Senandungku tak didengar
Ia mengalun melintasi malam, mencari tuan agar tak hilang
Sedang kau mencari penyair yang baitnya kau dengar setiap malam
Sayang.. itu adalah doa-doaku, yang kau cari adalah aku
Kenapa tak coba kita satukan agar menjadi sebuah lagu percintaan?
.
.
.
Nameless Past
By. callmetooru
.
.
.
Kim Seulgi mengetuk pelan pintu kamar Yesung, memastikan bahwa sang pemilik memang tidak ada di tempat. Kemarin malam ia tahu Yesung pergi dengan tergesa-gesa dengan wajah cemas, ia pun tak sempat bertanya. Jadi Seulgi memastikan jika Yesung memang tidak pulang tadi malam.
Sebenarnya Seulgi ingin meminjam buku milik Yesung, ini mendesak, mungkin ia akan meminta izin setelah meminjam bukunya nanti. Karena itu ia memberanikan diri masuk ke dalam kamar Yesung, menghampiri sebuah rak tempat Yesung menyimpan buku-buku kesayangannya juga beberapa action figure. Setelah menemukan apa yang ia cari, Seulgi segera meraihnya dengan ceroboh, sehingga tak sengaja menjatuhkan sebuah botol berukuran sedang.
Seulgi meraih benda tersebut berniat mengembalikannya ke tempat asal, namun kerut bingung terajut diantara alisnya. Benda tersebut adalah sebuah botol obat, ia mulai bertanya-tanya sejak kapan Yesung mengkonsumsi obat yang tak pernah ia lihat sebelumnya itu? Apa Yesung kembali mengonsumsi obat tidur tanpa sepengetahuannya?
Gadis itu menyimpan pertanyaannya, mungkin akan ia tanyakan langsung nanti kepada Yesung. Ia mengembalikan botol tersebut ke tempat semula tanpa menaruh curiga pada tulisan yang tertera disana,
Benzodiazephine.
.
.
.
Ini adalah pagi yang sibuk. Terkecuali seorang pria yang tengah duduk tak bergeming di sebuah sofa, tak merasa perlu terganggu dengan orang-orang pekerja yang saling berbisik sambil melihat kearahnya. Ia perlu menunggu hingga 30 menit lamanya hanya untuk permintaannya disetujui dan sekarang ia kembali harus menunggu untuk bertemu seseorang.
"Kim Yesung-ssi?" dari arah jam 3 seorang gadis –sepertinya seusianya –memanggil sambil memberikan gesture agar lelaki yang ia panggil mengikutinya. Dan Yesung hanya menurut tanpa banyak protes. Ia diajak ke sebuah ruangan –mirip seperti studio music lalu dipersilahkan masuk. Ketika ia masuk, sudah ada seseorang yang menunggunya disana, sedang duduk di sofa.
"Kim Yesung? Ini kali pertama kita bertemu secara langsung, betul?" lelaki dengan rambut silver hampir sebahu itu mempersilahkan Yesung untuk duduk, menggeser sekaleng minuman yang masih tersegel di meja kearah Yesung.
"Ya"
"Oh aku juga pernah melihatmu beberapa kali di portal berita, mereka menyebutmu anak haram? Kasar sekali"
Pertanyaan yang satu ini, Yesung merasa tak perlu menjawabnya. Jadi hanya duduk tanpa merespon.
"Ada apa? Ku harap ini cukup penting agar ancamanmu yang akan membeberkan hubunganku dengan Choi Siwon ke media hanya untuk bisa bertemu denganku tidak sia-sia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Euterpe; Nameless Past
FanfictionJika ku ingat lagi, nafasnya yang berat, suaranya yang rendah, ia menyerahkan segalanya dalam bisikan malam itu. Aku tak merasakan apapun dalam kecupan dibibir yang ia sematkan sebelum pergi melewati pintu. Pun untuk netra yang tidak berkelip sepert...