-1

641 43 13
                                    

Padahal akhirnya aku ditemukan oleh seseorang

Dari gelapnya sebuah lubang besar tak berdasar hingga aku dapat melihat kakiku berpijak di tempat terang

Memang pada dasarnya orang baik itu menakutkan

Ia mengulurkan tangan untuk menggapaiku sementara hatinya tengah menggenggam nama orang lain

.

Nameless Past

By. callmetooru

.

"Tuan, celine-sama sudah selesai"

"Terima kasih Tomo-san, boleh aku masuk?"

"Tentu"

Dari celah pintu mahoni yang dicat putih, ia dapat dengan jelas melihat tubuh ringkih sang ibunda. Ibunya mengusap cepat-cepat tepi mulutnya dengan tangan ketika ia mengetuk pelan pintu lalu masuk, ibunya tersenyum seolah tak pernah ada sesuatu yang salah terjadi.
Gerak-gerik tersebut tak luput dari perhatiannya.

"Bagaimana kabar mama hari ini? Apa mama muntah lagi?"

"Tidak banyak. Kau sudah pulang? Bagaimana sekolahmu?"

"Hari ini teman-temanku banyak memberiku hadiah bahkan sensei"

Kim Yesung menghampiri ibunya yang duduk menyandar di tempat tidur, mencium pipinya sebentar sebelum berjalan ke arah jendela. Membuka lebar-lebar tirai yang menutupi sebagain besar pemandangan langit biru di luar sana.

"Sensei-ku bilang, pemandangan birunya langit bisa membantu seseorang yang sedang sakit sembuh lebih cepat. Mama harus lebih sering melihatnya"

Atmosfer canggung tiba-tiba saja mampir beberapa saat. Ini pertama kalinya untuk Yesung, ia tak pernah merasa sekaku ini jika bersama ibunya. Ada banyak hal yang ingin ia ketahui langsung dari sang ibu, namun ia terlalu tidak siap untuk megetahuinya.

"Yesung –"

" –aku akan bermain piano untuk mama, mama mau ku mainkan lagu apa?"

Hati celine melesak, Yesung seperti tahu apa yang akan ia katakan. "Apa saja yang putraku mainkan, mama menyukainya"

Selanjutnya yang Yesung lakukan adalah bermain piano dalam diam. Ini adalah aktivitas rutin untuk Yesung, ia biasa menemani ibunya yang sakit-sakitan dengan bermain piano. Namun entah kenapa, hari ini suasananya sedikit berbeda. Yesung merasa seperti ingin segera menyelesaikan permainan pianonya.
Tapi setelah mencapai coda, ia justru mengulanginya dari nada awal.

"Ma.."

" ... "

"Tidak apa-apa ma.. kalau memang mama juga menginginkannya, aku tidak apa-apa"

Celine menatap punggung putra semata wayangnya tanpa menjawab. Air matanya ia tahan agar tidak melesak keluar, itu hanya akan membuat Yesung semakin sulit.

"Mama tidak salah, jadi jangan terlalu dipikirkan"

" ... "

"Lagi pula, papa bilang aku akan mendapat guru vokal yang bagus. Aku bisa sedikit lebih dekat dengan mimpiku untuk menjadi seorang penyanyi"

Yesung menoleh sekilas sebelum kembali melanjutkan permainan pianonya. Ibunya dapat melihat senyum manis putranya agak memaksa. Pada akhirnya air mata Celine jatuh juga.

Euterpe; Nameless PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang