CR'5

180 17 0
                                    

Adzan maghrib berkumandang. Ziu terbangun dari tidurnya yang terasa sangat nyenyak. Hal pertama yang Ziu lakukan adalah melihat bantalnya, takut jika ada jejak iler di sana. Apa kata dunia kalau cewek secantik dia ileran.

Mata Ziu memicing mencari keberadaan seseorang, yang tadinya berada di samping tubuhnya yang terlelap. Kemana? Pikir Ziu. Melihat TV sudah dimatikan, Ziu berpikir mungkin Rizky sudah tidak ada disana. Ziu naik ke lantai atas, mencari keberadaan Rizky.

"Ky?" Panggil Ziu. Ziu menempelkan telinga kanan nya pada pintu kamar tamu, mungkin Rizky ada di dalam. Samar-samar Ziu mendengar suara seseorang.

Ceklek

Pintunya tidak terkunci ternyata. Kepala Ziu masuk kedalam kamar sementara tubuhnya masih di luar. Rupanya lagi sholat? batin Ziu lalu menutup pintu kembali. Ziu kembali melangkah memasuki kamarnya yang berada tepat di sebelah kamar Rizky.

"Nggak mandi, nggak papa kali ya? kan... tadi cuma ketiduran? nggak keringetan dan nggak ileran juga." Ziu bermonolog.

Hatinya berbunga-bunga meskipun ia sendiri bingung sebab nya apa. Ziu tidur menyamping ingin rasanya kalau menikmati tidurnya lagi. Tapi ini sudah masuk waktu maghrib, kata orang pamali buat tidur. Jadi Ziu sekedar memejamkan matanya, menikmati waktu senggang yang ada.

"Zi?"

Tok tok tok
Ziu membuka matanya ketika terdengar ketukan di pintu. "Iya?" Sahut Ziu, dia turun dari kasur lalu membuka pintu kamar. Rizky sedang berdiri di sana.

"Udah shalat?" Tanya Rizky.

Ziu mengedipkan matanya beberapa kali sedang mencari alasan unuk berbohong kepada Rizky. "Gue... owh, lagi halangan." Jawab Ziu.

"Ada Adi di bawah. Kalau lho nggak sibuk, lho temuin."

Mulut Ziu menganga. Ngapain tuh kuman kesini?

"Gue ke bawah duluan, lho jangan lupa." Rizky mulai meninggalkan Ziu untuk menemui Adi yang baru datang lima menit yang lalu.

Adi datang atas permintaan Rizky, karena berdua saja dengan Ziu itu terasa kurang nyaman. Ya... meskipun ada mbak Muna bersama mereka.

Mendapat telepon yang tiba-tiba dan ternyata menguntungkan, tentunya Adi segera bergerak cepat. Adi tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan untuk bertemu dengan Ziu. Yang sering dia sebut Sweety.

"Ziu kemana Ky?"
Adi sedikit kecewa saat Rizky turun dari tangga hanya sendirian. Sedari tadi wajah Ziu yang ngangenin terus saja menggelitik. Ingin rasanya segera bertemu.

"Masih diatas, bentar lagi juga turun." Rizky duduk di sofa berseberangan dengan Adi. "Santai kali." Lanjut Rizky menyemangati.

Di atas Ziu blingsatan di atas ranjang, sungguh malas mau ketemu Adi di bawah. Ziu selalu merasa bangga, saat dirinya berpredikat cewek paling cantik di lingkungan nya. Namun jika predikat itu harus menarik perhatian lebih dari Adi? oh no! Ziu tidak sudi. Meskipun Adi selalu baik dan menaruh perhatian lebih, Ziu sedikitpun tidak tertarik. Ketertarikan nya hanya ada pada Rio, anak temen mama nya yang entah apa kabarnya.

Lima belas menit berlalu.

"Lho yakin dia ada di rumah?" Tanya Adi sudah tidak sabar.

Rizky mengangguk, "Dia ada di atas. Tapi nggak tau juga?" Ucap Rizky santai.

"Gue ke atas aja ya Ky?" Ucap Adi beranjak berdiri. Rizky melongo.

"Eh, eh! Nggak ada acara ke atas. Lho tunggu sini!" Ancam Rizky lalu membuka obrolan chat bersama Ziu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cita RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang