.Xiao Yu.[7]

149 19 0
                                    

Hari ini, malam ini, menit ini, dan detik ini juga hujan turun begitu lebat mengguyur negeri Tirai bambu china, lebih tepatnya Tianjin. Yunna gadis berambut panjang dengan dress putihnya tengah meringkuk memeluk lututnya sendiri, pikirannya kosong. Tidak punya tujuan, ia bisa saja kembali kekayangan, tapi ia butuh dua pohon yang berdambingan sebagai pintu masuk maupun keluar. Dan sayangnya disini tidak ada, ia ikhlas jika harus ditinggal. Tapi bukan berarti ia harus ditinggal tanpa kepastian, jika ditanya ia kecewa atau tidak maka jawabannya tidak. Tuhan mengirimnya untuk menemani anak lelaki itu, tapi jujur hatinya sedikit berdenyut nyeri. Detak jantungan melemah karena dingin. Hingga sepasang sepatu berhenti tepat didepannya dan hujan yang mengenai sedikit kepalanya terhalang oleh sesuatu. Yunna mendongak menatap anak lelaki yang kini tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Yunna mengangkat sebelah tangannya mengisyaratkan bawa aku, hingga lengan kekar yang masih terlihat mungil itupun meraih tangan Yunna, gadis itu bangkit menatap dalam Zeyu yang kini tengah berdiri dihadapannya dengan payung transparant ditangannya.

"Kau tahu apa yang aku benci dari diriku sendiri? Pergi meninggalkan seseorang tanpa kabar." Ucapnya pelan.

Yunna tersenyum manis, tidak sia sia ia menunggu hingga larut jika lelaki ini benar benar kembali.

Flashback

Zeyu mengacak acak rambutnya frustasi ia bingung dengan dirinya sendiri, disatu sisi ia tidak mungkin membawa gadis itu pulang dan disisi lain ia meninggalkan gadis yang bahkan tidak mengenal namanya sendiri. Hingga suara lembut terdengar ditelinganya, begitu jelas dan dekat seakan akan seseorang itu berada disebelahnya. Tapi dugaannya salah, tuhan telah menentukan orang itu kebagian hatinya yang terdalam.

'Aku harus menunggu seseorang.' Hingga hatinya terketuk untuk kembali ke Mall meski jam sudah menunjukan tengah malam.

Menatap penuh penyesalan pada gadis yang tengah meringkuk kedinginan jauh disebrang sana, kakinya melangkah pelan sambil menatap gadis yang tidak bergerak sama sekali.

»»»

Kini Yunna tengah memakan pasta buatan Zeyu, gadis itu memakan menggunakan kedua tangannya. Bukannya pelit sumpit tapi Zeyu bersumpah telah memberikan sumpit, sendok, dan garpu tapi Yunna malah lebih suka makan menggunakan tangan. Hingga membuat semua wajahnya kotor karena bumbu pasta.

"Seharusnya kau pulang saat aku tidak datang." Ucap Zeyu. Yunna menghentikan acara makannya, ia mengangkat kepalanya menatap Zeyu lamat. "Aku tidak berjanji untuk kembali saat itu, harusnya kau pergi. Bukannya malah duduk dan menungguku."

Yunna membersihkan tangannya dengan tisu yang diberikan Zeyu, ia menatap Zeyu sayup. "Seseorang berkata padaku, Tunggu disini. Aku akan segera kembali." Yunna tersenyum lalu menundukkan kepalanya sebentar lalu mendongak menatap Zeyu.

"Lalu? Kenapa kau kembali?" Tanya Yunna pelan.

"Aku sudah katakan padamu, bahwa aku tidak suka pergi tanpa alasan, apalagi meninggalkan seseorang yang benar benar tulus menungguku." Yunna tersenyum kecil.

"Kau boleh menginap dirumahku. Tapi jika orang tua ku kembali kau harus pergi, aku tidak mau mereka berfikiran buruk tentangmu."

"Baiklah. Tapi biarkan aku menemanimu."

"Hah??" Yunna melotot bodoh. Sedangkan Zeyu menatap Yunna penuh tanda tanya.

"M-maksudku. Kau harus menemaniku, ya menemani." Zeyu berohria. Lalu mengangguk kecil.

"Sekarang mandilah, aku akan berikan bajunya. Tunggu..."


»»»


Kini Yunna tengah menatap langit langit kamar adiknya Zeyu, ya. Zeyu mengizinkannya untuk menempati kamar sang adik untuk sementara waktu, sampai orang tua dan adiknya kembali. Ia masih punya hati sampai tidak tega menyuruh gadis itu untuk tidur di sofa, kejamnya.





[]



Akan ada ekstra part!!!!

SWEET ANGEL [Xiao Yu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang