chapter 4.awal petaka

76 32 51
                                    

"Lu?" Kata ravelia terkejut.

Perempuan munggil itu hanya bisa memblalakkan matanya melihat seseorang di hadapannya,ravelia tambah terkejut dengan apa yang di berikan oleh orang itu kepada dirinya.

"Nih es krim tadi kelebihan beli"

"Ini beneran leon kan?" Tanya ravelia tidak percaya.

"Iya nih es krimnya gue duluan ya" ucap leon mencoba menjauh dari pembicaraan.

"Iya makasih,tapi ga usah gini kali kalo ngasih es krim kayak mau nyulik aja kan gue jadi jantungan" sahut ravelia pikirnya tak ada romantisnya sama sekali.

"Ma maaf nikmati es krimnya jan kepedean lu gue cuma tadi beli kelebihan jadi gue ngasih lu dah gue ke kelas dulu" jawab leon terbata sambil berlari terburu-buru.

Ravelia hanya bisa diam membeku nelihat sifat laki-laki yang dikenal pendiam ternyata aslinya pemalu.

Setiap langkah menuju kelas ravelia hanya fokus melihat es krim di tangannya tersebut sampai suatu kecelakaan menimpa ravelia tanpa aba-aba.

BRUAKKKK...

"A ah sakit" sambil meringis ravelia tersadar bahwa dia berada di atas orang yang dia tabrak.

"Bangun gak lu berat banget" kata orang tersebut dingin.

"O oh maaf"

"Sekarang gimana caranya baju gue biar bersih dari noda es krim,lu harus tanggung jawab!"

"Kok gue sih lu juga gak liat jalan kan,sapa suruh juga jalan ke arah gue!" Bentak ravelia membela diri membuat semua orang melihat mereka berdua,benar kata felin kalau virgan anaknya cuek gak mau tau.

"Sini ikut gue,banyak orang yang liat ntar banyak gosip yang ga bener" paksa virgan menyeret ravelia ke suatu tempat.
.
.
.

"Eh eh lu beneran buka baju disini,lu kan bisa bisa sendiri disini!" Kata ravrlia sambil menutup mata.

"Nggak boleh lu harus tanggung jawab dong kan gue korban,lu anak baru nurut aja sama gue atau gak gue, bakal nyebarin tentang sekolah lama lu yang sebelumnya."

Ravelia sontak terkejut sambil membuka matanya tanpa sadar dengan apa yang didengarnya,iya sekolah sebelumnya yang ravelia benci itu kembali dalam pikirannya bagaimana virgan tau masalah di sekolah lamanya itu.

"Haha emang kenapa sama sekolah gue yang sebelumnya?" Tanya ravelia pura-pura tidak tau.

"Gue tau latar belakang semua anak kelas kita dan lu gak tau gue siapa" jawaban tegas dari virgan sambil menatap mata ravelia menyakinkan.

"Emang lu tau apa masalah gue VIRGAN" sahut ravelia dengan nada yang agak tinggi.

"Kenalin nama gue virgan dragasbaran" dengan masih percaya diri menyodorkan tangannya untuk mengalihkan pembicaraan.

Virgan dengan tubuhnya yang berkarisma seperti model dan memiliki bola mata yang hitam pekat membuat ravelia terus menatapnya tanpa sadar lelaki itu tidak memakai seragamnya.

"Eh jawab gak VIRGAN!" Bentak ravelia.

"Ini udah jam masuk kelas siapa itu" tanya seseorang yang rupanya guru bk .

"Buk disini..."kalimat ravelia terpotong tangan virgan yang begitu cekatan mendekap mulut ravelia.

"Ush lu diem dulu jangan cari masalah sama gue" virgan memeluk ravelia tanpa sadar terdorong ke belakang rak bekas, membuat hati ravelia berdetak kencang dengan kuatnya dekapan virgan.

"Vir,vir lu terlalu deket" bisik ravelia.

"Lu diem napa gue ga bermaksud ngapain lo"

DEGG...

Dalam posisi yang amat dekat membuat hati ravelia berdegup kencang seperti orang lari dikerjar anjing,ini pertama kalinya dalam hidup ravelia sedekat ini dengan lelaki kecuali dengan ayahnya yang selalu memeluknya dulu,andai ayah ada disini saat ini.

"Vir beneran gue ga kuat,rasanya sesek"

"Iya mau gimana lagi itu guru bk kalo ketauan kelar idup gue."

"Lu yang ngajakin bolos sih gara-gara baju lo tuh isi kotor segala"

"Lah gue ngajakin bolos bukan ngajakin lu ke bk" jawab virgan tak mau kalah,ravelia hanya bisa mengganguk kalah akan debatnya.

Beberapa menit dalam dekapan akhirnya guru bk pergi begitu saja melihat mereka yang sedang membolos,lega rasanya pikir ravelia yang masih diam membeku atas apa yang terjadi.

"Gue chat jeya dulu bilang gue ama lu ijin ke uks pinter ga gue" ucap virgan.

"Seenak jidat aja lu ,emang guru percaya?"

"Percaya aja sama jeya kalo urusan merayu guru dia rajanya eh ratunya maksud gue."

Beberapa jam menunggu waktu pulang sekolah mereka berdua hanya bisa terdiam,suasana sunyi yang mencekam seperti tidak ada kehidupan,tidak tahan dengan suasana begini virgan membuka percakapan terlebih dahulu.

"Lu nanti pulang sama siapa?" Tanya virgan.

"Hm gue pulang sendiri pake bus" balas ravelia.

"Nah kebetulan sebagai hukuman kejadian tadi, habis pulang sekolah lu harus ikut gue ke toko buku."

"Lah kok gue kan gue udah nunggu lu ngeringin baju disini,pake cara bolos lagi cih."

"Oh kalo gitu gue bakal nyebar masalah lu dan orang-orang yang ada di sekolah ini bakal tau semua."

"Iya deh gue juga mau beli buku" sahut ravelia ingin rasanya dia memukul orang dihadapannya,tapi keinginannya itu ia tahan,ia takut virgan akan menyebar luaskan masalahnya.

"Gue tau ayah lu nabrak orang kan sampai meninggal dan lu selalu dibully "

"Eh lu jangan asal ngomong belum tentu ayah gue yang ngelakuin, ayah gue gak kayak gitu dia liat darah aja takut apalagi sampai sengaja bunuh orang,lu sebenarnya siapa?" Tanya ravelia.

"Orang-orang ga percaya walaupun lu teriak-teriak bilang ayah lu bukan yang nabrak,seiring berjalannya waktu lu bakal tau gue siapa, dan pada saat itu gue bakal minta maaf ke elu." Jawab virgan membuat muka tampang serius.

Ravelia hanya bisa menganga mendengar apa yang virgan ucapkan tadi,sungguh hati ravelia berdegup kencang rasanya kakinya sudah tidak tahan berdiri setelah apa yang baru didengarnya.

"Tenang aja gue ga bakal nyebarin masalah lu asal lu mau nurutin gue ok?nanti pulang sekolah lu tunggu gue di depan pintu sekolah" ucap virgan.


♡♡♡♡♡♡
Halo^^
Semoga kalian suka sama ceritanya
Sebagai menghargai karyaku kalian bisa vote dan coment^^
Aku seneng kalau kalian coment banyak2🐾
Biarr ku semangat buatnya ayoo coment banyak2^^
Salam dr elin😉
Have a nice day ges🌻

20 juli 2019♡





Love In DrakorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang