Malam ini

12 4 2
                                    

Entah ingin memulainya dari mana. Saat ini aku sedang rebahan, senyum-senyum sendiri membayangkan yang baru saja terjadi. Senang ? Iya. Bahagia ? Iya. Kaget ? Pastinya. Karna apa ? Salah satunya karna kamu mengajakku pergi kesuatu tempat dimana tempat itu akan di adakan acara nikahannya kakak kamu, Mas Eko. Dan semua sikap kamu yang membuatku terpesona. Awalnya bukan seperti itu. Tapi seperti ini

__________________________________________>>>

"Ku ganti ya filmnya may, ga asyik eh"

"Ya udah ganti aja nggak papa," jawabnya sambil meluruskan kakinya yang mungkin lelah dengan posisi duduk sila terlalu lama.

Selanjutnya kita nonton film action 2016, 'Wonder Women'. Aku mengambil sedikit makanan ringan di meja, karna aku memang tak bisa diam kalau lagi nonton.

"Ngantuk kah may ?" Tanyaku, yang ditanya hanya geleng-geleng.

"Headsetnya cuma dua ya ?" Tanya Usna pada siapa ntah, karna dia ngomong tanpa menoleh ke lawan bicaranya. Atau mungkin ke aku dan Amay, yang lagi nonton.

"Ya nanti ku beli yang cabangnya delapan, haha" gurauku. Dan melepaskan kabel headset di laptop. Ya karna aku ngrasa ga enak aja cuma nonton berdua.

Akhirnya kita nonton bareng, bertiga lebih tepatnya. Setelah beberapa menit, Amay mungkin ngantuk. Jadi dia merebahkan badannya ke kasur. Kebetulan kita nontonnya di kamar, jadi bisa sambil tiduran nontonnya.

"Ngantuk kah may ?" Tanyaku lagi

"Nggak kok, udah nggak papa nonton aja," jawabnya.

Awalnya Amay memang masih melek. Tapi entah kok udah merem aja pas aku noleh. Jadi kita nonton tapi cuma berdua karna Amay sudah tidur duluan. Yang selang beberapa menit ada telfon dari ayahnya usna. Dan aku nonton sendirian. Lama-lama karna malas ku matikan leptopnya, rebahan sambil musikan. Lihat story-story WA dan instagram.

Ada yang menarik sepertinya. Aku membuka story dari salah satu followingku yang berisi kata-kata

"Kau hanya belum mengenal dirinya lebih dalam, sehingga ketika iya berubah entah karena apa alasannya, kau malah bingung; menganggap dirinya sedang menjauhimu, padahal sikap aslinya dia memang seperti itu"

Iya seperti itu, ku buat story di instagramku dan langsung mendapat respon darimu.

"Nah tu"

Aku menjawabnya dengan membalas "Okey, mungkin aku belum mengenalmu lebih dalam" dan mengirim sebuah gambar quots ini.

"Pada akhirnya perempuan yang terus belajar, akan semakin pintar. Lalu sadar, mana lelaki yang memang berjuang untuknya atau mana yang sekedar membodoh-bodohinya."

Lalu dia menjawab "Memang itu" dan memberikan satu gambar quots juga.

"Akan ada yang lebih dan lebih lagi, maka yang seharusnya kita cari adalah seseorang yang akan slalu kita rasa cukup"

Karna memang aku sudah tak mau lagi dengannya. Karna terlalu lelah aku berjuang bertahan untuknya aku cuma membalas

"Terimakasih karna sudah mencintai perempuan yang ribet seperti aku. Perempuan yang banyak maunya, yang banyak ngambeknya, dan perempuan yang banyak rindunya. Sekali lagi terimakasih."
Terimakasih sudah pernah menyayangiku.

Lalu dia membalas dengan sebuah video narasi.

"Tau nggak ? Kita itu serasa punya prinsip ga berantem ga asik. Hampir setiap hari berantem mulu soalnya, dan hampir nggak ada jeda sama sekali. Tapi herannya, sampai saat ini, kita masih saling bertahan satu sama lain. Tidak perduli sebesar apapun masalahnya. Ternyata..... Setia itu simpel yah. Cuma lihat hubungan kita yang sekarang."

Dan video terakhirmu itu membuatku senyum-senyum sendiri di tengah malam. Entah rasanya seneng aja, kamu masih ngeyakinin aku kalo kita itu ada dalam suatu hubungan yang nggak harus di jelaskan dengan kata-kata. Tapi ya kembali lagi di awal. Apa aku masih sanggup menjalaninya setelah tiga tahun seperti ini.

"Bulan depan bisa ke jogja" Pesannya di WA setelah mengirim video tadi.

"Kamu ?" Kutanya balik. Karna aku bingung itu tanda tanya atau ngasih tau.

"Kamu yang tak suruh kok" jawabnya, oh ternyata tanda tanya. Abisnya setiap chatingan jarang make tanda baca atau emoticon. Jadi ya akunya sering bingung dengan pesannya.

"Loh kok aku ? Kenapa emang ?" Kenapa aku ke jogja ? Ya wajar kan aku tanya.

"Bisa nggak?" Balasnya, dan itu makai tanda tanya berarti lagi nanya.

"Tergantung keperluannya. Aku mah bisa* aja. Tp pondok harus ijin dengan alasan" balasku.

Dan setelah menunggu sekian menit dia nggak aktif lagi. Entah mungkin udah tidur. Tetakhir aku bales pukul 22:20, dia memang jarang begadang. Aku aja yang sukanya nakal begadang tiap hari. Kebiasaan di pondok si sebenarnya.

Lamaaa sekali aku nunggu. Yah yaudah lah mungkin kamu udah tidur. Mungkin di lanjut besok lagi.










___________________________________________<<<
Author : ya kurang lebihnya seperti itu lah. Itu kisahku di pukul 00:00 selesai. Besok dengan cerita baru lagi. Okeyy.🤗🤗🤗😍😅
*****************************************
Tetap stay nunggu aku nglanjut nulisnya yaa. Ikutin terus kisahku dengan dia. Seberapa greget dukungan mu untuk kita🤗🤗😍. Makasih suaranya🤗🤗😍😘.Semoga segala urusanmu di permudahkan.

Aku dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang