"Bersyukurlah dari hal sekecil apapun itu. "
"Appa.. mau kemana? "
Lisa mencegah sang appa yang sudah bersiap memasuki mobilnya.
Orang yang dipanggil appa oleh Lisa itu menampakan wajah paniknya mendapati anaknya yang sudah pulang kuliah sepagi ini.
" Kamu gak kuliah? " tanyanya.
" Ada barang yang tertinggal," jawab Lisa cepat. "Bukannya hari ini Appa menemani Eomma check up? "
" Jadwalnya diundur jadi sore hari, kamu bisa menemani eomma mu?"
Lisa sedikit berpikir. "Aku ada kelas sore. Appa mau pergi kemana?" tanyanya sekali lagi, jika appa-nya tidak menjawab ia akan marah saat ini juga.
"Ada rapat mendadak di perusahaan. Appa kasih bocoran..." sang appa memberi isyarat untuk mendekat, Lisa berjalan menghampiri.
"Grup kesukaan mu itu akan comeback," bisiknya.
"iKON?" tanyanya memastikan.
"Siapa lagi? Grup lain semua anggotanya pergi wajib militer. "
Lisa sedikit lega bahwa feelingnya memang benar sang appa ada rapat mendadak, tidak untuk hal lain.
" Good luck! " Lisa menyatukan ibu jari dan jari telunjuknya.
Appa tersenyum senang mengetahui anaknya tidak lagi marah dengan persoalan dua hari kebelakang ini. Atau lebih tepatnya Lisa masih memendam itu dan bersikap seolah hal kemarin lusa tidak pernah terjadi.
"Appa berangkat, " pamitnya.
Lisa melambaikan tangan. Setelah itu masuk ke rumah mencari keberadaan sang eomma.
Pendengarannya menangkap suara air mengalir dari arah dapur dan mendapatkan eomma yang sedang membilas piring.
"Eomma, sini biar aku saja yang mengerjakan. " Lisa mengambil alih piring kotor dari eomma-nya, ia tidak ingin melihat eomma-nya drop seperti tahun lalu.
"Bukannya kamu kuliah, sayang?" sang eomma tampak terkejut dengan kehadiran Lisa.
"Sebenarnya hari ini aku gak ada mata kuliah, hanya bosan di rumah jadi keluar sebentar tadi pagi hehe.. " Cengirannya membuat sang eomma tertawa dan refleks mengusak kepala Lisa.
" Aaaa.. Eomma, rambut ku udah rapi gini. " Lisa memanyunkan bibirnya.
" Sst.. Jangan manyun-manyun gitu, udah kaya bebek aja. " Eomma menunjuk bibir Lisa.
" Kaya bebek, gini-gini aku anaknya appa Jongin sama eomma Krystal dong, " ucapnya bangga.
Ada sedikit rasa bangga memiliki appa seorang pemilik perusahaan musik terkenal di Korea dan memiliki eomma mantan atlet baseball.
Tidak ada anak yang tidak bangga pada orang tuanya.
Krystal tersenyum manis atas pengakuan mendadak dari anaknya.
———
Jongin menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia selalu dihantui oleh permintaan Jennie untuk terakhir kalinya.
"Semoga anak itu masih tinggal. " Jongin melirik GPS yang menunjukkan lokasi tidak terlalu jauh dari tempat ia berada.
Lima belas menit berlalu. Jongin sampai di tempat tujuan. Ia memandang rumah berlantai dua dengan cat berwarna putih yang melapisi setiap sisi rumah, halamannya tidak terlalu besar tapi cukup untuk menampung satu mobil dan beberapa motor sekaligus.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE
FanfictionKebanyakan orang menginginkan mimpinya terwujud. Tapi tidak untuk Felix. Kenapa? Karena Felix tidak ingin orang yang ia sayangi pergi untuk kedua kalinya. ××16.06.19××