Pagi yang sangat cerah, Fayola dan Fandy kembali berangkat bersama setelah sekian lama. Bisik bisik murid pun kembali terdengar, bermacam macam. Tapi kedua sejoli itu tidak menghiraukannya.
"Ini masih pagi loh, masih di parkiran aja udah kaya gini."dumel Fayola seraya mencopot kaitan helmnya.
Fandy tertawa sembari mengambil helm kekasihnya. Lalu Fandy menangkup pipi Fayola."Biasa, kan kita Couple goals kesayangan SMA Angkasa. Gak usah di dengerin ya."
Fandy merogoh saku celananya, mengambil sebuah headset. Lalu mengambil satu headset untuk ia pasang di telinga Fayola dan satu lainnya di telinganya sendiri. Fayola tersenyum saat mendengar alunan lagu dari Kahitna yang berjudul Cantik. Lalu Fandy merangkul pundaknya berjalan meninggalkan parkiran.
Tanpa mereka sadari terdapat seseorang yang daritadi memperhatikan mereka dari balik pohon dengan pandangan yang tak bisa diartikan.
"Bahagia terus ya fe, akhirnya lo bahagia sama orang yang lo cintai. Gak kaya pengecut ini yang cuma bisa mengagumi lo dari kejauhan."ucap seorang itu lirih tanpa didengar oleh siapapun. Kemudian ia menaikkan tudung hoddie nya berjalan ke kelas.
"Mang, nasi goreng dua ya!"
Mang Ujang yang sedang menata piring terkejut akibat Fandy yang tiba tiba datang bersama Fayola. Mang Ujang mengelus dadanya seraya mengucapkan istighfar berkali kali.
"Kalian ngagetin amang aja."
Fandy hanya tersenyum jahil seraya mengangkat dua jarinya. Mang Ujang tiba tiba terfokus pada tangan Fandy dan Fayola yang bergandengan.
"Eh Alhamdulillah, neng Fayola sama mas Fandy udah baikan ya."Fandy dan Fayola mengangguk seraya tersenyum.
"Oke sekarang mas Fandy dan neng Fayola bisa duduk dulu, biarkan mang Ujang membuatkan nasi goreng spesial buat kalian. Karena kalian udah baikan amang kasih diskon, beli satu dapat satu!"
Fayola tertawa, sedangkan Fandy melayangkan protes."Lah, sama aja dong mang?"
"Hehe ya masa beli satu dapat dua, ya rugi dong amang."
"Yeuuuu, yaudah kita tunggu ya mang."
Sesampai meja, Fayola duduk bersebrangan dengan Fandy. Ia menaruh tasnya di samping kursinya lalu mengintrogasi pacarnya yang sedang bermain ponsel."Kenapa gak sarapan?"
Fandy menutup layar ponselnya lalu meletakkan ponselnya di meja."Kesiangan yang aku gak sempet bikin sarapan, mama nyusul papa ke luar kota. Bibik juga lagi pulang anaknya lahiran."
"Kasiannya pacar aku. Kamu kan bisa bilang ke aku, nanti aku buatin sarapan buat kamu."
"Mana tega aku ngerepotin pacar aku pagi pagi, nanti aja kalau udah istri gak papa."Fandy menaik turunkan alis, Fayola merasa geli lalu menggeplak telapak tangan Fandy.
Ponsel Fayola bergetar menandakan telfon masuk. Bukannya mengangkat, Fayola malah mematikan ponselnya.
"Siapa? Selingkuhan kamu ya makannya kamu matiin?"tanya Fandy penuh curiga, bahkan wajahnya sudah maju mendekat ke Fayola.
Fayola mendorong wajah Fandy agar menjauh."Enak aja, aku kan gak gampang selingkuh kaya kamu, itu si Lita."
"Yaampun yang kan aku udah jelasin, ngeri banget ah cewek cewek ini suka banget mengungkit hal yang sudah terjadi."Fandy memegang dadanya dramatis, berpura pura menangis.
"Makanya kalo ada apa apa itu ngomong, bukan diem aja terus nyuruh orang lain ngertiin."
Fandy menempelkan telunjuknya ke mulut Fayola seraya menggeleng. "Sayang, no no ya aku gak suka. Kita baru baikan dan aku lagi menikmati momen kita romantis lagi. Jadi jangan memulai percakapan yang membuat api itu kembali muncul ya sayang. Jadi kita ganti topik nya, ngapain Lita telfon kamu pagi pagi dan kamu tidak mengangkatnya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Fayola
Teen FictionMereka yang paling dekat seringkali menjadi yang paling jauh. Cause when trust breaks, love fades~