[ 0.4 ] samuel's dad

1.4K 247 15
                                    

comment-nya jangan lupa ya zheyeenk💕
/maap ketularan sinetron, jadi alay:")



happy reading 💕


Gara - gara ngeliat Seungwoo di depan gerbang tadi bikin Hana makin badmood, apalagi ditambah ada Dongpyo disana. Lengkap sudah, vibe ke ayah-an nya Seungwoo muncul. Harapan Hana supaya positive thinking kalo Seungwoo itu belum punya anak ambyar sudah.

‘Kaya udah nggak ada harapan liat om Seungwoo yang dateng sebagai seorang ayah buat nganterin Dongpyo. Udah kaya bukan orang yang pacaran, kaya yang udah nikah. Sementara gue aja masih SMA, seumuran anaknya malah.’ batin Hana.

Kebetulan kelas Hana berada di lantai 2 paling ujung, jadi membutuhkan waktu lama untuk berjalan menuju kelasnya. Sementara Dongpyo, yang baru saja berpamitan berniat untuk menyusul Hana.

Dongpyo merasa aneh dengan sikap Hana tadi, mengapa Hana langsung berlari saat ia menegurnya?

Setelah sedikit berlari, Dongpyo akhirnya menemukan Hana yang tengah berjalan menaiki tangga.

“Hanaaa tungguin!!” teriak Dongpyo dengan keras.

Hana mendengar teriakan Dongpyo dengan jelas, ia menghadap ke belakang untuk melihat Dongpyo. Namun, entah mengapa ia menjadi kesal setelah melihatnya. Bayangan Dongpyo bersama Seungwoo sebagai ayah dan anak tadi membuatnya muak. Akhirnya ia memutuskan untuk berjalan kembali, meninggalkan Dongpyo yang masih setia mengejarnya.


Hana berjalan lebih cepat dari sebelumnya, mengabaikan Dongpyo yang berteriak memanggil namanya dan memintanya untuk menunggu.

Hana memasuki kelasnya dengan raut wajah yang tak bersahabat. Teman - teman sepermainannya sedang bermain UNO balok di meja Dongpyo dan Samuel —kemarin Samuel pindah ke meja Dongpyo.

Hana membanting tasnya di mejanya lalu duduk dan menyandarkan kepalanya diatas tas-nya.

Hal itu mengundang perhatian orang - orang yang berada di kelas itu. Terlebih teman sepermainan Hana, tak biasanya Hana terlihat cemberut seperti itu.

“Lu kenapa, Han?” tanya Guanlin.

Hana tak merespon apa - apa, ia tak berniat membalas pertanyaan Guanlin. Ia malah memasang earphone di telinganya lalu mendengarkan musik dengan keras.

Dongpyo tiba saat itu juga, ia terlihat kelelahan. Hal itu membuat Guanlin, Yujin, Somi, dan Samuel kembali heran.

“Lu juga kenapa ngos - ngosan gitu, Pyo?” tanya Guanlin kembali.

Dongpyo mengatur nafasnya sebentar lalu menelan saliva-nya, “Abis ngejar Hana, tadi aku panggil nggak nyaut - nyaut,” ucap Dongpyo kemudian.

Somi mendecih, “Budeg kali dia, kebayakan dengerin lagu pake earphone.” ucapnya lalu menatap Hana yang sedang memainkan ponselnya,
“Tuh liat sekarang juga dengerin lagu, nyampe kedengeran sampe sini lagunya,” ucap Somi kemudian.

“Iya kali ya,” Dongpyo menyetujui. Ia menaruh tas-nya di bangkunya lalu duduk bergabung bersama.

“Main UNO ya? Aku juga sering main waktu masih di panti asuhan.” ucap Dongpyo

“Panti asuhan?” ucap Yujin keheranan.

Dongpyo tertawa kecil, “Aku baru dapet keluarga minggu kemarin, aku diangkat jadi anaknya.”

“Eh maaf, Pyo. Gue nggak tau,” Yujin merasa tak enak, ia meminta maaf pada Dongpyo dengan tulus.

Sementara Dongpyo menggeleng dengan cepat, “Nggak apa - apa, Jin. Hehe.” jawabnya seraya tertawa renyah.

Daddy  •  Produce X 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang