karna luka ini sudah membekas dan sangat perih untuk diobati ;
budayakan voment yaa
happy reading😊siang itu semua sudah hampir kembali seperti semula, tenang dan tentram.
" Ey boss udah ga papa kan lu? " canda Ray dari depan kelas mereka, agak berteriak membuat semua kelas menghadap kepada mereka.
" Apaan sih lu Ray jangan gitu dong. Makin pusing gara-gara lo " bentak Vella di kuping Ray. Dia berniat keluar dari situ. Banyak sekali mata yang memperhatikan mereka.
Di ujung koridor tepatnya di depan papan mading, Vella kembali mendapat usikan-usikan.
Ray gua diambil! ish dasar perebut punya orang!!
Biasanya cewe gatel langsung bisa ngambil dua cowo, dasar
pinter sih pinter tapi centilnya ga ketulungan
Dirinya menjadi bahan omongan karna terlalu dekat dengan Ray apalagi fans Ray yang ada di mana-mana. Jean yang sedang membawa roti dan susu untuk Vella terhenti karna isakan Vella terdengar di telinganya.
" Hey, kenapa lagi Vell? Siapa yan bikin lo kayak gini? " isakan Vella perlahan menghilang, dia mengangkat kepalanya dan mengusap air matanya yang barusan terjatuh sia-sia.
" Gua kadang heran, apa maunya dunia Jean. Gua binggung sekaligus cape jadi gua sendiri. Bisa gak sih gua hidup tenang, bahagia, damai? Apa segampang itu bikin orang tersakiti atau apa hati gua yang lemah? " Jean kaget dengan pernyataan itu, Vella tampak baik-baik saja tadi. Seolah-olah dunia sangat jahat padanya seorang.
Sebuah tangan terulur mengetuk lipatan tangan Vella di sudut dekat papan mading. Vella duduk bertekuk lekuk disitu ditemani Jean dan beberapa recehan yang sengaja di jatuhkan para fans Ray.
" Vella ga butuh recehan lo, asal lo tau ya, Ray emang kayak gitu orangnya bukan Vella yang gatel. Adanya lu pada yang iri kan? " Sarkas Jean di depan muka para fans wanita Ray yang sudah lama memperhatikan mereka di sela itu tatapan Vella masih kosong.
" Ayo " kata itu berhasil mengalihkan pikirannya. Alan berada di situ, memohon padanya agar segera berdiri dan kembali ke kelas, menceritakan semua kelu kesahnya dan mencari solusi untuk semuanya.
Vella merasa sangat aman, berada dekat Alan memang bukan hal besar tapi itu sudah cukup untuk menjadi sandaran bagi Vella sekarang. Merasa ada hal yang bisa dia andalkan, Vella bangkit mengikuti Alan. Makin banyak orang yang mengunjing mereka dari belakang tapi mereka akan menghiraukannya.
Vella dan Alan sekarang ada di kedai es krim yang sering Vella kunjungi bersama Via saat ada waktu senggang atau sore setelah pulang les untuk membeli es krim untuk Via. Bersama Alan hari ini adalah hal baru untuknya.
" Mba cone cookies and cream nya satu ya mba. Mau apa lan? "
" Samain aja Vell " Vella menggangguk mengiyakan pesanan Alan.
Mereka duduk di kursi tingkat menghadap ke luar tepatnya ke arah jalanan. Mereka diam cukup lama menikmati ice cream masing-masing. Alan memang hanya alasan membawa Vella kesini tapi ia menikmatinya juga.
" Vell "
" Lan "bersamaan
Mereka bertatap lama dan tersenyum setelahnya.
" lu duluan aja " kata Alan sambil menantap Vella lekat. Alan tau ini bukan saatnya tapi dia tidak akan menyiakan kesempatan ini. Takut tak ada waktu.
" Yaudah gua duluan ya, makasih ya Lan, makasih banget. Lu kenapa sih suka banget bantuin gua? kan lu banyak fansnya juga, gua di hujat lagi malahan " takut sekaligus senang ketika Alan membantunya tapi Vella selalu sengan dan hati-hati karena ia masih belum bisa membalas budi untuk ini semua.
" Kalo terima kasih ntar gua bilang sama-samanya nanti ya, tunggu lu udah bales budi, gua kasih tau kapan " jawabnya santai sambil tersenyum girang.
Otak Vella serasa belum bekerja, ia tak mengerti apa yang Alan bilang barusan.
" Hah? gua ga ngerti Lan. Ulang-ulang " kata Vella cepat stengah berteriak.
" Udah nanti aja, Gua mau ngomong sekarang " kata Alan seraya menegakkan tubuhnya.
" Vel "
" Iya "
" lu bisa jauhin Ray? buat sementara aja. "
" Kenapa? Kan dia sahabat kita "
" Ikutin aja apa yang gua bilang dulu" penuh penekanan
" Kayaknya gak bisa deh Lan " ucap Vella dengan sedikit menggigit bibirnya.
" Kenapa Vell? "
" Ada sesuatu Lan " tak kuat untuk mengatakan hal itu sekarang. Masih belum cukup keberanian Vella akan hal itu.
Alan sedikit kecewa mendengar hal itu, mukanya masih tenang dan sedikit tersenyum
" Oh yaudah gapapa tapi kalau bisa jauhin pelan-pelan ya, ayo pulang. Udah sore " ia berdiri dan menarik tangan Vella dengan lembut.
Vella kaget, Alan cowo yang pantas untuknya tapi masih banyak misteri yang belum dapat Vella ketahui. Bodoh kalau dia tidak suka pelakuan Alan barusan tapi ia merasa ini belum waktunya. Ia merasa tak pantas dan kecil bagi seorang Alan.
nanti ya lan, gumamnya pelan dari belakang jok motor Alan.
Mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah Vella karna hari semakin gelap.Waktu menunjukkan pukul 6 malam. Tadi mereka sempat mampir ke alun-alun sebentar untuk menikmati pertunjukan panggung yanga ada disana.
" Udah nyampe Vell " Alan menepuk tangan Vella yang sejak tadi ada di atas bahunya. Vella sempat tertidur disana karna terlalu lelah.
" Lan? " Ia bangun setelah beberapa kali di tepuk oleh Alan.
" Iya ini udah sampe " kata Alan
" Eh makasih ya Lan, hati-hati yaa " sambil turun dari motor Alan.
Alan langsung memakai helmnya kembali dan menancapkan gas nya.
Kurasa hari ini sudah cukup, tidak terlalu dekat tapi tetap di sampingnya.
-----------------------
udah lumayan panjang kan?
makasih udah support
ditunggu update lagi yaaa💞💞 eve
YOU ARE READING
Tentang Aku
Teen Fictiontentang aku,luka ku,dan identitasku seseorang yang baru mengerti rasa