"Pak"

"Akilaaa..."

Akila mengerutkan dahinya. Belum selesai Akila bicara langsung dipotong oleh dua suara yang cempreng dari belakangnya. Dengan refleks berbalik kebelakang mendapati tiga orang cewek. Dua orang lainnya gersak gersuk berlari kearahnya sedangkan satu orang lainya berjlan santai sambil memainkan kinci mobil di tangannya.

Akila tersenyum lebar saat tau kalau itu adalah trio nya. Indah, Safyra, dan yang terakhir Kinan. Dia buru buru menyimpan ponselnya di tas kecil menari kopernya lebih dekat dengannya.

Tak lama dua orang rusuh langsung memeluknya yang hampir limbung. Namun Akila hanya terkehek dan membalas pelukan dua orang itu. Akila melirik satu orang lainya yang mengunyah babel bersandar di pilar sambil memainkan kunci ditangannya.

"Ngga peluk nih.." Mendengar Akila dua temannya melepaskan pelukannya dan menatap cewek itu.

"Tau tuh nggak kangen dia."

"Ho oh mending peluk kita ajah. ya nggak.." Indah mengedikkan dagunya meminta persetujuan dari Safyra. Safyra pun menggunakan kepanya.

"Helah... Mau aja lo di peluk sama dua gelandangan ini.. gue sih ogah Kil."

"Ihh mulut yah.. minta di semir?" sewot Indah

"Iya enak aja dibilang gelandangan. jahad. orang udah cantik gini." cetuk Safyra yang tak terima juga.

"Ha ha ha.. sorry ya. gue Kinan Mahendra nggak suka meluk meluk orang yang nggak mandi." Kinan mendelik kemudian melipat kedua tangannya didada dan bersandar dipilar. Tiga orang itu diam.

Safyra mendekat ke Akila memeluknya lengannya. "Akila itu semua salah Kinan. Dia yang nyuruh kita nggak mandi." Keluh Safyra pada Akila.

"Iya. lima belas menit mana cukup buat mandi. Jadi yah gitu.. paki kita tetap cantik kok nggak bau lagi.. janji deh ntar sampai di Apartemen gue bakan mandi."

"Etadah.. ngeluh kek bocah. Lagian siapa yang nyuruh buat nggak mandi? emang jam berapa kalian belum mandi? udah jam sembilan. jam sembilan gais. ngapain aja jam segitu belum mandi hah? udah tau nggak punya modal. Lalot lagi. huh parah deh punya teman kek lu berdua."

Indah dan Safyra mendelik saat mendengarnya mereka berdua malah makin memelum manja Akila Berharap Akila membantu mereka.

"Udah.. udah..kalian berdua janji yah habis ini mandi okey. Sini Nan peluk.. Aku udah kangen ini masa aku datang nggak disambut sih."

Kinan memutar bola matanya tapi kemudian berjalan dan memeluk mereka bertiga.

Setela berapa menit mereka berpelukan mereka sedikit berbincang.

"Yaudah yuk pulang." Ucap Kinan yang di angguki oleh mereka bertiga.

"Ayok.." Akila mengambil kopernya tapi ditahan oleh Indah.

"Etss biar Safyra yang bawa kopenya Akila. iya kan Ra? Masa iya Kila yang bawa kan dia capek. "

"Jadi menurut lo gue nggak capek gitu lari-lari tadi." tanya Safyra yang kesal.

"Nggak tuh." jawab Indah dan Kinan yang hampir serentak. kemudian mereka tertawa menarik lengan Akila kemudian meninggalkan Safyra yang kesal.

Akila hanya terkehek melihat tingkah aneh teman-temannya itu. Tapi setelah beberapa langkah dia teringat sesuatu.

"Tunggu sebentar." Dia berhenti dan berbalik belakang sambil mencari-cari sesuatu. Tidak mendapatkan apa yang di cari dia mengerutkan dahi.

Kemana pria itu? Batin Akila

"Kenapa La?" Tanya indah heran.

"Nggak. Cuman tadi itu ada yang nabrak Aku.. Kesal banget tau nggak. Dia nggak minta maaf padahal dia yang salah. Orang berdiri diam malah di tabrak. Atau mungkin dia buta kali yah soalnya dia pake kacamata hitam umm mungkin juga dia tuli di panggil tapi nggak nyaut atau mngkin dia nggak bisa bicara.. agrrrhh... tapi di balik semuanya dia kelihatan sehat walafiat. Bugar jasmani dan rohani."

Mendengar itu kedua temannya bukannya binggung tapi malah panik.

"Lo nggak papa kan? ada yang sakit? lecet nggak?" Keduanya nyaris bertanya yang sama. Memutar balik Akila mengecek apa ada yang lecet ditubuhnya.

Akila hanya berkedip beberapa kali. Ini sebenarnya ada apa? hanya di tabrak woy nggak sampai jatuh. Etdah.. Akila bukan anak kecil lagi.

"iya iya nggak papa.. cuman ponsel aku tadi hampir jatuh untung saja aku cepat menagkapnya." Akila memeluk erat tas kecilnya yang berisi ponsel nya yang tadi.

"Hp nggak penting yang penting itu lo. Yaudah kalo nggak papa langsung pergi aja."

Akila cemberut padahal ponselnya kan harganya mahal. Badan Akila lecet dikit nggak mahal mahal amat tinggal beli obat antiseptik dan perban sembuh deh. Huh kadang kadang mereka terlalu berlebihan.

Padahal dibalik semua itu Akila tidak tau kecerobohannya akan berakibat fatal padanya.


______
Happy your day💐💐

AkilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang