09.22PM

6.6K 892 18
                                    

Senin, 27 Mei, 09.22PM

Gedung SMA Polaris terdiri dari lima lantai, tidak termasuk atap sekolah yang sering digunakan sebagai tempat nongkrong para murid saat jam istirahat. Lantai pertama ditempati oleh ruang guru, ruang administrasi, kafetaria, serta aula olahraga. Lantai dua, tiga, dan empat masing-masing diperuntukkan untuk murid kelas 10, 11, dan 12--di setiap lantai terdapat lab bahasa, biologi, dan ruang kesehatan. Sementara, seluruh ruangan di lantai lima digunakan untuk kegiatan klub, totalnya ada enam klub--kecuali klub di bidang olahraga yang menggunakan aula olahraga bergantian di akhir minggu.

Masalahnya tentang gedung ini adalah, ada lebih banyak tangga dari yang seharusnya dan sebagian besar tangga itu berakhir di koridor, bukannya langsung mengarah ke pintu keluar. Aku sendiri hanya mengingat rute menuju pintu keluar nomor satu lantaran pintu itulah yang kugunakan selama aku bersekolah di sini. Mulanya, kupikir itu bukan masalah. Pintu keluar yang mana pun sama saja selama itu dapat membawaku keluar dari tempat ini. Tapi dengan cepat aku menyadari kalau aku keliru.

Tanpa berkedip, mataku menatap gembok besar yang terpasang di pintu nomor satu, seakan dengan menatapnya gembok itu akan meleleh atau semacamnya. Tapi, tentu saja tak ada yang terjadi selain musnahnya ketenangan yang dari tadi berusaha kupertahankan. Sekarang aku merasa panik.

Sensasi yang muncul nyaris sama seperti waktu aku nyaris tepergok memberikan jawaban ujian pada murid yang duduk di sebelahku--jantung berdebar kencang yang berujung pada kesulitan bernapas. Yang lebih buruk, tak ada benda apa pun yang dapat kugunakan untuk menghancurkannya--seperti pemandangan yang kulihat di beberapa film aksi yang terkadang kami tonton di klub film.

Solusi pertama yang terlintas di benakku adalah, Cari pintu yang lain. Tapi kemudian aku menyadari satu hal. Jika pintu yang ini terkunci, maka besar kemungkinan kedua pintu yang lain juga. Pundakku terasa berat usai memikirkan itu. Sepertinya kini aku mengerti kenapa si penculik tidak menyebutkan 'menemukan pintu keluar' sebagai salah satu cara bagi kami untuk memenangkan permainan ini.

Memories of a Name [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang