pesantren

1K 107 34
                                    

Happy reading guys

••••
Kehidupan baruku dimulai disini, aku takut tak bisa beradaptasi dengan lingkungan dan suasana baru di pesantren yang selalu ku anggap horor


"penjara suci"kata itu yang sering di dengar oleh yuki setiap tetangganya bercerita tentang anaknya yang berada di pesantren. Mampukah ia berada di lingkungan seperti itu?, mampukah yuki tak tidur semalaman suntuk hanya untuk menghafal A-QUR'AN atau HADIST?, mampukah seorang yuki menjadi muslimah sejati?, sedangkan ia masih ragu dengan semua itu. Jilbab yang ia pakai juga belum termasuk syar'i, itukah muslimah sejati masih ragu-ragu untuk berhijrah.

"ummi yuki ragu"lirihnya saat sang ummi sedang membantu membereskan bajunya, sang ummi menghentikan kegiatan memasuki baju yuki di koper, tersenyum menenangkan kearah yuki.

"apa yang kamu ragukan nak?, selama ini kamu selalu mencari jati diri seorang muslimkan?,inilah saatnya sayang. Abah sudah mendaftarkanmu di pesantren sahabatnya"

"tapi,  ummi yuki belum siap hidup di lingkungan seperti itu"

ummi aira memeluk  yuki erat menyalurkan rasa hangat di dalam diri yuki.

"percayalah ini yang terbaik sayang"

"berjanjilah pada ummi untuk menjadi muslimah sejati yang baik, kelak kau akan mengerti mengapa abah bersikukuh memasukanmu ke pesantren"

Dengan rasa ragu yang masih menggelayuti hatinya, yuki mengangguk di hadapan sang ummi. Tersenyum penuh tekad bahwa ia yakin bisa menjadi perempuan yang lebih baik lagi di kehidupan barunya.

"ayo kebawah abah sudah menunggu di sana,  jangan tampakkan wajah ragumu itu anakku"ucap ummi aira pada yuki

"iya ummi"

Langkah kakinya terasa semakin berat saat ia sudah mendekat pada sang abah, yuki meremas ujung jilbabnya yang berwarna hitam, ia ragu ingin sekali ia berlari ke kamarnya dan mengunci dirinya di sana, namun itu hanya sebuah keinginanan yang tak akan bisa terwujud. Keputusan telak dari abahnya tak bisa merubah apapun itu.

"ayo berangkat, nanti keburu malam sampai sana"ucap sang abah tegas

"iya bah"

"berjanjilah yuki kamu harus menjadi hafizah"ucap sang abah

"insya'allah bah"lirih yuki, bukan hal yang mudah ia harus berjanji dengan sang abah, bukan ia takut tak bisa menghafal al-qur'an karna memang yuki sudah hafal lima juz, ia takut tak bisa beradaptasi di sana dan pulang membawa kekecewaan untuk abah dan umminya.

Mobil abah jaenal sudah melaju, yuki menatap rumahnya yang akan ia tinggalkan dalam waktu yang sangat lama, rumah penuh kenangan dengan  orang tua dan kedua kakaknya yang sekarang sedang merauntau di negeri orang, rumah sederhana yang mampun menciptakan tawa.

Yuki menghela nafas, ia meyakinkan hatinya untuk sekian kalinya

"aku yakin ini yang terbaik darimu ya rabb"batin yuki berucap

Perlahan mata itu terpejam kala mobil sang abah mulai berjalan jauh meninggalkan rumahnya, berharap waktu akan berhenti dan mengubah segalanya, mengubah keputusan sang abah.

"ki, bangun udah sampai"sanyup-sanyup terdengar suara ummi aira membangunkan yuki yang terlelap

"erggh, sudah sampai ummi? "ucap yuki tak percaya pasalnya baru saja ia tertidur sudah harus membuka mata kembali

"sudah nak, ayo cepat turun"perintah sang ummi

Sekali lagi yuki menghembuskan nafasnya perlahan sebelum ia keluar dari mobil dan mulsi masuk keperkarangan

"Pesantren bustanul arifin"gumam yuki lirih

Aceh, sudah akrab dengan yuki sejak ia berusia 8 tahun saat sang ayah di pindahkan di kota serambi mekah ini. Saat itu ia harus beradaptasi dengan orang-orang baru yang mayoritas muslim, sungguh yuki kagum dengan  aceh banyak pelajaran yang ia dapat di sini. Hijab bukan lagi hal tabu di aceh semua perempuan memakai hijab, itu membuat tekad yuki juga semakin kuat untuk memakai hijab, walau tak sepanjang mereka yang sudah terlebih dahulu memakai hijab tapi yuki mencoba untuk tak melepaskannya kembali.

Tangis terdengar sepanjang yuki berjalan memasuki pesantren, ia melihat banyak teman sebayanya yang menangis tak mau di tinggal oleh sang ummi.

Sehoror itukah pesantren?

Yuki langsung menjawab dengan tegas bahwa memang pesantren itu sangat horor menurutnya bukan takut karna ada hantu atau sejenisnya, ia hanya takut tak bisa menjalakan kewajibannya di sini.

"kamu pasti betah di sini, ramai banget yang masuk ke sini"kagum sang abah

"ya..yu..ki ta..kut bah"ucap yuki dengan suara yang serak

"anak abah tidak selemah ini, masuklah abah akan bertemu pemilik pesantren ini. Jangan pernah mengecewakan abah dan ummi yuki"tegas abah zaenal

"iya abah"lirih yuki

"abah pergi, jaga baik-baik dirimu di sini"

Yuki mengangguk memeluk tubuh sang abah erat, ia sudah menangis sesugukan sekarang, walau sang abah belum pulang tapi yuki yakin setelah menemui pemilik pesantren ini abah dan umminya akan pulang kerumah mereka.

"masuklah yuki"ucap ummi aira lirih

"hiks..hiks ummi"tangis yuki semakin pecah

"jangan menangis yuki masuklah"ucap sang ummi tersenyum

Yuki mengangguk dan menyeka air matanya, yuki menatap punggung abah dan umminya yang semakin jauh dari pandangannya.

Ini awal dari segalanya, awal kehidupan barunya dan awal dari perjuangan hijrahnya.

"tuntun aku ya allah, jaga orang tua ku di sana, berilah kesehatan pada keduanya. Berkahi kehidupanku di sini. Di penjara suci yang mengubah hidupku menjadi lebih baik lagi"ucap batin yuki memasuki kamar barunya yang akan berbagi dengan teman-temannya

Hay aku kembali dengan story baru, semoga suka.

Tapi upnya gak menentu ya, tergantung mood aku deh

Salam dari aceh

Typo bertebaran

Vote and coment

Aceh Tengah, 20 juli 2019

DIATAS SAJADAH❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang