Why should I?

30 7 1
                                    

Happy reading and enjoying the Chapter story' Uri Readers kesayangan author ❤️

.
.
.
.
.
.
.
.

Menyesal dan menyesal.
Jiyonhee terus merutuki dirinya sendiri.

Perasaan campur aduk dan Fikiran tak karuan sedang menguasai dirinya.
Ia harus rela pergelangan tanganya di tusuk jarum Infus Yang sudah satu Minggu ini menemaninya dari samping ranjang.

Tak lupa pula sosok gagah pria yang tidak bosan merawatnya.

Hari ini genap satu Minggu Jiyonhee menderita demam tifus.
Mark juga di buat bingung oleh adiknya itu.
Tidak ada angin atau hujan, bagai di sambar petir disiang bolong.
Pulang dari royal place Jeju tiba-tiba badan Jiyonhee mengigil hebat, suhu badanya juga panas.

Dan sah di Vonis tifus abdominalis penyakit yang sudah lama dideritanya.

Tapi bagi Jiyonhee Ini adalah sambungan Faralel yang masuk akal.
Ia tau betul penyebab sakitnya kambuh.
Tentu saja rasa gugup dan tidak percaya yang keluar besar saat kai EXO dengan lantang berkata
"Aku mencintaimu"
Suara itu bahkan masih terngiang jelas ditelinga Jiyonhee.

Biasanya ia akan menceritakan apapun pada Mark.
Tapi untuk yang satu ini, dirasa tidak mungkin ia asal menceritakanya pada Mark.

"Gimana, masih pusing?"

Tanya Mark setelah Jiyonhee meneguk air untuk melalukan tiga butir pil dengan ukuran berbeda masuk ke tenggorokannya.

"Mendingan kok bang.
Abang keluar aja, kasihan JB dari kemarin ngajakin Abang selancar"

Mendengar penuturan adiknya Mark seidikit berfikir miris.
Apa adiknya itu tidak mengerti kalau Mark sedang mengkhawatirkan dirinya?.

"Abang cuma ngga mau ninggalin kamu, suhu badan kamu naik lagi dari kemarin.
Kalau Abang pergi siapa yang jagain kamu."
"Abang tu berlebihan.
Kan ada perawat yang tiap jam kesini buat ngontrol aku,"

Sedikit gemas.
Mark meletakan gelas ke atas nakas dan kembali duduk menatap manik sendu milik adiknya
"Perawat itu ngga akan tau kalau kamu tiba-tiba pingsan atau butuh sesuatu. Kamu aja belum ada tenaga buat berdiri dan ngirim panggilan ke meja depan.
Udah ngga usah rewel dan berhenti bilang Abang temen yang ngga asik!"

Ntah terlalu takut akan bertemu member EXO atau memang ia tidak suka suasana rumah sakit.
Jiyonhee lebih memilih rawat jalan ketimbang rawat inap.
Karena itu Mark sudah menyewa dua orang perawat pribadi untuk merawat adiknya jika ia ada urusan yang benar-benar mendesak untuk pergi.

Ding dong!

Suara bel yang menghentikan perdebatan mereka.

"Omo!"

Sedikit terkejut saat ia melihat sosok dibalik pintu.
"Kenapa kau terkejut?, Dasar pecicilan"

Umpat Jinyoung.
"Kenapa kau kesini? Membawa Tuan leader lagi, Ada apa?"

Tak!

Sebuah jitakan mendarat mulus ke pucuk Surai hitam Mark.
Yang membuat sang empu meringis kesakitan.
"Ya!"
"Berhenti berteriak, persilahkan dulu kami masuk"
Lirih JB memajukan dagunya menunjuk kedalam.

Tanpa dipersilahkan JB dan Jinyoung langsung masuk kedalam dan meningglakan Mark yang masih sibuk menyusun alas kaki dua temanya itu.

"Yonhee-ya Annyeong"
Sapa JB dan Jinyoung.

Reflek Jiyonhee sedikit membenarkan baringanya dan berpindah duduk.

"Annyeong."
Balas Jiyonhee dengan senyum termanis.
Senyum yang berhasil membuat Jinyoung jatuh hati padanya.

EXO Fall In Love Fangirl [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang