Sukmamu sengaja kau buat tersesat di antara labirin
Egoku datang mengawasi namun ikut buat kau tersesat
Sedang aku yang lain sudah menandai di mana kau bisa bebas
Menyiapkan kursi hangat, jamuan megah, dan cinta kasih di pintu keluar
Sambil mencoba melepas duri-duri pelindung yang kau pasang di sekitar tubuhmu
Yang menusuki relung hati yang terdalam
Namun, kau tak kunjung datang
.
.
.
Nameless Past
By. callmetooru
.
.
.
Angin musim dingin sudah berubah lebih sejuk, sisa-sisa putih salju sebagian sudah mencair. Walau begitu angin tetaplah angin, yang hanya mengikuti bagaimana musim berhganti. Hembusannya tak bisa menembus hati manusia, yang sekalipun terasa hangat tak mampu membuat mereka yang kesepian merasa lengkap.
Dan disinilah Kim Yesung dengan senyum luas miliknya seolah tak pernah ada pilu di sana, ia tak butuh angin untuk mempengaruhi hatinya, karena memang tak pernah ada yang bisa menembus ke dalam sana sekalipun orang yang ia kasihi. Pemuda itu memsuki sebuah café diikuti gadis remaja –adik perempuannya. Ada beberapa paper bag yang mereka bawa di tangan, mereka letakan di kursi yang kosong sebelum memesan beberapa cake dan minuman.
"Ingatkan aku nanti jika punya kekasih untuk tidak ikut menemaninya belanja" Yesung berucap sarkas sambil melihat jam yang melingkar di tangannya, lalu mendapat pukulan jenaka dari wanita yang ia ajak bicara.
"Wanita itu lebih mudah jatuh hati kepada pria yang rela menghabiskan waktunya demi menemaninya melakukan hal yang dia suka. Pantas saja oppa sulit sekali punya pacar"
"Berarti aku hanya perlu mencari wanita yang tidak suka belanja"
"Tidak ada wanita yang seperti itu" Seulgi meneguk minuman yang ia pesan, "Oh mungkin ada, tipe-tipe orang yang hanya mengurusi pekerjaan, orang yang mirip dengan Choi Siwon mungkin cocok dengan seleramu"
Mati kutu, tiba-tiba di dalam kepala Kim Yesung tidak ada kalimat yang tepat untuk menjawab perkataan Seulgi. Seperti semua syaraf otaknya berhenti bekerja.
"Ku pikir juga begitu" Yesung menjawab ambigu. Setelahnya perbincangan mereka bergelut seputar persiapan pesta besok malam yang dibumbui dengan urusan bisnis. Seulgi banyak bertanya tentang calon prodi sekolahnya, membuat Yesung merasa miris karena ia tahu Seulgi sangat senang dengan dunia seni lukis –mengingatkannya kepada Celine.
Akan tetapi Yesung tidak akan bertanya mengenai alasan Seulgi, ia tak siap mendengar jawabannya secara langsung jika yang dikatakan Soyoung memang benar. Biarlah ia tidak tahu, ia akan kembali menjadi Yesung yang dulu yang hanya akan menerima apa yang hidupnya berikan tanpa banyak mempertanyakan.
Seulgi mulai bercerita tentang teman-teman sekolahnya dulu yang terkejut karena tiba-tiba ia akan bertunangan, yang ditanggapi Yesung dengan sebaik mungkin. Karena saat ini setengah dari kesadarannya tengah melanglang buana enah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euterpe; Nameless Past
FanfictionJika ku ingat lagi, nafasnya yang berat, suaranya yang rendah, ia menyerahkan segalanya dalam bisikan malam itu. Aku tak merasakan apapun dalam kecupan dibibir yang ia sematkan sebelum pergi melewati pintu. Pun untuk netra yang tidak berkelip sepert...