'01//duka

26 7 0
                                    

Suasana duka menyelimuti kediaman gathnez.

Karena riegan, ayah catrine dan renan sekaligus suami dari Davira meninggal dunia karena kecelakaan saat menjemput catrin yang sudah menunggu di tempat lesnya.

Kenapa tidak supir? Entah ada apa catrin mau ayahnya yang menjemputnya dan saat di perjalanan ke arah tempat les catrin mobil ayahnya menabrak truk yang sedang berjalan didepan nya.

Ayahnya buru buru dan mengendarakan mobilnya di atas rata rata karena catrin sudah menunggu 15 menit yang lalu.

~0~

Gadis yang masih menangis di kamarnya itu bernama catreina keluarga dan teman temannya memanggilnya catrin.

Kamar yang begitu berantakan tak di pedulikan oleh sang pemiliknya yang di pikirannya hanya ayahnya ayahnya dan ayahnya.

Bagaimana bisa iya bodoh menyelakai ayahnya sendiri? Begitu bodohnya dirinya!
Aku bodoh! Kalau saja aku tidak merengek minta jemput sama papa, pasti papa masih ada di samping ku! Batin catrin.

tokk Tokk...

Suara pintu kamar catrin di ketuk.

"non makan non dari kemarin non belum makan nanti sakit non" ucap orang di luar kamarnya.

"ntar aku makan sendiri bi" balasnya.

Ya. Yang memanggilnya adalah asisten rumah tangganya. Bi nani.

Tak lama kemudian..

Tok... Tokk... Tokkk....

Pintu kamarnya kembali di ketuk.

"sayang makan yuk, kita makan bareng bareng sama bang renan" ucap orang di luar kamarnya

Kali ini bukan suara bi nani tapi suara mamanya. Davira.

"iya ma, aku cuci muka dulu" balasnya, dan ada suara telapak kaki menjauh dari kamarnya.

Dia malas makan dan belum lapar, tetapi kalau mamanya yang sudah turun bicara ia tidak bisa menolaknya.

~0~

Usai mencuci muka dan membereskan sebagian kamarnya yang berantakan ia turun menuju meja makan yang sudah ada abang dan mamanya.

Iya menghela nafasnya.

Biasanya ada ayahnya yang duduk di samping mamanya dan di hadapan abang nya.

"hai sayang, kemarilah bi nani memasakan makanan yang sangat enak" ucap mamanya yang berusaha tegar di hadapan nya, tapi catrin bukan anak kecil yang tak tahu apa apa. Ia tau mamanya sedang menyimpan kesedihan nya.

Catrin melirik abangnya karena dari tadi abangnya menatapnya.

Tatapannya, tatapan yang selalu di tunjukan ke arahnya.

Tajam, dan penuh benci. Namun kali ini lebih menyeramkan.

Catrin takut melihat tatapan menusuk dari abangnya.

Ia memilih menunduk dan menggerakan tangannya mengambil piring.

Karena takut catrin tak sengaja menyenggol gelas berisi air putih milik abangnya.

PRANK!!

Tak lama kemudian abangnya berteriak

"KAU SELALU MENYUSAHKAN!" ucap abangnya dengan keras.

Abangnya memang suka berbicara keras kepada nya.

Ntah karena apa? Atau salah apa dirinya sampai sampai abangnya sangat benci padanya.

"renan.. Jaga bicaramu, Jangan berbicara kasar kepada adikmu sayang" ucap davina dengan lembut dan hangat.

"DIA SELALU MEMBUAT ULAH YANG MEREPOTKAN! DAN MENYUSAHKAN! APA LAGI SETELAH INI HAH? KAU YANG MEMBUAT AYAH MENINGGAL DENGAN TINGAH BODOH MU CATREINA! KALAU SAJA KAMU TIDAK MENYUSAHKAN PAPA, PASTI PAPA MASIH ADA DI SINI!! DASAR ADIK YANG TIDAK TAU DIRI!! MUAK SEKALI SAYA MELIHAT MUKAMU!" ucap renan dengan nada tinggi dan membentak.

Prank!!

Renan membanting sendok dan pisaunya yg berada di gengamannya ke atas piring nya dan membuat suara berisik dan segera meninggalkan meja makan.

Mamanya menghela nafas.

"catrin sayang, abangmu mungkin masih sedih atas kepergian ayahmu, jadi dia emosi, maafkan abangmu ya sayang" ucap davira sambil memeluk dan mengelus kepalanya. Entak sejak kapan mamanya ada di sampingnya.

"iya ma" ucap catrin.

Bukan hanya saat ini catrin menerima kata kata seperti itu dari abangnya.

Itu hanya kata kata penenang dari mamanya untuknya.

"sudah lah jangan menangis, pergi ke kamar dan tidur lah" ucap davira dengan lembut sambil melepas pelukannya.

Catrin hanya menganggukan kepalanya dan melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya.

Ia berencana pergi sekolah esok hari.

👣👣👣

Hai guys!!
Jangan lupa vote ya:')

Segini aja part satunya, Singkat singat dulu.

di tunggu part selanjutnya yaa!! :')

See you!! 💋

CATREINA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang