EPISODE 3

7.1K 436 12
                                    

#BERTEPUK_SEBELAH_TANGAN
Kecewa

Pukul 4 sore saat kantor tutup. Hari ini Grisella dan Arron berjanji akan menjemputku di kantor dan mengajakku makan malam diluar. Bahagianya punya sahabat seperti mereka. Mereka sangat mengerti keadaanku yang pas-pasan ini jadi merekalah yang mengambil inisiatif untuk mentraktirku makan. Padahalkan aku orang yang diterima bekerja.
Saat turun ke lobby, Arron ternyata sudah menunggu.

"Arron dimana Grisella?"

"Dia bilang mau menemui seseorang dulu."

"Siapa? Dia punya teman disini?"

"Entahlah. Kau tau kan Grisella itu selalu punya kejutan. Ngomong-ngomong apa kau sudah bertemu Vino?"

Aku tersipu malu saat Arron bertanya padaku. Bagaimana tidak? Saat Arron menyebut nama Vino saat itu pula ingatanku kembali ke kejadian tadi pagi.

"Hei Raya wajahmu yang memerah bisa membuat orang lain salah paham."

"Maksudmu?"

"Bisa saja orang lain mengira kau dan Vino sudah melakukan hal yang bukan-bukan. Padahal aku yakin kau hanya berhasil berjabat tangan dengan Vino."

"Waw kau luar biasa Arron."

Aku mengacungkan kedua jempolku pada Arron yang sudah menebak dengan tepat kejadian apa yang membuatku begitu senang.

"Gris disini."

Arron melambaikan tangannya pada Grisella. Aku tengah membelakangi Grisella saat itu. Saat berbalik untuk menyambut kedatangannya saat itulah mataku menangkap sosok yang sudah tidak asing bagiku. Laki-laki itu? Ada hubungan apa dia dan Grisella?

"Hei maaf sedikit lama. Kenalkan ini kakakku. Tidak apakan kalau dia ikut kita?"

"Aku sih tidak keberatan. Raya bagaimana denganmu?"

Aku tidak peduli pada pertanyaan Arron karna terlalu terkejut mendapati kenyataan kalau laki-laki yang bersama Grisella itu adalah kakaknya. Pantas saja wajah mereka mirip. Kupikir hanya sebuah kebetulan.

"Ka kakak?"

"Iya. Kakak yang sering kuceritakan pada kalian itu. Maaf baru sekarang mengenalkan kakakku soalnya kakak selalu sibuk."

"Di dia benar-benar kakakmu?"

"Iya Raya. Memangnya ada apa sih? Kenapa kau jadi gagap seperti itu?"

"Kakak yang mengantarmu pulang waktu itu?"

"Iya Raya."

Grisella tersenyum kikuk ke arahku. Aku tau dia gugup. Mungkin karna dia sedang berbohong. Jelas-jelas malam itu kakaknya tidur bersamaku, jadi bagaimana mungkin kakaknya bisa ada di dua tempat dalam waktu yang bersamaan.

"Kenalkan kak. Aku Arron."

Arron mengulurkan tanganya sambil tersenyum ramah pada kakak Grisella. Aku masih syok mendapati kenyataan kalau laki-laki yang tidur denganku waktu itu adalah kakak Grisella. Bagaimana bisa? Bagaimana ceritanya?

"Aku Gabrian. Senang berkenalan denganmu Arron. Sebenarnya aku sudah lama mengenal kalian berdua melalui cerita Grisella. Hampir setiap hari dia membicarakan kalian."

Lagi-lagi aku melongok. Jadi dari awal dia sudah mengenalku? Lalu mengapa waktu itu dia tidak mengatakan apa-apa?

"Kalau yang ini kakak pasti sudah kenalkan? Iya kan Raya?"

Ditanya seperti itu oleh Grisella, aku yang tidak fokus malah mengulurkan tanganku untuk mengajaknya berkenalan.

"Jadi kalian belum kenalan?"

Bertepuk Sebelah Tangan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang