I Will Love You

610 43 2
                                    

–Hai, saya sedang terjangkit block writer harap dimaklumi update nya lama :((. Semoga suka bagian ini, ENJOY–


















Yoongi menatap layar televisi dengan pikiran kosong. Sepasang mata nya bergulir pada cincin perak di jari manis. Kepala masih terasa sakit walau tidak separah tadi sore. Rambut pendek sebahu masih jelas terekam di memori otak nya.

Tentu saja Yoongi ingat dia wanita yang sama dengan seorang wanita yang pernah ia temui. Bahkan Yoongi berani bersangsi kalau dia wanita yang sama. Masalah nya Yoongi tak ingat di mana dan kapan tepat nya ia bertemu dengan wanita itu. Yang jelas Yoongi sungguh tidak menyukainya.

Helaan nafas berat menandai betapa kacau nya perasaan Yoongi sekarang. Ia mengerling kearah pintu kayu dengan gantungan kecil di tengah-tengah pintu yang bertuliskan Jimin's Room. Kelihatannya sang suami sedang sibuk untuk keberangkatan menuju Hongkong seminggu lagi. Mengingat ia akan sendirian dirumah membuat Yoongi mencebik kesal.

Rumah ini tentu akan menyeramkan ketika malam dan saat ia sedang sendirian. Yoongi tak jarang meminta Jihun untuk menemani nya saat siang hari. Bicara tentang Jihun, pria itu sudah kembali dari liburan dan cuti nya. Yoongi sepintas merasa iri dengan Jihun sebab mereka benar-benar terlihat seperti keluarga bahagia.

Sebenarnya sekarang nyaris pukul dua belas malam, Yoongi sengaja duduk disini untuk menunggui Jimin keluar dari ruangan itu. Bukan nya Yoongi tak diizinkan masuk, hanya dia yang tidak ingin kesana dan ikut bergelut di antara tumpukan kertas dan buku-buku tebal milik sang suami. Yoongi jadi ingat saat pertama kali dia masuk ke sana, Jimin sedang mengetik sesuatu dengan kaca mata yang tebal nya nyaris minus lima.

Tentu nya Yoongi bergidik saat pertama kali melihat juga hidung nya sempat terasa gatal karena debu tipis yang menumpuk di atas permuka kertas lama. Entah itu sudah tidak terpakai atau harus nya sudah dibuang dari sekian lama.

Ujung kaus putih tulang di pilin pelan. Yoongi bersandar di kepala ranjang sambil menatapi langit-langit. Rasa bosan mulai melanda, ia ingin berbicara dengan Jimin tapi Yoongi tidak ingin masuk ke dalam ruang kerja nya. Yoongi benci debu-debu yang masuk ke hidung, ia cukup terheran saat Jimin betah berlama-lama di sana. Namun Yoongi tak bisa menunggu, dia butuh penjelasan dari segala tanda tanya di kepala. Lantas dia berdiri dari sofa empuk yang telah lama menopang diri nya. Mengetuk pintu ruang kerja Jimin sebelum akhirnya dibuka tanpa menunggu persetujuan dari yang di dalam.

Yoongi lihat Jimin terlelap di balik laptop yang masih menyala. Hati nya terenyuh saat melihat pipi Jimin menggumpal dengan bibir ikut mempout lucu. Ada sedikit rasa kesal muncul di sudut rasa gemas Yoongi. Ia menunggu sang suami di luar sedang yang ditunggu telah terlelap damai entah sejak kapan.

Yoongi mendekat dengan pelan berusaha agar langkah kaki nya tidak menimbulkan suara yang dapat membangunkan Jimin. Tangan pucat Yoongi mengusap pelan helai rambut yang terasa halus. Yoongi mengulas senyum gemas kala Jimin sedikit bergerak akibat sentuhan di pucuk kepala.

Sedang asik menidurkan Jimin, hidung Yoongi terasa gatal. Dia merutuki debu-debu yang mulai menyerang hidung nya. Berharap ia dapat menahan bersin agar Jimin tak terbangun dari tidur. "Tidak,tidak" gumam nya sambil menutup lubang hidung dengan jari telunjuk.

Tapi memang bukan seperti yang dia harapkan. Yoongi tak berhasil menahan geli di hidung hingga akhir nya bersin.
–Bersin milik seorang pria– Jimin spontan terlonjak bangun. Cepat-cepat menoleh kerah Yoongi dengan wajah bantal. Pangkal hidung milik Jimin mengerut saat mendapati si manis sudah berdiri di samping nya. "Yoong? Sedang apa?" tanya nya.

Yang ditanya hanya menggeleng sebagai jawaban. Tapak tangan ia gunakan untuk menutupi hidung dan mulut nya. Jimin mendekat dan memeluk pinggang Yoongi, "kenapa? Ada yang menganggu tidur mu?" Jimin mendongak mengerling pada wajah manis itu dari bawah. Yoongi menatap Jimin dengan wajah kesal, "aku tidak tidur! Aku menunggu Jiminie!" pekik nya macam kucing kecil yang minta makan. Jimin terkekeh geli, dengar suara serak itu berubah jadi sedikit cempreng. "maaf aku tidak tahu, kenapa tidak tidur duluan dan malah menunggu ku?"

Blue Heart {MINYOON/KOOKGA/SOPE} ❗ DISCOUNTINUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang