chapter 2

191 16 1
                                    

"Ah koniciwa nama ku simotsuka (y/n),aku ditinggal di dekat sini dan sangat suka bermain piano kuharap kita bisa jdi teman yg baik ya" sapa (y/n) pada seluruh murit di kelas itu.

"Wah.. hai juga (y/n) senang berkenalan dengan mu aku koi"sapa seseorang berjas pink melambaikan tangan nya dengan senyum ceria itu kepada (y/n) dengan santai

"Nah sekarang duduk lh (y/n) di bangku yg kosong"kata sensei mirai pada (y/n).

(Y/n) hanya mengangguk dan segera mencari kursi kosong.
Ada satu kursi kosong ditengah namun yg paling belakang,dan ada juga kursi kosong di dekat jendela tpi paling pojok.

Dia kemudian meliat lambaian tangan dari dia yg menyapa nya tdi menyuruh nya duduk di belakang nya tempat duduk kosong disamping jendela (y/n) pun bergegas mendatangi nya dan meliat orang berjas pink itu tersenyum manis, itu pun membuat pipi (y/n) memerah meskipun tidak terlalu merah.


Teng..

Teng..

Bel istirahat pun telah berbunyi menunjukan waktu makan siang murit murit pun segera keluar untuk menuju kekantin menyisakan 3 orang di ruangan itu.

"Hai,nama ku kisaragi koi salam kenal (y/n)-chan" sapa nya sambil tersenyum ceria.

"Hai (y/n)-chan nama ku kannaduki ikkun" sapa orang itu yg memakai jas coklat

"Em.. hai simotsuka (y/n) salam kenal juga" sapa (y/n) dengan senyum simpun.

Mereka pun bicara banyak hal tentang sekolah nya dan (y/n) hnya diam mendengarkan.

'Kurasa pernah melihat mereka dimna' tanya (y/n) di hatinya.

'Ah ku rasa yg di teriakkan dan dikejar gadis gadis didepan sekolah yg waktu itu tapi knp mereka dikejar dan diteriaki ya?' Tanya nya lagi di dalam hati nya.

Tanpa sadar (y/n) pun melamun dan tidak mendengar kan ocehan koi yg panjang lebar menjelas kan tentang sekolah nya.

"Ikkun,koi kalian tidak istirahat"tanya seseorang yg ada di depan pintu kelas memakai jas hijau tua.

"Ah rui iya, aku lupa karna koi terlalu bersemangat dalam bercerita, mau kekantin bersama rui" seru ikkun dengan wajah ceria nya.sedangkan rui hanya mengangguk unduk jawabannya.

"Neh (y/n)-chan mau ikut kami kekantin" tanya ikkun sambil mengulurkan tangan.

"E'm aku ikut" jawab (y/n) sambil mengangguk pelan.

"Cotto aku juga ikut" seru koi sambil berlari mengejar ikkun,rui dan (y/n).

"Neh rui kakeru tidak ikut dengan mu" tanya koi pda rui

Rui hanya menggelang pelan dan menjawab"katanya dia duluan karna sangat lapar"

Koi yg mendengarnya hanya terkekeh pelan.

"Anu ikkun siapa yg itu yg kau ajak"tanya rui dengan polos nya sambil menengok kearah mu.

"Oh ini (y/n)-chan bisa kau perkenalkan dirimu kepada rui"pinta ikkun sambil tersenyum kearah (y/n).

(Y/n) hanya mengangguk sebagai jawaban iya.

"Watashi wa simotsuka (y/n) desu yoroshiku"seru (y/n) sambil tersenyum kearah rui

"Minaduki rui salam kenal" sapa rui dengan polos. Sambil menggumam
pelan,
'simotsuka'kata rui dengan pelan.

Teng..

Teng..

Pulang sekolah

"Dah (y/n) sampai nanti"kata ikkun sambil melambaikan tangan nya kearah (y/n) sambil tersenyum diikuti oleh oleh semua nya termasuk kakeru yg tidak tau (y/n) itu siapa.

(y/n) pun membalas dengan lambaian dan senyum yg tipis.

Tring..

Tring..

Suara telpon (y/n) yg berbunyi dia pun mengangkat nya dan menjawab nya.

