Forbidden Love 5

2.8K 437 10
                                    

Setelah perkenalannya beberapa hari yang lalu keduanya tak pernah lagi bertemu, Dewi yang sibuk dengan pekerjaannya dan Ben pun sibuk dengan pekerjaannya pula.

Hari ini setelah selesai melakukan penyelidikannya Dewi segera pulang ke apartemennya, sebelum menuju unitnya ia mampir di mini market yang berada di lantai dasar apartemen tersebut untuk berbelanja isi dapurnya. Dewi keluar dari mini market tersebut dengan banyak kantong belanjaan, ia terlihat kesulitan membawa plastik belanjaannya dan seorang pria yang kebetulan melintas bergegas membantunya membawakan kantong belanja tersebut.

"Saya bantu" pria yang tak lain adalah Ben itu bergegas mengambil kantong-kantong belanja itu dari tangan Dewi.
"Saya bisa sendiri" ucap Dewi.
"Jangan menolak Wi, saya benar-benar ingin membantumu" ucap Ben.

Dewi tak lagi membalas ucapan Ben ia hanya terus berjalan menuju lift untuk menuju unitnya yang berada di lantai 4. Tiba didepan unitnya Dewi mengambil kembali kantong belanjanya yang berada di tangan Ben.

"Terima kasih" ucap Dewi tanpa berbasa-basi.
"Saya tidak diajak masuk" canda Ben.
"Maaf saya ingin cepat istitrahat" ucap Dewi secara halus.
"Oh baiklah, kalau begitu selamat istirahat Wi" ucap Ben.
"Ya kamu juga" ucap Dewi yang kemudian segera menutup pintunya.

Dewi segera membawa barang belanjaannya ke dapur dan meletakkan sesuai pada tempatnya, setelahnya ia segera mandi lalu duduk didepan televisi sambil menikmati secangkir teh.

Sementara itu Ben hanya sebentar berada di apartemennya pria tampan itu, menuju sebuah tempat untuk melakukan transaksi besar dengan seorang bule, ia dengan kepintarannya begitu rapi menyusun rencana agar tak tercium para intel tersebut. Setelah selesai transaksinya Ben dan beberapa anak buahnya berpesta di rumah yang juga menjadi markasnya, dan tentu saja dalam pesta itu juga ada beberapa perempuan yang bisa digilir.

Tengah asik berpesta dan tertawa bersama perempuan yang berada dipangkuannya Ben di kagetkan dengan kedatangan Suci, perempuan yang selama ini selalu mengejarnya dan meminta sentuhannya.

"Bos" sapa Suci, ia mendelik kesal melihat perempuan yang berada dalam pangkuan Ben.
"Ada apa? saya rasa saya tidak ada urusan denganmu" sahut Ben sambil mengeratkan pelukannya pada perut perempuan barunya.
"Bos saya..."
"Pergilah saya ingin bicara sebentar dengan perempuan ini" bisik Ben
pada perempuan yang berada dalam pangkuannya itu.
"Baik bos" angguk perempuan itu.

Ben berdiri dari duduknya ia menarik tangan Suci menjauh dari kerumunan anak buahnya. Suci tersenyum penuh arti, pikirnya Ben berubah pikiran dan ia sendiri akan mendapat sentuhan panas yang menggairahkan dari pria itu.

Namun ternyata apa yang dipikirkan Suci salah besar, Ben justru membawanya ke hadapan Agusto supirnya yang juga ayah Suci sendiri. Ben meradang kesal menatap Suci ia mendorong perempuan itu ke arah Agusto.

"Putrimu ini sudah mengganggu kesenanganku, aku peringatkan sekali lagi dia berulah maka aku tidak segan untuk memecahkan kepalanya, aku tidak peduli sekali pun dia seorang perempuan" ucap Ben dengan sangat kejam.
"Maafkan putri saya bos, saya pastikan dia tidak akan berulah lagi" ucap Agusto menunduk.
"Bos... saya hanya ingin kita menikmati waktu bersama lagi, berdua di dalam satu ruangan dengan keringat yang menyatu, saya rela membuka lebar paha saya untuk bos" ucap Suci dan membuat Ben tersenyum menghinanya.
"Suci" tegur Agusto.
"Bawa putrimu pergi dari sini Agusto" ucap Ben.
"Bos... teganya bos mengusir saya, apa bos lupa kita pernah menghabiskan malam bersama" ucap Suci dan selama ini belum ada satu perempuan pun yang bicara seberani dirinya pada Ben.
"Terlalu banyak perempuan yang memuaskan saya sampai saya lupa pernah menghabiskan malam denganmu nona" ucap Ben yang kemudian berlalu dari hadapan Suci dan Agusto.

Suci menatap kesal ayahnya lalu pergi dari hadapan pria itu, namun belum lagi ia menjauh terdengar suara ayahnya memanggil.

"Mau ke mana lagi kamu Suci?" ucap Agusto.
"Ke tempat yang bisa memberiku kepuasan dan uang" ucap Suci.
"Cukup Suci sudahi pekerjaanmu ini, sudah cukup semuanya. Carilah pria yang mau menikahimu, jangan terus terjerumus dalam lembah dosa" ucap Agusto pada putrinya.
"Kalau ada pria kaya yang mau menikahiku maka aku mau berhenti dari pekerjaan ini" sahut Suci dengan senyumnya.
"Ya Tuhan nak ayah tidak pernah mengajarkanmu berperilaku seperti ini" ucap Agusto.
"Dari ayah aku belajar dunia ini, dari lingkungan ayah aku tau dunia ini" sahut Suci yang kemudian berlalu dari hadapan sang ayah.

---

Dengan pakaian olahraganya Dewi keluar dari unitnya, ia berencana untuk lari di sekitar apartemen saja. Namun saat baru keluar ia berpapasan dengan Kevin yang baru pulang dan terlihat dari wajahnya nampak pria itu kelelahan.

"Mau olahraga Wi?" tanya Ben.
"Anda tidak melihat pakaian yang saya kenakan?" sahut Dewi ketus.
"Ketus amat sih, dan bisakah kita bicara santai saja, tidak usah terlalu formal" ucap Ben.
"Terserah, permisi" ucap Dewi yang kemudian berlalu dari hadapan Ben.
"Cantik, seksi, dan sangat menggiurkan" gumam Ben sambil menatap punggung Dewi yang menghilang dibalik pintu lift.

Ben kemudian berjalan menuju unitnya ia ingin berendam dan beristirahat, tidur seharian penuh, ia merasa sangat lelah setelah satu malam suntuk berpesta dan menghabiskan malam bersama perempuannya. Perempuan baru yang tentunya selalu memuaskan nafsunya.

❤❤❤

Part selanjutnya bisa kalian baca di aplikasi KBM (on going).


Atau bisa download ebook di playstore (TAMAT)

***

Bab 5
22/7/2019

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang