Akhirnya nulis lagi hehehe sorry lamaa
" Sadar akan posisiku di hidupmu" - Allamanda Vella Indramawan-
Sepuluh menit sebelum bel masuk berbunyi, Vella sudah ada di gerbang sekolah. Keaadaanya tak cukup baik untuk naik angkutan sendiri ataupun diantar sopir pribadi mamanya dari rumahnya. Papanya ada jadwal rapat penting sehingga menitipkan Vella pada Ray.
" Makasih ya Ray, sampe sini aja. Makasih ya " bibir pucat Vella membuat Ray tidak sanggup meninggalkannya sebelum sampai di kelas. Walaupun Vella sosok yang kuat, dalam keaadaan seperti ini Ray tetap akan mengantarnya.
" Yakin gapapa? Udah ayo gua topang sampe ke kelas " dibalas dengan dehaman pelan Vella, nafasnya hangat, hujan-hujanan kemarin membuat Vella menjadi seperti ini. Alan ada di belakang mereka, dia diam membaca situasi dan megikuti mereka dari belakang pasalnya kemarin Vella baik-baik saja dan hanya terkena hujan sedikit.
" Vel? Lu kenapa? ayo sini-sini " ditopangnya badan Vella yang hangat menggantikan posisi Ray, dilanjutkan dengan omelan lembut dari mulut Jean. Ray dan Alan menjauh dari mereka.
" lu ngapain aja kemaren, harusnya di rumah aja Vell istrahat " menekan tapi tetap lembut. Jean sedikit mengerti alasannya tapi masih tetap bertanya.
" Gua gapapa, agak gaenak aja. Bentar lagi juga udah baikan. Sana balik duduk udah mau mulai tuh pelajarannya. Gausah ngomel-ngomel ya sayangku " Vella bersuara lagi mencoba menenangkan Jean. Sedikit mengusirnya karna dia butuh waktu sendiri.
Dua pelajaran memang sudah berlalu tapi pikirannya masih terpaku pada kejadian tadi malam.
Flashback on
Motor Alan sudah ada di pekarangan rumah Vella,mereka sedikit basah kerena hujan tiba-tiba datang mengacau langit senja sore itu, tak ada tanda-tanda penghuni dari rumah itu.
" Makasih Lan. Sekali lagi lu bantuin gua " dehaman Alan menjawab Vella. Vella tiba-tiba merasa tak enak padanya karna tak bisa membawa Alan masuk ke rumahnya. Rumah Indramawan sangat tertutup sejak lama, tak pernah sembarangan membawa orang masuk.
" Sorry ya Lan gabisa bawa lu masuk, gaada orang juga hehehe " sedikit kecewa menyertai suara Vella.
" Iya gapapa Vel. Hati-hati ya di rumah kalau gak ada orang, mandi trus tidur " dia berjalan ke motornya dan pergi meninggalkan rumah itu.
Deg Deg Deg; suara jantung Vella berdegup kencang. Sering kali orang menyatakan perasaan kepadanya tapi dia tak pernah berbungga-bunga seperti ini, seperti ada tempat bagi Alan di hati Vella tapi Vella belum sadar akan hal itu, dia kembali berjalan menyusuri tangga untuk masuk ke kamarnya dan mulai melupakan ketidakmungkinan.
Prakkk suara itu membuat Vella takut dan lansung berlari ke arah suara itu. Rumah sedang tidak ada orang karna tadi mamanya sudah bilang akan membawa semuanya ke luar untuk makan malam. Vella ditinggal karna akan belajar untuk ulangan besok.
Vella memeriksa kamar Via. Bunyi gedoran jendela membuat Vella segera masuk ke sana.
" Via, kamu kenapa dek? " Vella sangat khawatir. Via menangis lemah di lantai, ketakutan dan menutup telinganya.
" Kamu gak ikut mama dek? Kamu kenapa?" sambil menepuk dan memeluk badan mungil Via, menggendongnya untuk kembali ke kasurnya.
" Mama gak mau sama aku, kak. Aku cacat " tangisnya semakin kencang di pundak Vella.
Vella tau ini akan terjadi, mamanya memang kurang memperhatikan adiknya.
" Gak dek, mama sayang kamu. Tadi kamu lagi tidur kan? mungkin mama gamau bangunin kamu. Ayo kita makan ya udh malem loh " Kata Vella pelan dan lembut di telinga Via, berharap Via akan baik-baik saja dan dapat melalui kesusahan hidup ini.
Vella lanjut belajar dan menemani Via dikamarnya. Papa dan mamanya pulang larut sehingga Vella tak sempat menutupkan matanya walau sudah lelah.
Flashback off
Vella sudah jauh lebih baik setelah tidur satu jam pelajaran di UKS. Ray dan Alan menghampirinya setelah selesai pelajaran OR yang sudah Vella lewatkan.
" Gimana Vell, udh baikan? tadi malem gaada apa-apa kan? " Ray menyambar begitu saja
" Dia baru baikan woi, jangan ganggu dulu " suara Alan mencengkam suasana. Ia ingin Vella tidak terlalu terbebani dan tenang dahulu. Sebenarnya dia merasa bersalah setelah meninggalkannya semalam.
" Eits, Vellaku udah baikan nak? " suara Jean yang khas dan embel-embel nak mengundang tawa bagi kedua kaum adam termasuk Ray, Jean datang setelah mengganti pakaiannya dan ke kantin untuk membeli susu untuk Vella.
" Udah Jean sayang ku "
" Ah jadi malu, ayo yok ke kelas lagi. Ntar Bu Dina marah lagi "
" Ayo cepet ah " kata Alan yang sudah mendahului mereka.
Kebahagian Vella hanya berasal dari mereka. Harta berharga Vella yang tidak dapat Vella dapatkan dimana-mana.
--------
binggung nih mau lanjutinnya gimanaakasih motivasi dongg
support voment yaaa
happy reading 😁😁😁 tungguin ya walaupun lama hehehe
YOU ARE READING
Tentang Aku
Teen Fictiontentang aku,luka ku,dan identitasku seseorang yang baru mengerti rasa