'(y/n) apa kau sudah pulang, bergegas lah ke cafe di depan sekolah mu aku ada disana dan cepat ya kau belum ganti baju dan apa kau sdh berlatih untuk pertunjukan piano mu malam ini....'
(Y/n) hanya diam mendengar ocehan dari menejer nya ya siapa lagi kalau buka neko.

'Hey kau dengar'

'(Y/n)..'

'(Y/n)'

"Sudah ngoceh nya! Aku tau dan aku akan melakukannya dan ingat aku bukan pesuruh mu hanya karna kau mendapatkan perintah dari ibu ku untuk mengurus ku kau bisa mengatur hidupku" ucap (y/n) dengan dingin bicara di telpon itu.

Ya apa yg dialami (y/n) memang tragedi besar yg membuat keluarganya syok dan tertekan saat mendengar tragedi pembunuhan yg menimpa ayah dan ibu nya (y/n). Termasuk kaka nya sendiri iya simotsuki shun yg tengah debut waktu itu pun ikut syok mendengar nya.

Apa lagi yg melihat tragedi itu langsung dan mendapat ancaman dari si pembunuh dan pernah syok berat bahkan hampir menangis tiap malam ya yg melihat teragedi itu secara langsung adalah (y/n).

20 tahun lalu

Di malam yg gelap dan hujan deras rin yg sedang memainkan piano pun mendengar suara jeritan yg sangat keras dari beberapa pelayan dan juga ibu nya,awan nya iya acuh dan memilih tidur tapi saat melihat pintu kamar nya yg terbuka secara tidak langsung dia mendekati nya dan meliat banyak cairan berwarna merah menggenang dan dia melihat satu persatu para pelayan mati.

Dia menggetar karna hawa yg aneh dan pemandangan yg dia lihat begitu mengerikan,namun dia yetap berjalan dan sampai di satu ruangan asal dari suara ibu nya yg menjerit kesakitan akibat timpasan benda tajam tersebut dia pun masuk dan melihat itu secara langsung.

Membuat nya menbeku syok,dia hanya memihat nya dengan tatapan takut dan ngeri dan saat pedang itu mengenai kepala ibu nya hingga darahnya mengenai (y/n).

(Y/n) pun hanya membeku dia melihat si pembunuh berambut hitam beriris merah itu tertawa dengan wajah yg tertutup masker,(y/n) hanya diam sampai si pembunuh itu melihat (y/n) dan memegang dagu nya lalu berbisik 'bersiap lh gadis kecil yg selanjutnya bisa saja kau atau kaka mu'.

Laki laki itu tersenyum dan meninggal kan (y/n) dengan masih membatu disana.

Brak..

"Hime-sama" suara pelayan yg memanggil (y/n) lalu memeluk nya. Dia kemudian menutup mata rin dengan tangan nya.

Sambut teriangat kata kata ratu beberapa jam lalu sebelum tragedi ini terjadi.

'Neko seandai nya aku tidak bisa lagi mengurus anakku yg kecil itu aku mohon rawatlah dia bantu dia menjadi pemain piano yg bisa ku banggakan dan dibanggakan kakak nya dan aku mohon lindungi dia dari siapa pun dan asingkan dia dari keluarganya karna dia adalah anak yg hanya satu darah dengan ku bukan dengan ayah nya shun,meraka merdua lahir dari ayah yg bebeda tapi mereka tetap lh saudara jika anak itu sampai ditemukan oleh keluarga simotsuki maka dia akan dikucilkan atas kematian ku nanti jdi kumohon ganti nama belakangnya menjadi simotsuka, dan satu lagi lindungi dia'

'Berjanji nona aku tak akan membiarkan anak nona menderita aku akan melindungi hime-sama' seru neko dalam hati nya sambil memeluk (y/n).

Hingga kejadian itu (y/n) dan neko yg selamat pun memutuskan pergi dan meninggal kan vila yg mereka tinggali waktu itu dan memitus kan untuk menjauh dari keluarga simotsuki termasuk dari shun.

Dan menjaga (y/n) agar tidak syok dan menagis setiap malam lagi karna syok.

Littel Sister Simotsuki Shun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang