hai, saya jarang kasih pesan ya di ff ini. Mohon maaf ya buat yang sebelum-sebelumnya karena gk pernah ngerespon baik. Sekarang saya usahain buat ngasih respon baik, di usahain juga ff ini alur nya gk terlalu panjang. Maaf kalau update nya lama sekali dibandingkan ff saya yang lain.
Buat yang masih baca terima kasih karena mau menunggu kelanjutan dari cerita ini. Sampai jumpa di next chapter, pye pye❤
----------------------------Enjoy-------------------------
Yoongi mematut dirinya dihadapan cermin sedang yang terletak didalam walk in closet milik Jimin. Menangkup kedua pipi nya menggunakan tangan nya sendiri. Yoongi tersenyum tipis saat dirasa seluruh persiapan nya telah siap. Ia kemudian menyambar ponsel nya di atas meja kaca yang berisi jam tangan serta dasi dengan dominan berwarna gelap. Menekan tombol satu untuk menyambung panggilan nya pada Jimin. Waktu telah menujukan pukul empat sore, tentu nya Yoongi sendiri yakin pekerjaan Jimin akan sedikit renggang pada jam segini. Ia menunggu nada sambung yang cukup panjang sebelum sahutan 'hallo' diseberang telpon menjawab. Yoongi tersenyum tipis sembari mengusap ujung meja kaca yang tak tajam, "Jimin aku sudah selesai bersiap, kau bisa menjemput ku sekarang"
'Ne~, tunggulah! Aku akan segara datang. Tunggu didalam tidak usah diteras, mengerti!'
"Ya, jangan lama-lama nanti kalau aku kembali tidur bagaimana?"
'Tidak sayang, aku pasti akan cepat sampai'
Yoongi terkikik kecil, "Yaya, sampai jumpa"
Mendesah pelan dan memasukan kembali ponsel nya kedalam pouch kecil berwarna merah menyala. Selepas itu Yoongi melangkah menuruni tangga yang terbuat dari kayu mahal. Walau Jimin bilang tidak usah menunggu nya di teras tapi Yoongi bersikeras menunggu suami nya itu di teras rumah yang di penuhi oleh rimbunan pohon hias.
Kepala nya sesekali melongok ke arah jalanan kompleks yang terlihat sepi. Sepasang manik Yoongi menatap lamat pada force hitam yang terparkir tak jauh dari halaman rumah nya. Dari balik kaca hitam yang rabun itu, bisa Yoongi lihat samar siluet seorang pemuda.
Kemudian alis Yoongi mengkerut,. Jelas nya pemuda itu sedang menatap diri nya, terlalu intens. Sampai kemudian sebuah mobil yang sangat Yoongi kenal berhenti di halaman khusus kendaraan. Itu Jimin, yang kelihatan sudah rapi dengan kemeja biru gelap dan rambut yang masih tertata rapih.
Sungguh tampan dimata Yoongi, senyum lebar tak lepas dari bibir tipis nya. Jimin tersenyum dan menyambut si manis kedalam pelukan nya.
"Apa aku lama?" Jimin bertanya sembari mengecup pelan pucuk kepala Yoongi yang kental dengan wangi shampo milik nya.
Helaian rambut Yoongi bergerak tertiup angin, ia mendongak mengerling penuh cinta pada si tampan. "Tidak, bahkan cepat sekali. Jadi, kemana kita akan pergi Jiminie?" Ungkap nya dengan suara serak, yang sejujurnya Jimin suka.
Lantas Jimin lepas pelukan nya dari tubuh mungil Yoongi. Menarik pelan tangan nya dan membuka pintu mobil, "ikuti saja eoh" dia tersenyum seraya mempersilahkan Yoongi masuk. Si tampan kemudian lekas berputar menuju kursi kemudi. Melajukan mobil nya tak sampai satu menit, meninggalkan rumah minimalis tersebut.
.
.
.
."tega nya Hoseok hyung meninggalkan ku di Gwangju sendirian" Jihyun menggerutu sembari menarik kasar tali sepatu nya membentuk simpul. Hari ini dia akan berkeliling Kota Gwangju bersama sang hyung, tapi pria itu malah pergi sejak pagi tadi, terpaksa ia berteman dengan maps.
Jihyun mendengus dan bergegas berdiri selepas tali sepatu nya terikat sempurna, "baik sudah selesai, kemana kita akan pergi?" telunjuk bantet itu lincah menggulir layar ponsel. Tak lama sepasang mata Jihyun berbinar, nampak nya jatuh cinta dengan tempat wisata yang ia lihat di layar ponsel nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Heart {MINYOON/KOOKGA/SOPE} ❗ DISCOUNTINUE
Fanfiction{SLOW UPDATE} ---------------------- Yoongi hanya tahu dia dijodohkan dengan Jimin. Sahabat masa kecilnya dahulu. Semuanya mungkin akan berjalan lancar kalau saja Yoongi tidak melihat Jimin dan seorang wanita disaat harusnya mereka menyambut musim...