"...Haechan..?"
Merasa namanya dipanggil dengan suara yang tidak asing itu membuat pemuda berpipi gembul itu terdiam.
"Jaemin?"
"Yes, ternyata bener Haechannie~"
Bukannya bangun Jaemin malah bersorak ria mengetahui ia tidak sendiri di gedung menyeramkan ini."Tck, kau berat, awas!"
Haechan menggeliat tidak nyaman dibawah tubuh berat Jaemin yang menimpanya dengan tidak elite."Ups, maaf."
Jaemin segera berdiri dan membantu Haechan untuk berdiri.
"Hyuckie, ngapain malam-malam gini?"
Jaemin memperhatikan Haechan yang tengah membersihkan bajunya yang kotor akibat terjatuh dan ingin membantu membersihkan celananya namun ditepis oleh pemilik."Jangan sentuh, dasar mesum."
Haechan menatap tajam Jaemin.
"Aku baru siap latihan untuk pengambilan nilai."Jaemin menatap Haechan tidak percaya. Ia dikatai mesum. Bukan sekali, melainkan dua kali.
"Kau sendiri?"
"Latihan. Aku kan anak rajin."
Jaemin menyibakkan rambutnya sewarna cotton candy kesukaan Donghyuck yang dibalas dengan tatapan jijik.
"Kau sudah mau pulang kan? Ayo pulang bareng."
Jaemin tersenyum semangat. Ia selalu ingin pulang dengan teman seperti di drama-drama yang ia nonton.Donghyuck mengangguk singkat lalu berjalan duluan diikuti Jaemin yang segera menyusul disebelahnya.
Mereka tidak berjalan dalam keadaan hening melainkan ditemani dengan suara senandung Jaemin yang bersemangat.
Rasa takutnya hilang begitu saja ketika melihat pemuda manis yang tengah berjalan disampingnya itu.***
"Loh, kenapa tidak bisa dibuka?"
Haechan mencoba membuka gerbang asrama dengan sekuat tenaga namun nihil. Pintu itu terkunci.Jaemin menepok jidatnya. Ia lupa dengan perkataan Lucas.
"Aku lupa! Asrama dikunci pukul 10 malam.""Hah?!! Gimana nih?!!" Haechan berujar panik. Tubuhnya sudah lelah dan lengket. Ia ingin tidur dengan nyenyak malam ini mengingat besok adalah hari minggu. Batal sudah rencana indahnya.
Jaemin berpikir sejenak sebelum akhirnya mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Hei bocah nakal! Kenapa kau menghubungiku di jam segini?!"
"Ya halo juga Jaehyun hyung."
Jaemin menjawab 'sapaan' managernya dengar sarkasme.Terdengar dengusan dari ujung telepon sebelum Jaehyun kembali menjawab.
"Jadi kenapa menghubungiku?""Aku dan temanku ga bisa masuk asrama hyung."
"Pasti kau latihan terlalu malam. Dasar kebiasaan, tunggu disana, aku akan menjemputmu."
"Tidak perlu hyung, aku hanya ingin izin untuk ke apartemen milikku."
Jaemin melirik Haechan yang masih sibuk menggerutu dan mengeluarkan sumpah serapah melalui bibirnya yang berbentuk hati sambil terduduk di tangga depan gedung.
Terlihat sangat menggemaskan."Baiklah, hyung akan memberitahu sajangnim. Beruntung besok adalah hari Minggu, kalau tidak kau akan mati ditangannya."
"Heheheh, terima kasih hyung."
Setelah mengakhiri percakapan dengan managernya, ia segera menghampiri Haechan.
"Hyuckie, aku sudah izin untuk pulang ke apartemenku di dekat sini. Ayo, jangan sampe terlalu larut."
Haechan memandang Jaemin dengan mata berbinar.
"Kau punya apartemen? Milikmu sendiri? Kau tidak tinggal dengan member lain?"
Mengingat ia tinggal bersama hyungnya membuat Haechan merasa memiliki apartemen itu sangat keren."Aku tetap tinggal dengan memberku kok, aku hanya sesekali pulang ke apartemenku."
Jaemin dan Haechan berjalan keluar dari wilayah sekolah bersampingan.
"Keluargamu?"
"Aku pindah kesini sendiri."
"Hoo, pantas saja kau terlihat sangat bahagia saat melihat Jisung-ie, kau pasti merindukan mereka."
Haechan mengingat betapa lebarnya senyuman Jaemin saat bertemu adik nya yang kelebihan kalsium itu di kantin kemarin."Awwww, ternyata Hyuckie memperhatikan kuu~~ Aku jadi malu~"
Mendengar respon Jaemin membuat wajah Haechan memerah.
"Bukan! Aku bukan memperhatikanmu! Itu karna suaramu terlalu keras, bodoh!"
Beruntung karna ini dalam keadaan malam hari sehingga cahaya remang membuat Jaemin tidak melihat betapa merahnya wajah Haechan."Iya-iya, jangan menyebutku bodoh juga dong!"
Jaemin mengerucutkan bibirnya pura-pura ngambek.
"Nah ini dia apartemennya."Haechan menatap bangunan mewah itu dengan mulut terbuka lebar.
"D-disini?"Jaemin mengangguk dengan semangat lalu menarik tangan Haechan untuk mengikutinya.
***
Haechan menatap ruangan serba putih itu dengan mata berbinar. Ini adalah tempat tinggal impiannya dari dulu. Ruangan-ruangan luas, bersih dengan perabotan minim dan mewah.
Haechan berdecak kagum, seberapa kaya sih keluarga Jaemin ini."Kau pasti kelelahan."
Suara Jaemin menginterupsi kegiatan 'mari mengagumi rumah Jaemin'.
"Istirahatlah, kamarmu yang disana, kamar mandi ada didalam, sudah ada peralatan mandinya, aku akan mengantarkan baju ganti untukmu."Haechan hanya mengangguk dengan semangat. Ia benar-benar lelah dan butuh istirahat. Untung saja ada Jaemin. Ternyata ia tidak seburuk perkiraannya. Hanya terkadang kelebihan kepercayaan diri saja.
Setelah Jaemin masuk ke kamarnya, Haechan berjalan dengan mulut yang terus bersenandung ria masuk ke kamar yang ditunjukkan Jaemin tadi.
TBC
Thank you for reading^^
Jangan lupa di vote dan comment, see you next chapter~
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream High
RomanceMenceritakan kisah seorang pria manis bernama Haechan dalam mengejar mimpinya menjadi seorang idol dan dipertemukan kepada Jaemin yang merupakan member NCT, salah satu boy group terkenal. *Inspired by Dream High Drama Pairing: Nahyuck/Jaehyuck/Hyuck...