Memori

19 6 0
                                    

Aku mulai berpaling.
Sudah tidak sefanatik dulu.
Tidak seegois dulu.
Tidak semengharap dulu.

Berpaling?
Iya.
Aku sudah tahu bahwa berjuang sendiri itu melelahkan.

Tidak sefanatik dulu?
Benar.
Harusnya, sejak dulu aku seperti ini.
Bawasannya, aku sudah buta.
Abai terhadap yang peduli,
Peduli terhadap yang abai.

Tidak seegois dulu?
Tepat.
Aku mengerti, bukan hakku untuk menguasaimu.
Puh, aku bukan bagian dari keluargamu.

Tidak semengharap dulu?
Sudah pasti.
Hanya orang bodoh yang mengulangi kesalahan yang sama.

Entahlah.
Hatiku sudah cukup kebas menerima perlakuan pahit darimu.
Dan mulutku sudah jengah mengucapkan kata-kata tak berarti untukmu.

Pula kakiku.
Sudah teramat pegal untuk mengekorimu bagai binatang peliharaan.

Benar kata orang, dulu, kini, dan nanti, perasaan tidak akan pernah dinamis.

___________________________
***

Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang