EPISODE 2

8.6K 471 12
                                    

#BERTEPUK_SEBELAH_TANGAN
Keinginan yang sedikit memaksa

"Tolong luluskan aku bekerja di perusahaan ini, kumohon."

"Kau gila? Atas dasar apa kau ingin diterima disini?"

"Aku tau. Tapi aku benar-benar membutuhkan pekerjaan. Kumohon."

Aku kembali memasang wajah memelas dihadapan laki-laki itu. Tapi raut wajahnya tidak menunjukan ekspresi kasihan sama sekali. Dia bahkan terlihat sedang mengejekku.

"Nilaimu memang lumayan, tapi kau sama sekali tidak punya pengalaman kerja atau keahlian khusus yang bisa membuatmu diterima."

"Bukankah selama bekerja aku juga bisa belajar dari seniorku? Aku orang yang cepat belajar. Percayalah. Lagipula kita kan pernah tidur bersama. Apa kau tidak ingin meloloskan teman tidurmu ini?"

"Jangan maruk. Jika kau bersikeras memaksakan kehendakmu agar bisa diterima disini, artinya kau mencuri kesempatan orang lain."

Aku diam. Dia benar. Jika aku memakai cara curang agar bisa diterima, artinya aku menyingkirkan orang lain yang memang memiliki kualifikasi untuk diterima di perusahaan ini. Semangatku menghilang. Sekarang harapan untuk satu kantor dengan Vino benar-benar pupus sudah.

Laki-laki itu terus memperhatikanku yang tidak berani lagi membantahnya. Aku malu. Malu karna sempat mengancamnya dengan kejadian konyol yang pernah terjadi pada kami berdua. Juga malu karna hampir mencuri kesempatan orang lain hanya karna keinginanku untuk bisa bekerja bersama Vino.

Aku melangkah gontai mendahului laki-laki itu meninggalkan ruangan kosong tempat dimana dia menyeretku tadi. Aku tidak bisa curang. Aku tidak ingin mencuri keberuntungan orang lain dengan kemampuanku yang pas-pasan. Sebelum benar-benar pergi aku berbalik menatap laki-laki itu dan membungkuk hormat padanya.

Dia tersenyum sambil mengacungkan jempol padaku. Senyumnya manis tapi tidak bisa mengusir perasaan kecewa yang hinggap begitu saja di hatiku. Kali ini dengan mantap ku tinggalkan kantor tersebut. Sudahlah tak ada jalan bagiku untuk diterima. Aku menyerah.
***

Dengan malas ku buka website perusahaan tempat dimana aku melamar pekerjaan seminggu yang lalu. Hari ini adalah hari pengumumanya. Aku tau aku tidak akan diterima, tapi boleh kan jika aku berharap? Dengan takut-takut kubaca satu persatu nama orang yang memiliki keberuntungan luar biasa tersebut.

Mataku terbelalak saat membaca namaku sendiri ada dalam daftar. Ini bukan mimpikan? Namaku berada di urutan ke 21. Eh bukankah mereka cuma menyediakan 20 lowongan pekerjaan? Kenapa mereka menerima 21 pekerja? Aku jadi sedikit bingung. Apa aku pegawai cadangan jika kebetulan ada yang mengundurkan diri?

Dengan penasaran kubaca jabatan yang akan kuterima diperusahaan tersebut. Lagi-lagi mataku terbelalak. Aku karyawan magang? Jadi aku bukan calon karyawan tetap seperti 20 orang lainnya yang diterima bekerja disana? Maksudnya apa?

Mulanya aku memang bingung. Tapi dengan sendirinya kebingungan itu berubah menjadi senyum. Aku tidak peduli pada jabatan atau status kepegawaianku di perusahaan tersebut, yang pasti aku sangat bahagia bisa diterima.

Vino tunggulah, aku akan datang padamu. Kau tau kan aku orang yang suka bekerja keras. Aku hanya tinggal berharap aku akan ditempatkan di divisi yang sama denganmu. Dengan begitu dengan sendirinya kita akan menjadi dekat. Segera kuraih ponselku untuk berbagi kabar bahagia tersebut dengan kedua sahabat baikku Grisella dan Arron.

Saya
Aku diterima di perusahaan Green wall

Arron

Benarkah?

Kau hebat Raya


Grisella

Bertepuk Sebelah Tangan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang