EPISODE 5

7.4K 449 14
                                    

EPISODE 5
#BERTEPUK_SEBELAH_TANGAN
TERPAKSA

"Kau gila."

Aku langsung melepaskan tangan Gabrian yang masih melingkar di bahuku setelah memastikan kak Vino sudah tidak berada disekitar kami lagi.

"Kita harus bicara."

Tanpa meminta persetujuan Gabrian aku langsung menyeret laki-laki itu pergi ke tempat yang lebih sepi. Beberapa pasang mata mulai menatap kami sambil tersenyum. Ah aku bisa gila jika terus-terusan berurusan dengan orang ini. Setelah sampai di tempat yang cukup tersembunyi, aku langsung menatap Gabrian tajam.

"Apa maksutmu berkata seperti itu di depan kak Vino? Kau taukan aku sedang mencari cara supaya bisa dekat dengan laki-laki itu?"

Gabrian bersidekap sambil tersenyum mengejek padaku.

"Apa yang begitu kau marahkan Raya? Bukankah dulu kau sendiri yang ingin memberi tau semua orang kalau kita sudah pernah tidur bersama? Lalu mengapa sekarang kau begitu marah hanya karna aku bicara seperti itu pada Vino?"

Aku melongo tidak percaya mendengar perkataan Gabrian yang memang sengaja ingin menyindirku. Sebenarnya dia mau apa sih? Aku mengacak rambutku sendiri dengan frustasi.

"Lupakan masalah itu. Ok baiklah aku tidak ingin memperumit keadaan kita dengan mengungkit apa yang pernah terjadi di antara kita, jadi sekarang kuanggap kita impas. Aku pernah mengancammu dan kau juga sudah melakukan hal yang sama, jadi tolong katakan yang sebenarnya pada kak Vino agar dia tidak salah paham."

Gabrian hanya tersenyum sambil memegang kedua bahuku. Sepertinya penjelasan panjang lebar yang baru saja kukatakan padanya sama sekali tidak akan membuat dia menjelaskan hubungan kami yang sebenarnya pada kak Vino.

"Dasar bodoh. Apa kau tidak sadar jika keberadaanku bisa membuatmu semakin diperhatikan oleh Vino?"

"Maksudnya?"

Gabrian melepaskan tanganya dari bahuku dan mulai memperhatikanku dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sejurus kemudian dia mulai mengeleng-gelengkan kepalanya. Apa sekarang dia sedang mengejek penampilanku? Menyadari hal itu aku langsung memukul bahunya.

"Aww. Kenapa kau memukulku?"

"Kau sedang mengejekku kan?"

"Siapa bilang? Aku memperhatikanmu karna aku sedang menilai penampilanmu secara keseluruhan. Setidaknya kau harus berpenampilan menarik untuk bisa menjadi pusat perhatian laki-laki yang kau sukai."

"Sama saja. Kau hanya memperhalus kata-katamu agar aku tidak marah kan?"

"Dengarkan aku Raya. Biasanya seorang lelaki akan bosan diikuti terus-terusan oleh perempuan yang tidak begitu di sukainya. Lain halnya jika kau tetap berada di dekatnya tapi tidak terlalu memperhatikan laki-laki itu lagi. Secara bertahap dia mungkin saja menyadari perubahanmu dan akan merasa kehilangan jika kau mulai mengacuhkannya."

"Apa iya?"

Aku mulai memikirkan perkataan Gabrian. Benar katanya. Jika kak Vino punya sedikit saja perasaan padaku, bisa jadi dia akan merasa kehilangan jika aku memutuskan untuk bersama orang lain. Masalahnya apa mungkin kak Vino akan terpengaruh dengan perubahanku?

"Tidak ada ruginya kau pura-pura jadi pacarku. Di satu sisi kau bisa membuat Vino mulai menyadari keberadaanmu, di sisi lain aku akan membantumu dalam hal penampilan dan mode agar kau terlihat lebih menarik di matanya. Bagaimana?"

Aku menatap Gabrian penuh selidik. Dia bukan tife orang yang mau bernegosiasi secara cuma-cuma. Jadi sebenarnya apa mau laki-laki ini?

"Kedengaranya sangat menguntungkan untukku, lalu apa untungnya buatmu? Sorry mulai sekarang aku tidak akan memanggilmu dengan sebutan kakak kecuali di depan Grisella dan Arron."

Bertepuk Sebelah Tangan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang